Teknologi Salibu, Kearifan Lokal Petani Padi Tanah Datar

Petani Padi Tanah Datar

Ilustrasi pertanian (pixabay)

Langgam.id - Teknologi Salibu, teknik menaman padi dengan cara memanfaakan rumpun padi sisa panen, hari ini menjadi kearifan lokal bagi petani di sejumlah nagari di Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat.

Berdasarkan penelitian, rumpun sisa panen masih bisa menghasilkan tunas baru yang akan membentuk populasi tanaman baru yang bisa berproduksi nyaris sama dengan hasil penanaman awal.

Meningkatkan intensitas panen padi pada lahan sawah dapat menjadi solusi alih fungsi lahan pertanian, apalagi di tengah pandemi covid-19.

Mengombinasikan teknologi jajar legowo [Jarwo] dengan Salibu yang mampu menekan biaya produksi namun indeks panen meningkat hingga tiga kali atau lebih dalam satu tahun, seperti diterapkan oleh petani Nagari Tabek di Kecamatan Pariangan sebagai kearifan lokal di Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat.

Penyuluh Nagari Tabek, Widya Erja Syafitri mengatakan bahwa pihaknya tiada henti mendorong petani padi meningkatkan produksi, dengan menerapkan teknologi Salibu. Keunggulan utama, tanpa olah tanah sementara manfaatnya adalah meningkatkan indeks panen hingga tiga atau empat kali satu tahun.

"Produktifitas sama dengan tanam perdana, sekitar enam hingga tujuh ton per hektar. Salibu menghemat biaya produksi sekaligus meningkatkan produktifitas dan pendapatan petani, karena dapat mengurangi biaya olah tanah," katanya.

Menurutnya, Salibu merupakan teknologi sederhana yang dimodifikasi dari kebiasaan petani Nagari Tabek. Jerami tidak dibakar sehingga peluang pengembalian bahan organik atau jerami lebih besar, terutama dari sisa potongan batang setelah panen.

"Teknologi ini sangat bermanfaat bagi daerah yang kekurangan tenaga kerja sangat membantu proses produksi, karena sampai panen tiga kali atau IP3 tanpa pengolahan tanah," katanya melalui pernyataan tertulis yang dihimpun Pusat Penyuluhan Pertanian [Pusluhtan BPPSDMP].

Petani Nagari Tabek mengombinasikan dengan Jajar Legowo [Jarwo] 2:1 dan 4:1. Manfaatnya, cahaya matahari yang diterima tanaman lebih maksimal sehingga mendorong fotosintesa maksimal, ditandai dengan malai terisi sempurna [minimal gabah hampa].

"Rumpun padi pun bertambah, dengan adanya tanaman sisipan dalam baris. Memudahkan petani mengendalikan hama dan penyakit seperti tikus dan blast," kata Widya.

Penyuluh Pusat di Kementerian Pertanian RI, Edizal melaporkan kombinasi Salibu dengan Jarwo 2:1 dan 4:1 akan dilanjutkan dengan teknologi Salibu setelah panen.

Diketahui, umur pertanaman padi di Nagari Tabek hingga awal Juni 2020 berkisar 85 hingga 95 hari setelah tanam.

Menurut Edizal, teknologi Salibu sejalan dengan instruksi Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo kepada seluruh insan pertanian untuk melaksanakan dua langkah konkrit yakni penanaman lebih cepat dan bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan pangan rakyat di tengah pandemi Covid-19.

Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi mengatakan, krisis pangan dapat ditangkal, dengan catatan pertanian tidak boleh berhenti. "Meskipun besok kiamat, kita harus tetap menanam. Petani tetap gas pol tanam. Pangan harus selalu tersedia. Tidak boleh ditunda apalagi dihentikan," pungkasnya. (Osh)

Baca Juga

Jalan Provinsi di 7 Pintu Masuk Tanah Datar Rusak, Bupati Eka Temui Bina Marga
Jalan Provinsi di 7 Pintu Masuk Tanah Datar Rusak, Bupati Eka Temui Bina Marga
Festival Pesona Saghibu Dulang di Nagari Jeruk Purut Tanjung Barulak
Festival Pesona Saghibu Dulang di Nagari Jeruk Purut Tanjung Barulak
Bupati Tanah Datar, Eka Putra membuka event Sumarak Labuah Babudayo yang digelar di Nagari Labuah, Kecamatan Lima Kaum, Jumat (12/4/2024).
Sumarak Labuah Babudayo Jadi Pembuka Progul Satu Nagari Satu Event Tanah Datar 2024
Jalan Tanjung Barulak-Tapi Selo via Bukit Martobak Putus
Jalan Tanjung Barulak-Tapi Selo via Bukit Martobak Putus
30 Titik Bencana di Kabupaten Tanah Datar, Bupati Tetapkan Tanggap Darurat 14 Hari
30 Titik Bencana di Kabupaten Tanah Datar, Bupati Tetapkan Tanggap Darurat 14 Hari
Bupati Tanah Datar, Eka Putra meninjau lokasi banjir lahar dingin di Batang Lona Lima Kaum pada Jumat (5/3/2024). Pada kesempatan itu, Eka
Banjir Lahar Dingin Rendam Sawah Warga di Tanah Datar