Langgam.id - Tidak banyak jajanan tradisional yang melegenda dan tetap bertahan hingga sekarang, salah satunya Kue putu. Meskipun saat ini sulit ditemukan, namun peminat dari jajanan legendaris ini cukup banyak sampai kini.
Meski begitu, kue semi basah ini selalu punya tempat tersendiri di hati para penikmatnya. Sebab kue putu dapat membuat kita bernostalgia.
Meskipun tak semahal dan secantik kue blackforest maupun red velvet, tapi rasanya dijamin bikin ketagihan. Apalagi harganya murah dan terjangkau di semua kalangan.
Ciri khas dari kue ini adalah suara nyaring melengking lunak yang berasal dari tempat kukusannya. Rasanya manis, ditambah dengan gurih dari taburan kelapa. Sungguh perpaduan yang luar biasa.
Salah satu penjual kue putu, Agus (32) pria asal Brebes, Jawa Tengah bersama istri dan anaknya merantau ke Padang Panjang sejak tahun 2015.
Baca juga: Anyang Batumbuak, Minuman Khas Pariaman yang Hanya Bisa Ditemui Saat Ramadan
"Awal mula membuat usaha kue putu ini sebulan setelah sampai di sini. Saya belajar dengan orang Padang Panjang. Kemudian saya perlahan membuat gerobak dan alat-alat untuk berdagang," kata Agus dilansir dari Kominfo Padang Panjang, Kamis (29/4/2021).
Ia menjelaskan, modal awal berjualan kue putu sebesar Rp 4 juta. Setelah semua persiapan selesai, barulah Agus berjualan di Padang Panjang sampai saat ini.
Agus mulai berjualan dari pukul 14.00- 21.00 WIB dengan rute Pasar Padang Panjang sampai Koto Katiak dan Komplek Guru.
Pengalaman bertahun-tahun membuat Agus sudah lihai membuat putu. Ia menjelaskan, bahan utama membuat putu adalah tepung beras.
Kemudian gula merah atau gula jawa, dan ditambah taburan kelapa di atasnya. Warna hijau kue putu berasal dari perasan daun pandan.
"Bikinan kita beda dengan yang lain, karena pakai tepung beras dan tepung ketan," ujarnya. Harga 1 buah kue putu bikinan Agus Rp500. Ia mengaku, dalam sehari bisa mendapat omzet Rp 100 ribu- Rp 250 ribu. (*/Ela)