Langgam.id - Plh Sekretaris Daerah Pesisir Selatan Muskamal mengharapkan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) untuk melakukan pembinaan lebih intensif pada peternak sapi pasisia dan itik bayang.
Hal ini terang Muskamal, dua jenis ternak itu merupakan sumber kekayaan genetik lokal Pesisir Selatan. "Sapi pasisia sebagai plasma nutfah dari Pesisir Selatan diatur dalam Keputusan Menteri Pertanian Nomor 2908/Kpts/OT.140/6/2011 tentang Penetapan Rumpun Sapi Pesisir," ujar Muskamal, Senin (15/2/2021).
Kemudian kata Muskamal, untuk penetapan itiak bayang sebagai plasma nutfah dari Pesisir Selatan diatur dalam Keputusan Menteri Pertanian Nomor 2835/Kpts/LB.430/8/2012 tentang Penetapan Rumpun Itik Bayang.
Ia mengungkapkan, plasma nutfah sapi pasisia dan itik bayang mempunyai nilai jual yang kompetitif jika dibandingkan dengan jenis ternak lainnya.
"Telur asin itik bayang misalnya berpeluang membuka lapangan kerja baru sehingga bisa meningkatkan perekonomian masyarakat," kata Muskamal.
Kemudian sebut Muskamal, dengan mengonsumsi telur asin itik bayang, bisa memberantas gizi buruk dan masalah stunting dan mampu meningkatkan kesehatan masyarakat.
"Saya berharap dinas terkait melakukan pemberdayaan dan pembinaan pada peternak sapi pasisia dan itiak bayang, sehingga dua jenis ternak khas Pesisir Selatan ini tetap terpelihara dengan baik," harapnya.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Pesisir Selatan Efrianto menyebutkan, pihaknya terus meningkatkan pembinaan terhadap peternak di Pesisir Selatan. Sebab, usaha peternakan cukup menjanjikan dalam peningkatan ekonomi masyarakat.
Selain melakukan pembinaan kata Efrianto, pihaknya juga melakukan monitoring terhadap usaha peternakan yang ada di Pesisir Selatan. (*/yki)