Penyegelan Rumah Wabup, Polisi juga Periksa Ketua Laskar Merah Putih Solok

bangunan disegel, ormas solok

Bangunan milik Wabup Solok Yulfadri disegel ormas. (screenshot video)

Langgam.id - Kepolisian Resor (Polres) Kota Solok mengamankan sembilan orang yang disinyalir terlihat dalam kasus penyegelan terhadap rumah pribadi Wakil Bupati Kabupaten Solok, Yulfadri Nurdin. Mereka yang diamankan berasal dari organisasi masyarakat (ormas) Laskar Merah Putih.

Menurut Kapolres Kota Solok, AKBP Ferry Suwandi, dari sembilan orang yang diamankan tujuh di antaranya berstatus terperiksa. Sementara dua orang lainnya, masih sebagai saksi dalam kasus tersebut.

"Kami sudah memeriksa sembilan orang, tujuh orang di antaranya yang sebagai yang melakukan (penyegelan). Dua orang ini sebagai saksi," kata Ferry dihubungi langgam.id, Rabu (16/9/2020).

Ferry mengungkapkan ketujuh orang terperiksa belum ditetapkan tersangka dalam kasus ini. Pihaknya akan melibatkan saksi ahli pidana, berikut melakukan gelar perkara.

"Kami menunggu saksi ahli dulu, kemudian gelar perkara, baru ditetapkan tersangka. Dari tujuh orang ini, satu di antaranya sebagai ketua Laskar Merah Putih markas cabang Kabupaten Solok," ujarnya.

Baca juga: Rumah Wabup Solok Disegel, Polisi Periksa 6 Anggota Laskar Merah Putih

Diketahui, polisi akhirnya turun tangan dalam kasus penyegelan ini sesuai tindak lanjut dari laporan Yulfadri. Persoalan tersebut buntut dari utang piutang Yulfadri dengan mantan anggota DPR RI, Epyardi Asda.

Klaim Epyardi, Yulfadri memiliki utang kepada dirinya sebesar Rp1,2 miliar dan baru dibayarkan Rp500 juta. Dalam perjanjian utang piutang tersebut, salah satu jaminan adalah rumah yang disegel ormas Laskar Merah Putih. Epyardi juga telah mengakui memerintahkan ormas Laskar Merah Putih untuk melakukan tindakan penyegelan.

Kabid Humas Polda Sumbar, Kombes Pol Stefanus Satake Bayu Setianto, menyayangkan tindakan ormas yang melakukan penyegelan. Langkah penyegelan semestinya bukan wewenang ormas.

"Tidak boleh (ormas melakukan penyegelan). Kok bisa ormas nagih utang," kata Satake Bayu.

Sementara itu, Yulfadri mengatakan, penyegelan terhadap rumah pribadinya tanpa sepengetahuannya, karena tidak ada pemberitahuan sebelumnya.

Yulfadri tak menampik dirinya memiliki permalasahan pribadi dengan Epyardi Asda, namun persoalan utang piutang tersebut telah dilunasi. "Sudah saya bayar. Saya langsung bayar Rp500 juta, disuruh bayar segitu, ya saya bayar," jelasnya. (Irwanda/ABW)

Baca Juga

Polisi mulai melakukan penyelidikan mendalam kasus "glamping maut" yang menewaskan Cindy Desta Nanda (28) saat bulan madu bersama suaminya,
Polisi Mulai Selidiki Unsur Pidana di Kasus 'Glamping Maut': Kami Tegak Lurus
Keracunan Gas di Alahan Panjang, Ternyata DPRD Solok Sudah Minta Tertibkan Semua Glamping Sejak Sebulan Lalu
Keracunan Gas di Alahan Panjang, Ternyata DPRD Solok Sudah Minta Tertibkan Semua Glamping Sejak Sebulan Lalu
Masyarakat di sekitar Gunung Talang dan pengunjung atau wisatawan diimbau untuk tidak mendekati dan bermalam di sekitar kawah Gunung Talang
Aktivitas Gempa di Gunung Talang Turun, Masyarakat Diminta Tetap Waspada
Cindy Desta Nanda (28), korban meninggal diduga akibat keracunan karbon monoksida saat glamping di Alahan Panjang, Kabupaten Solok,
Suami Hadiri Pemakaman Istri, Keluarga Ungkap Penyebab Gilang Kritis saat Glamping di Alahan Panjang
Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) terus memperkuat komitmennya dalam memperluas konektivitas digital dan meningkatkan
Indosat Dukung Digitalisasi UMKM Batik dan Produk Lokal Solok: Perkuat Ekosistem Ekonomi Sumbar
Ilustrasi Karhutla
Karhutla di Kabupaten Solok Meningkat, Damkar Kekurangan Armada Pemadaman