Penyakit Mematikan Ini Mengintai Mereka yang Suka Rebahan dan Malas Gerak

manfaat ngemil

Ilustrasi (pixabay.com)

Langgam.id - Kemudahan teknologi membuat banyak hal bisa didapatkan hanya dalam genggaman. Tidak jarang situasi itu membuat banyak orang mager atau malas gerak.

Dalam istilah medis, mager juga biasa dikenal dengan sedentary lifestyle. Meski terkesaan remah, mager ternyata juga bisa berakahir jadi penyakit berbahaya dan mematikan.

Dilansir dari tempo.co, gaya hidup Sedentari pada dasarnya adalah kebiasaan malas bergerak atau menetap pada suatu posisi dalam waktu lama serta minim beraktivitas secara fisik/tubuh.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, gaya hidup ini menjadi penyebab utama kematian, penyakit dan kecacatan di dunia.

Lawan rasa 'mager' dengan membiasakan diri melakukan aktivitas fisik minimal 30 - 60 menit setiap hari.

Malas bergerak dalam jangka waktu panjang dapat meningkatkan resiko Penyakit Tidak Menular atau PTM. Misalnya akan menimbulkan penyakit obesitas, kolesterol tinggi, diabetes dan penyakit jantung bahkan stroke.

Seperti diketahui, angka kematian lebih tinggi untuk orang yang kurang melakukan aktivitas fisik seperti misalnya, kelamaan duduk akibat sering menonton TV atau bagi yang menjalankan WFH dengan bekerja di depan komputer.

Guna meniadakan ketidakseimbangan asupan yang dikonsumsi dengan kadar kalori minim yang dikeluarkan, maka pola makan dan aktivitas fisik dengan rutin berolahraga merupakan solusi yang patut dijalankan.

Misalnya dalam beraktivitas sehari-hari seperti mengerjakan pekerjaan rumah tidak bisa disamakan dengan berolahraga.

Yang dibutuhkan untuk membakar kalori dan lemak dalam berolahraga adalah meningkatkan denyut jantung agar bisa memompa darah secara konstan selama 30 - 45 menit dalam sehari.(Tempo/Ela)

Tag:

Baca Juga

Meski Libur Pilkada Serentak, Pemko Padang Pastikan Layanan Kesehatan Tetap Buka
Meski Libur Pilkada Serentak, Pemko Padang Pastikan Layanan Kesehatan Tetap Buka
Tak Hanya Internal, Klinik Mediska Padang Milik KAI Berikan Layanan Kesehatan untuk Umum
Tak Hanya Internal, Klinik Mediska Padang Milik KAI Berikan Layanan Kesehatan untuk Umum
Hingga Akhir Agustus 2024, Ditemukan 2.903 Pasien TB di Padang
Hingga Akhir Agustus 2024, Ditemukan 2.903 Pasien TB di Padang
Dinkes Sebut Belum Ada Kasus Cacar Monyet di Padang
Dinkes Sebut Belum Ada Kasus Cacar Monyet di Padang
Menggali Peran Perawat Pediatrik dalam Menunjang Kesehatan Anak
Menggali Peran Perawat Pediatrik dalam Menunjang Kesehatan Anak
Mengungkap Faktor Risiko Utama Wasir dan Strategi Pencegahannya
Mengungkap Faktor Risiko Utama Wasir dan Strategi Pencegahannya