Langgam.id - Kantor Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kota Padang memutuskan untuk menghentikan sementara waktu operasi pencarian terhadap tiga korban yang hilang pasca insiden kapal karam di perairan laut Kota Padang, Sumatra Barat (Sumbar).
Para korban yang belum ditemukan itu di antaranya bernama Ridwan Gazali, Yudi Trianda dan Sandri Sanie.
Kepala Kantor Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan Kota Padang Asnedi mengatakan, sesuai standar operasional prosedur operasi pencarian telah berlangsung sepakan. Namun, untuk tanda-tanda keberadaan para korban belum juga ditemukan.
"Hari ini sesuai rencana, sesuai standar operasional prosedur, operasi SAR pencarian kita hentikan sementara. Rasanya kami sudah melakukan pencarian secara maksimal," kata Asnedi di hadapan para keluarga korban di Satrol Lantamal II Padang, Sabtu (27/6/2020).
Dalam operasi pencarian, tim gabungan yang terlibat setidaknya mengerahkan tujuh unit alutista kapal. Proses pencarian juga sempat mengunakan helikopter BNPB.
"Kami semuanya berharap korban ditemukan, walaupun dalam kondisi apapun. Kami tetap dari instansi terkait melakukan pencarian sampai sore hari ini, meskipun belum ada tanda-tanda," ujarnya.
Di hadapan para keluarga korban, Asnedi mengungkapkan, tujuh hari dalam operasi pencarian, tim gabungan telah melakukan penyisiran mulai Pantai Padang hingga Pesisir Selatan. Termasuk, kawasan pulau-pulau di perairan laut Sumbar.
"(Tapi) memang belum ada tanda-tanda ditemukan. Terakhir kita mengunakan helikopter BNPB. Jadi rasanya semua alutsista sudah dikerahkan dalam pencarian," tuturnya.
Baca Juga: Ridwan Gazali Penyelamat Pemancing yang Akhirnya Justru Tenggelam Bersama Kapalnya
Dengan penghentian sementara pencarian ini, selanjutnya akan melakukan pemantauan oleh Satrol Lantamal II Teluk Bayur Ditpolairud Polda Sumbar. Begitupun koordinasi dengan kelompok nelayan.
Apabila ditemukan tanda-tanda dari para nelayan, Basarnas akan bergerak kembali melakukan operasi pencarian.
"Selanjutnya tetap kami memantau, sudah koordinasi dengan ketua nelayan. Kalau ada tanda-tanda kami mewakili dari instansi terkait, segera melakukan pencarian," tegasnya.
"Pemantau bukan berarti lepas begitu saja, kami tetap koordinasi dengan instansi terkait. Begitupun dengan kelompok nelayan. Juga koordinasi dengan Basarnas Bengkulu," tegasnya. (Irwanda/Osh)