Langgam.id - Kawasan Mandeh dinilai telah menjadi destinasi wisata baru dunia. Bahkan, sejak ditetapkan sebagai Kawasan Wisata Bahari Terpadu (KWBT) tahun 2015, diklaim berdampak terhadap perekonomian masyarakat setempat.
Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Suhendri mengatakan, pariwisata saat ini sudah menjadi sektor unggulan di Pessel.
Sehingga, kata Suhendri, pembenahan di segala sektor perlu dilakukan. Pembenahan itu bukan saja dalam bentuk fisik, tapi juga pembenahan terhadap sikap dan perilaku masyarakat, terutama sekali masyarakat yang menjadi pelaku wisata. Salah satu langkah yang dilakukan adalam melalui peningkatan peran Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) pada kawasan-kawasan wisata yang ada.
Menurut Suhendri, tingginya minat masyarakat dari berbagai daerah untuk berwisata ke Mandeh, sudah dirasakan sejak tiga tahun terakhir.
"Peningkatan kunjungan itu memberikan keuntungan yang besar pula bagi daerah dalam bentuk PAD. Sedangkan, bagi masyarakat, terjadi pula peningkatan secara ekonomi, terutama bagi para pedagang di kawasan- kawasan wisata, serta bagi pemilik penginapan," ujarnya dikutip dari situs resmi milik Pemkab Pessel, Rabu (16/1/2022).
Dikatakan Suhendri, Kawasan Mandeh tidak kalah dengan keindahan potensi kawasan wisata di Raja ampat. Apalagi, kawasan itu memiliki situs sejarah dan lautnya yang tenang untuk bisa berolahraga kreasi dengan aman dan nyaman.
Bahkan, Suhendri mengaku, Kawasan Mandeh dikembangkan dengan titik berat pada peningkatan ekonomi masyarakat. Sehingga, dampak yang dirasakan oleh masyarakat dari perkembangan pariwisata bisa dirasakan penuh.
"Dengan adanya pekembangan kawasan Mandeh telah lahir ekonomi produktif, pengerakan ekonomi yang meningkat pada kesejateraan masyarakat hingga peningkatan infrastrur sarana dan prasarana yang ada," paparnya.
Lalu, Suhendri sangat berharap, semua pihak terlibat dalam pengembangan Kawasan Mandeh, dan jangan sampai ada premanisme dan pemegang kepentingan berbuat sekehendaknya.
"Jika demikian, perkembangan wisata tidak berjalan lancar karena tidak adanya kenyamanan yang dirasakan oleh wisatawan," katanya.
Suhendri juga mengeklaim, biaya yang dikeluarkan wisatawan untuk berwisata ke Kawasan Mandeh tidak mahal, wisatawan bisa menyewa kapal sesuai dengan rute yang ingin dikunjungi, dengan harga berkisar Rp650 ribu hingga Rp1,5 juta, tergantung jauh jarak perjalanan.
Kemudian, setiap Kapalnya juga bisa disi maksimal 15 orang. Sedangkan, harga kapal homestay, cotange hingga villa berkisar Rp250 ribu hingga Rp1,5 juta.
Baca juga: Dikunjungi Dubes Arab Saudi, Pessel Tawarkan Investasi di KEK Mandeh
"Data yang ada sebelum Kawasan Mandeh berkembang, jumlah Kapal booat yang dimiliki masyarakat untuk melakukan penyeberangan hanya hitungan jari, namun sekarang jumlah kapal penyeberangan yang digunakan wisatawan mencapai 200 unit dan rumah makan, homestay/penginapan dari kelas ekonomi hingga kelas eksekutif juga tumbuh," ujarnya.
—