Penemuan Ular Marak di Padang, BKSDA Sumbar: Masa Berkembang Biak

ULAR

Ular sanca ditemukan petugas di kawasan Air Pacah Padang, Jumat (20/12) (Foto: Damkar Padang)

Langgam.id - Beberapa waktu belakangan fenomena penemuan ular di pemungkiman warga terjadi hingga membuat heboh. Apalagi, ular dengan berbagai jenis dan ukuran itu datang secara tiba-tiba. Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Padang pun terpaksa turun tangan mengevakuasi hewan reptil tersebut.

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatra Barat (Sumbar), menanggapi maraknya kemunculan ular itu mengakibatkan perubahan cuaca dari kemarau ke musim hujan. Hal ini mengakibatkan populasi ular mulai berkembang biak.

"Sekarang musim hujan, sehingga ular berkembang biak. Apalagi ular suka di lokasi lembab, hangat dan kotor. Selain itu populasi makanan ular juga banyak, seperti tikus, sehingga masuk ke rumah warga," ujar Kepala BKSDA Sumbar Erly Sukrismanto saat dihubungi Langgam.id via telepon, Selasa (24/12/2019).

Secara kajian, Erly belum mengetahui pasti penyebab kemunculan ular ke permukiman warga. Namun, dari beberapa pendapat ahli reptil, salah satu penyebab memang karena faktor cuaca.

"Ular berkembang biak saat seperti sekarang, ini untuk semua jenis ular, tak hanya ular kobra," katanya.

BKSDA mengakui telah beberapa kali menerima ular yang diserahkan Damkar Kota Padang. Tapi, Erly belum mengetahui secara rinci total ular yang telah diterima oleh pihaknya.

"Karena diserahkan ke kantor resort BKSDA. Ular yang kami terima dikembalikan ke habitatnya, seperti di hutan pendidikan milik Universitas Andalas yang juga dekat bukit barisan," ungkapnya.

Selain pemukiman warga, BKSDA Sumbar juga telah menerima laporan adanya ular yang masuk ke perkebunan sawit. Diantaranya, di Kabupaten Agam, Pasaman dan Solok. Jenis ular juga beragam, dari kobra hingga piton.

Menurut Erly, beberapa tips jika bertemu langsung dengan ular. Salah satunya, jangan memberikan gerakan secara spontan di hadapan ular. Hal ini membuat hewan reptil itu langsung menyerangan.

"Dari segi perilaku, ular juga menghindari gerakan manusia. Kalau mengusir, harusnya tidak dengan gerakan. Karena takutnya ular refleks dan mempertahankan diri. Apalagi, kalau ular kobra, dapat langsung menyerang kalau ada gerakan," jelasnya.

Ia juga meminta kepada masyarakat, agar menjaga lingkungan di sekitar tempat tinggal. Termasuk mengatasi berkembangnya hewan yang menjadi makanan ular, seperti tikus.

"Rumah harus bersih, begitupun dari lobang-lobang yang kemungkinan tikus bisa masuk, kalau tikus tidak ada, pasti ular juga tidak akan berkembang," katanya. (Irwanda/ZE)

Baca Juga

Permasalahan baru yang menimpa umat Islam yakni terkait daftar nama-nama ustadz kondang yang terdaftar dalam jaringan radikalisme.
Pergeseran Nilai Muhammadiyah Sumbar dalam Politik?
Kepala Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Sumbar, Bayu Aryadhi mengungkapkan bahwa konflik yang terjadi
BP2MI: Tidak Ada Pekerja Migran Indonesia dari Sumbar di Zona Konflik
BNNP Sumbar Gagalkan Penyelundupan Setengah Ton Ganja di Kabupaten Pasaman 
BNNP Sumbar Gagalkan Penyelundupan Setengah Ton Ganja di Kabupaten Pasaman 
Ahmad Hafidz
Nagari Creative Hub: Penggerak Ekonomi Masyarakat
Sebanyak 14 anggota DPR RI dan 4 anggota DPD RI terpilih asal Sumatra Barat untuk periode 2024-2029 telah dilantik pada 1 Oktober 2024
Harta Kekayaan Anggota DPR dan DPD Asal Sumbar: Mulyadi Terkaya, Cerint Iralloza Terendah
Menteri BUMN Erick Thohir telah menyetujui pengalihan lahan PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk pengembangan RSUP M Djamil Kota Padang.
Flyover Sitinjau Lauik Segera Dibangun, Andre: Pemenang Lelang Diumumkan 7 Oktober 2024