Langgam.id - Kelangkaan BBM jenis solar tak hanya dikeluhkan oleh masyarakat pengguna truk, namun berimbas pada nelayan di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat (Sumbar) yang menjerit sulitnya mendapatkan solar.
"Mau tak mau kami harus beli solar non subsidi (dexlite), dengan harga Rp10.200 per liter. Jauh lebih tinggi dari solar subsidi hanya Rp5.100 per liter," kata salah seorang nelayan, Hengki (27) di Painan, Selasa (12/11/2019).
Menurutnya, tingginya harga dexlite sangat menyulitkan kehidupan nelayan kecil. Apalagi, penghasilan melaut kini sudah tidak berimbang dengan modal dan biaya kebutuhan sehari-hari.
Kondisi serupa juga dialami nelayan di Nagari Punggasan, Kecamatan Linggo Sari Baganti. Tak hanya jenis solar, BBM jenis premium pun langka di sini. Padahal, sebagian besar kapal tangkap nelayan kecil di Punggasan menggunakan premium. "Di sini kelangkaan premium sudah terjadi sejak enam bulan silam," kata Syafrul (42).
Di sisi lain, Wakil Ketua Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Pesisir Selatan, Zul Yunifran meminta pihak terkait segera mengantisipasi kelangkaan BBM bersubsidi, baik jenis premium maupun solar.
Sebab, kedua sumber energi primer subsidi itu merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi nelayan kecil di daerah berjuluk "Negeri Sejuta Pesona" itu.
Menurutnya, kelangkaan BBM itu akan menjadi perhatian serius pihaknya. Bahkan, ia mengaku KTNA bakal melakukan koordinasi secara internal terlait langkah atau kebijakkan yang akan ditempuh. (*/Irwanda/ICA)