Peduli Pendidikan Anak Putus Sekolah, Pemuda di Padang Dirikan Posko Ilmu

Langgam.id - posko ilmu di Padang untuk anak putus sekolah

Dedi Setiawan, Pendiri Posko Ilmu. [dok. Posko Ilmu]

Langgam.id - Berawal dari kepedulian terhadap pendidikan anak-anak di sekitar rumahnya, Dedi Setiawan bersama dua orang rekannya mendirikan Posko Ilmu. Posko Ilmu merupakan bangunan yang dijadikan perpustakaan dan wadah belajar bagi anak-anak di sekitarnya.

Bangunan Posko Ilmu sebelumnya adalah posko pemuda yang kemudian diubah menjadi ruang belajar. Bangunan sederhana itu berlokasi di dekat lapangan dan bekas pasar tepatnya di Belakang Kantor Lurah Balai Gadang Lama, Kelurahan Balai Gadang, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang.

Saat dikunjungi Langgam.id, Minggu (4/7/2021) terlihat tiga anak-anak sedang berada di Posko Ilmu. Seorang di antaranya membuka pintu lemari yang didalamnya berjejeran puluhan buku. Mereka kemudian mengambil mainan puzzle dan meletakkan ke atas meja kecil, kemudian mereka bermain dengan menyusun puzle itu bersama-sama.

Salah seorang anak bernama Nasuha, mengatakan dirinya sudah biasa setiap hari bermain dan belajar di Posko Ilmu. Dia mengaku sampai sekarang belum lancar membaca, sehingga belajar di Posko Ilmu membuatnya bisa terus belajar membaca.

Dia senang belajar karena guru yang mengajarnya juga menyenangkan. Selain belajar, ia juga bisa bermain sepakbola di lapangan di depan Posko Ilmu. Anak kelas 3 SD itu mengatakan rumahnya sendiri tidak jauh dari lokasi Posko Ilmu.

"Saya hampir setiap hari kesini, disini kita bersama-sama belajar membaca dan menghitung, tapi kalau hari Minggu libur, tidak ada kegiatan belajar," katanya.

Tidak lama kemudian, Dedi Setiawan yang merupakan salah seorang inisiator datang ke Posko Ilmu. Rumah Dedi sendiri tidak jauh dari lokasi Posko Ilmu.

Dia mengatakan hari Minggu memang tidak ada kegiatan. Meski demikian Posko Ilmu tetap dibuka dan anak-anak yang datang bisa membaca buku.

"Kalau hari Minggu memang tidak ada kegiatan, tapi anak-anak bisa datang dan membaca karena pustaka tetap dibuka, anak-anak juga biasa bermain di lapangan depan posko," katanya.

Kemudian, saat diwawancarai Dedi dengan antusias menceritakan bagaimana awalnya Posko Ilmu terbentuk. Ide untuk mendirikan posko ini ada sejak sekitar bulan November 2020. Tidak sendirian, ide tersebut berdasarkan hasil diskusi dengan dua temannya yang sama-sama hobi membaca buku.

Dedi merupakan mahasiswa semester 4, jurusan Satra Minangkabau Universitas Andalas (Unand) Padang. Ia mendirikan Posko Ilmu bersama Harsa Khairu dan Firmansyah. Harsa juga kuliah di Unand, S2 jurusan hukum. sementara Firmansyah berwiraswasta dengan membuka toko.

"Kami bertiga sama-sama hobi membaca, lalu nampak di kampung banyak yang kurang minat membaca, kemudian nampak posko ini, jadi kami kepikiran bagaimana kalau posko ini dijadikan saja perpustakaan," katanya.

Pendirian Posko Ilmu juga bentuk menanamkan kesukaan membaca pada anak-anak. Apalagi menurutnya, masyarakat Indonesia termasuk malas membaca sehingga harus ditanamkan sebaik mungkin sejak kecil. Orang yang suka membaca tentu akan berilmu dan bisa membawa perubahan yang baik bagi masyarakat dan negara di masa yang akan datang.

Dedi sendiri mengaku sudah lama punya ide menjadikan posko pemuda sebagai perpustakaan, namun ia tidak ada teman untuk mewujudkan rencana tersebut. Barulah saat mengetahui ada teman yang memiliki niat yang sama, ia jadi lebih bersemangat dan bersama-sama mulai mengeksekusi rencana.

Langkah selanjutnya setelah yakin dengan rencana itu, mereka para inisiator membicarakan itu dengan sejumlah tokoh masyarakat, tokoh pemuda, kelurahan dan lainnya. Rencana mendapat sambutan positif dan semuanya memberikan dukungan.

"Kami mendapat banyak dukungan, kemudian dimintalah kami membuat sejumlah proposal untuk pendanaan awal, dan akhirnya mulai melakukan renovasi posko pemuda," kata mahasiswa penerima beasiswa Bidik Misi tersebut.

Pembangunan di masa awal dilakukan secara swadaya dan gotong royong para pemuda sekitar posko. Ada juga yang langsung menyumbangkan buku-buku untuk koleksi perpustakaan, dan ada yang menyumbangkan lemari dan lainnya. Sekitar Rp 5 juta dihabiskan untuk renovasi awal posko yang berasal dari dana swadaya.

Setelah melakukan sejumlah renovasi dan mengisi posko dengan sejumlah fasititas belajar seperti papan tulis, meja, dan bangku, akhirnya Posko Ilmu mulai dibuka pada awal bulan Ramadan 2021 tepatnya tanggal 13 April 2021. Sampai sekarang sudah berkegiatan sekitar empat bulan.

Menurutnya, pendirian posko juga didorong oleh kondisi pandemi covid-19 yang membuatnya tidak ada aktivitas kuliah. Bahkan dia hanya kuliah satu semester saja di tahun 2019, setelah itu pandemi datang. Begitu juga dengan anak-anak sekolah yang hanya belajar secara daring selama covid-19 melanda.

"Kita lihat anak-anak selama masa covid-19 kurang belajar, bahkan keponakan saya di rumah juga begitu, jarang belajar, wadah tempat bermain juga kurang sehingga tidak ada interaksi, jadi kita pertemukan mereka dengan teman-temannya disini," ujarnya.

Langkah awal mengumpulkan anak-anak dilakukan Dedi dengan membawa beberapa orang keponakannya ke Posko Ilmu untuk belajar. Kemudian posko menjadi tampak ramai sehingga anak lain datang dengan sendirinya dan langsung mengundang mereka untuk ikut belajar.

Selain itu, dia sendiri melihat posko pemuda sudah sekitar satu tahun kosong dan tidak dimanfaatkan. Posko tersebut kalaupun ada kegiatan hanya duduk nongkrong, sehingga mengubahnya menjadi perpustakaan dinilai lebih bermanfaat.

Menurutnya ide awal Posko Ilmu hanya untuk perpustakaan dan membaca buku saja, namun di tengah perjalanan ada orang-orang yang juga ingin berkontribusi dengan mengajar sehingga juga dibuatkanlah program belajar bagi anak-anak.

Saat ini ada delapan relawan yang mengajar di Posko Ilmu, yang terdiri dari dua orang mahasiswa dan selebihnya berprofesi sebagai guru. Dedi sendiri juga turun sebagai pengajar. Pihaknya juga membuka kesempatan bagi siapa saja yang ingin jadi relawan pengajar. Tinggal melapor dan nanti akan dibuatkan jadwalnya.

"Alhamdulillah banyak yang membantu, pengajarnya mau mengajar menjadi relawan tanpa dibayar, mereka ikhlas, bahkan mereka kadang membawakan makanan untuk anak-anak," katanya.

Program belajar bagi anak-anak dilaksanakan setiap hari Senin sampai Jumat sekitar pukul 16.00 WIB sampai 18.00 WIB. Mereka belajar membaca dan berhitung, sementara untuk hari Jumat anak-anak akan diberikan sesi mendongeng. Sedangkan untuk hari Sabtu Minggu tidak ada kegiatan belajar.

"Meski belajar sore hari, posko sudah buka sejak pagi sehingga anak-anak bisa membaca buku, ada banyak buku seperti buku cerita, novel, kisah nabi, dan buku pelajaran, kalau Sabtu Minggu kita belum buatkan programnya," katanya.

Anak-anak yang datang juga tidak diwajibkan datang rutin. Mereka ada yang datang beberapa hari, kemudian besoknya anak lain yang datang. Mereka semua kebanyakan anak tingkat SD. Total yang belajar di posko saat ini sekitar 60 anak.

Di antara anak yang belajar,  ada juga anak putus sekolah sebanyak enam orang. Mereka yang putus sekolah diajarkan ilmu dasar seperti membaca dan berhitung. Mereka yang putus sekolah ini ditargetkan untuk mengambil ijazah paket nantinya sehingga bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.

Tidak hanya mengajar anak-anak, posko ilmu juga mengajar orang dewasa yang ingin belajar. Saat ini di posko ada murid tertua berusia 35 tahun. Dia saat ini sedang belajar membaca karena dulu putus sekolah.

"Sekarang juga sudah mulai nampak perubahan sehingga banyak masyarakat semakin mendukung, anak anak banyak bermain bersama dan belajar, jadi tidak cuman melihat hp saja," kata alumni SMAN 13 Padang itu.

Kelancaran operasional terkadang menurutnya juga ada yang membantu. Ke depan dirinya juga berencana membuat kotak sumbangan untuk diedarkan ke toko-toko di sekitar posko sehingga masyarakat yang ingin menyalurkan donasi bisa kesana.

Dedi menjelaskan program ke depan akan terus mengembangkan pembelajaran seperti olahraga takraw, badminton dan silat serta dicarikan guru yang mengajarnya. Kemudian dibuat juga program pembelajaran mata pelajaran, pengajian dan ceramah adat malam hari. Kemudian program mengaji di setiap Minggu dan Sabtu.

Kegiatan ini menurutnya juga mendapat dukungan dari pemerintah, seperti dari kelurahan dan Dinas Pendidikan Kota Padang. Pihak dinas menurutnya akan memberikan bantuan berupa buku bacaan setelah diurus proposal nantinya. Posko Ilmu sendiri akan diresmikan oleh Wali Kota Padang, Senin (4/7/2021). (Rahmadi/ABW)

Baca Juga

Pemko Padang Gelar Pelatihan Public Speaking, Perkuat Tenaga Pendamping UKM
Pemko Padang Gelar Pelatihan Public Speaking, Perkuat Tenaga Pendamping UKM
Aksi Kolaborasi Bangun Pondok Literasi Rosihan Anwar di Solok
Aksi Kolaborasi Bangun Pondok Literasi Rosihan Anwar di Solok
Padang Kembali Gelar Pasar Siti Nurbaya
Padang Kembali Gelar Pasar Siti Nurbaya
Abrasi Kian Mendesak Pasir Jambak, Rumah dan Pondok Wisata Semakin Terancam
Abrasi Kian Mendesak Pasir Jambak, Rumah dan Pondok Wisata Semakin Terancam
Komandan Korem (Danrem) 032 Wirabraja, Brigjen TNI Rayen Obersyl
Prajurit Yonif 133/YS Padang Gugur Diserang KKB di Papua, Jenazah Tiba di Bandara Minangkabau Malam Ini
Pertengahan pekan lalu, saya mendapat kesempatan berbicara sekitar 10 menit di sesi seminar pendidikan dalam rangka Kongress Minang Diaspora
Dari Seminar Pendidikan MDN: Dialektika yang Hilang