Langgam.id - Presiden Joko Widodo resmi memilih Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) sebagai ibu kota baru Indonesia. Hal itu telah diumumkan langsung di Istana Negara Jakarta pada Senin (26/8/2019) lalu.
Lokasi ibu kota baru yang ditetapkan berada di Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian lainnya berada di Kabupaten Kutai Kartanaegara, Kaltim. Pun demikian, desain ibu kota juga telah dirancang oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Iruk pikuk pemberitaan pemindahan ibu kota baru memang masih menjadi topik pembahasan hangat di seluruh tanah air. Tak terkecuali, di Sumatra Barat (Sumbar). Bahkan, dua orang si kembar asal Sawah Aro, Kelurahan Tanjung Paku, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok, ikut ambil alih dengan mencoba mendesain ibu kota baru.
Mereka adalah Raffi Hamdillah (14) dan Raffi Hamdallah (14). Anak kembar ini tercatat sebagai pelajar SMPN 2 Kota Solok yang duduk di bangku kelas IX.
Hasil desain ibu kota baru karya buah hati pasangan Hendriyanto dan Adhesni Susanti ini, dibuat berbentuk lambang negara Indonesia yaitu Garuda Pancasila. Mereka memilih burung Garuda karena memiliki pola-pola yang tersusun dan dinamis.
Menurutnya, jika dikaitkan dengan masing-masing struktur bangunan, maka bisa ditempatkan di setiap bagian sudut lambang Garuda Pancasila. Begitupun, untuk setiap bagian yang ada di Garuda Pancasila memiliki makna tersendiri.
“Bisa menyesuaikan antara fungsi suatu bangunan dengan pola yang ada di lambang Garuda Pancasila. Perancangan lambang negara sebagai desain ibu kota ini, juga membuka sejarah baru dunia," ujar Raffi Hamdillah kepada langgam.id, Kamis (19/9/2019).
Lambang Garuda Indonesia diklaim sebagai desain ibu kota baru yang efisien dan ramah lingkungan. Kedua bocah kembar ini mengaku, ide tersebut didapatinya dari sang ayah. Namun, untuk proses pengerjaannya, mereka berdua yang mendesain.
“Dua bulan proses pengerjaannya. Burung Garuda dipilih karena sebagai lambang kebhinekaan, lambang persatuan dan keberagaman kita rakyat Indonesia. Rancangan ini menyangkut aspek-aspek kehidupan dan seluruh aspek kebinekaan Indonesia," katanya.
Makna efisien, menurut Raffi, adalah suatu tindakan untuk memudahkan waktu. Dimana, rancangan desain ibu kota barunya itu membuat konsep di mana transportasi dan birokrasi dibuat semudah mungkin.
“Dengan konsep ini, apa pun bentuk aspek dan birokrasinya akan berjalanan lancar dan mudah. Soal ramah lingkungan yakni, setiap jalan di setiap ibu kota baru dan sudut kota dikondisikan agar kawasan lingkungan hidup. Kawasan terbuka hijau yang banyak," bebernya.
Mereka merancang beberapa kawasan di dalam perisai burung Garuda. Salah satunya, pusat pemerintahan kepresidenan dan kementerian dan pusat keagamaan.
"Desain yang kami buat memprioritaskan pusat kepempimpinan yaitu istana kepresidenan serta pusat-pusat agama. Ini melambangkan Indonesia negara toleransi beragama dan tidak mendiskriminasi agama," katanya.
Istana kepresidenan ini ditempatkan di lambang bintang yang menjadikan simbol sila pertama Garuda Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Di sini, dibangun istana presiden berikut dengan Masjid.
Lalu di bagian lain, terdapat kawasan kemanusiaan yang persis berada di lambang sila kedua yaitu tali rantai. Di sini, bocah kembar tersebut mendesain untuk berbagai lembaga di luar non kementerian atau lembaga struktural.
“Misalnya mendirikan palang merah Indonesia. Selain itu, juga bisa beberapa kedutaan besar yang mana kita tahu di Jakarta banyak kantor kedutaan. Maka apabila ibu kota dipindahkan, kedutaan juga harus dipindahkan. Agar birokrasi dan kerjasama antar negara mudah dan tanpa bolak balik," jelasnya.
Selanjutnya, terdapat kawasan yang dinamakan kawasan keamanan. Lokasi ini akan dibangun unsur-unsur keamanan seperti markas TNI dan Polri. Keberadaan kawasan keamanan ini berada di lambang pohon beringin yang merupakan sila ketiga Pancasila.
"Kenapa kawasan dinamakan kawasan keamanan? Karena nilai persatuan ini salah satunya adalah tentang bela negara. Ada partisipasi baik dari rakyat maupun unsur-unsur aparat seperti TNI-Polri. Makanya ditempatkan di sini untuk memperkuat integritas persatuan Indonesia," terang Raffi.
Sementara untuk lambang di sila keempat, dinamakan kawasan persatuan. Di sini, si kembar itu mendesai untuk membangun lembaga yang bersangkutan dengan kerakyatan. Seperti lembaga legislatif merupakan lembaga kinerja tentang bermusyawarahan dan menghasilkan undang-undang yang relevan serta dapat dilaksanakan unsur negara.
Sedangkan untuk lembaga yudikatif dirancang dengan diberikan nama kawasan keadilan yang terdapat lambang sila kelima. Selain lembaga yudikatif, juga terdapat bangunan perbankan serta lainnya yang berhubungan dengan kesejahteraan rakyat.
Terlepas dari perisai, bangunan untuk kawasan kementerian terdapat di leher burung Garuda. Menurutnya, desain gedung kementerian di leher burung Garuda karena sesuai dengan jumlah bulu leher dan jumlah kementerian yang ada.
“Jumlah bulu burung Garuda 45 ditambah butir rantai enam buah tentu ini sangat sesuai dengan jumlah gedung kementerian yang kita butuhkan. Bayangkan, kementerian yang gedungnya banyak tapi kita tempatkan di bagian blok sedikit tentu tidak relevan makanya ditempatkan di sini (leher),” ungkapnya.
"Masing-masing kementerian kita pandang memiliki integritas, komitmen dan hubungan antar sama lain. Ada interaksi di sini," sambungnya.
Ada yang menarik dalam desain yang dirancang si kembar ini. Seperti gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang didesain persis berada di mata burung Garuda. Menurut mereka, ini sesuai dengan tugas KPK yang mengawasi para koruptor.
"Jadi, makna mata burung Garuda jeli dan tajam dan tidak luput memandang koruptor. Integritas KPK memberantas korupsi harus jeli," tegasnya.
Di sekitar Gedung KPK, juga akan dibuat taman dan ruang terbuka. Di sini, juga terdapat danau yang memiliki pemandangan yang indah. Sedangkan untuk kawasan perumahan berada di bagian sayap Garuda. Hal ini untuk memudahkan akses para pejabat menuju kantor mereka masing-masing.
Kemudian dalam desainnya, juga terdapat kawasan non kementerian yang diletakkan di bawah ekor. Di sini seperti bangunan gedung BMKG dan lainnya. Terakhir, di bagian pita persis di kaki burung Garuda dibangun museum budaya se-Indonesia termasuk penginapan.
Hal ini sesuai dengan makna bhineka tunggal Ika yang artinya berbeda-beda satu jua. Tentu ada keberagaman dan di sini, museum ke 34 Provinsi di Indonesia. Dan bagian ujung ekor sebagai kawasan ekonomi kreatif.
Raffi Hamdillah dan Raffi Hamdallah tak hanya mendesain tata kota. Namun, juga beberapa desain model bangunan yang mereka buat di atas kertas. Bahkan, juga ada desain ikon Indonesia. Dan juga nama ibu kota yang mereka usulkan di antaranya Garuda Raya, Garuda Jaya, Raja Ina dan Ina Raya.
“Seluruh desain ini muncul dari wacana ibu kota baru. Dari berita yang sudah ada, ayah saya terpikir ide bagaimana berbentuk unik dan berbeda tapi bermakna. Jadi, diusulkan burung Garuda sebagai bentuk representatif terhadap ide-ide yang sudah dikembangkan," katanya.
Ayah kedua bocah ini hanya mengusulkan ide. Sementara pengerjaan pengambaran dilakukan mereka di sela waktu senggang usai sepulang sekolah. Raffi Hamdillah dan Raffi Hamdallah memang dikenal sebagai murid berprestasi. Selain selaku mendapat juara, berbagai hasil karya seni mereka banyak memenangkan berbagai kompetisi.
Hendriyanto selaku orang tua mengaku sangat bangga dengan kreativitas kedua anaknya. Meskipun ide awal muncul darinya.
"Ide dari saya, cuman melaksanakan lebih ke anak-anak yang berkreasi. Mereka yang meneruskan dan mengembangkan. Saya bersyukur mempunyai anak-anak saya luar biasa,” katanya.
Hendriyanto mengakui, apapun kreasi yang datang dari buah hatinya selalu ia dukung dan fasilitasi. Ia tidak pernah membatasi apapun yang dilakukan anaknya selagi itu bermanfaat untuk semua orang.
"Kebetulan anak-anak ini sering nonton tv ada informasi pemindahan ibu kota mereka tertarik merancang. Tanya ke saya apa ide yang cocok maka saya usulkan burung Garuda. Setelah itu direspon, dirancang dibeli kertas dan jadilah ini desaim ibu kota baru hasil buah karya anak saya," pungkasnya. (Irwanda/RC)