Langgam.id – Dugaan pembalakan kembali mencuat setelah bencana banjir besar melanda sebagian besar wilayah Sumatera Barat (Sumbar).
Fakta ini terungkap dari banyaknya tumpukan kayu gelondongan yang memenuhi bibir pantai di Kota Padang. Pemandangan kayu gelondongan terpampang hampir di seluruh pinggiran pantai.
Banjir besar yang memicu longsor, galodo, rumah hanyut, hingga jembatan ambruk ini telah berlangsung di Sumbar sejak pekan lalu. Sudah puluhan jiwa melayang dan sampai hari ini, Jumat (28/11/2025), tim SAR Gabungan masih melakukan evakuasi korban banjir bandang di Agam dan Padang Panjang.
Dugaan pemalakan liar dikomentari Direktur Reserse Kriminal Khusus (Direskrimsus) Polda Sumbar, Kombes Pol Andri Kurniawan. Pihaknya tidka menutup mata terhadap kemungkinan adanya unsur pembalakan di balik bencana banjir yang mengepung Ranah Minang.
“Kami fokus penanganan bencana, termasuk membantu proses evakuasi, pendataan korban, serta mendukung kebutuhan kemanusiaan,” ujar Kombes Andri kepada wartawan, Jumat (28/11/2025).
Meski begitu, Andri menyebut akan melakukan penyeledikan dugaan tindak pidana hingga kemungkinan aktivitas pembalakan liar. “Setelah situasi stabil, baru kami akan masuk ke tahap penyelidikan,” katanya.
Kombes Andri mengaku pihaknya sudah menyiapkan tim untuk melakukan pemetaan awal terhadap kawasan hulu sungai yang terdampak banjir bandang. Namun, hal itu akan berjalan setelah aktivitas pencarian dan penanganan korban dinyatakan selesai.
Dia menekankan, isu pembalakan liar perlu verifikasi secara ilmiah dan tidak boleh hanya berdasarkan opini publik. “Setiap temuan harus diukur berdasarkan bukti. Jika memang ada aktivitas illegal logging, tentu akan kami tindak. Tapi semua harus melalui proses penyelidikan sesuai prosedur,” katanya.
Dia mengimbau masyarakat untuk melaporkan informasi apa pun yang berkaitan dengan aktivitas penebangan liar, terutama di wilayah rawan banjir.
Di sisi lain, salah salah seorang warga yang sudah puluhan tahun tinggal di Kota Padang, mengaku belum pernah melihat tumpukan kayu sebanyak yang muncul pada Kamis dan Jumat (27-28/11/2025).
Sorotan publik menyebar di media sosial. Akun sumbarzonaews menyebut material kayu tersebut sebagai “bukti bahwa alam sedang menelanjangi kita semua”. Unggahan itu pun dibanjiri komentar netizen.
“Lah dikirim barang bukti dek alam langsuang (sudah dikirim barang bukti langsung oleh alam),” komentar akun Instagram @rokodwipernando.
Ada pula akun yang mempertanyakan kinerja pemerintah dan fungsi pengawasan pejabat daerah. Bahkan, akun besar seperti lambe_turah turut mengunggah video kayu gelondongan yang diseret banjir.
Kepala Dinas Kehutanan Sumbar, Ferdinal Asmin, menegaskan bahwa pihaknya akan menindaklanjuti setiap laporan terkait dugaan penebangan liar.
“Setiap laporan masuk dan itu memang menjadi kewenangan kami, segera ditindaklanjuti. Kami perkuat koordinasi dengan berbagai pihak,” katanya. (DL)






