Nasrul Abit Berpulang: Pemimpin Bertangan Dingin, Pelepas Status Daerah Tertinggal

Nasrul Abit Berpulang: Pemimpin Bertangan Dingin, Pelepas Status Daerah Tertinggal

Nasrul Abit saat diwawancarai di Langgam.id (Foto: Syafii/langgam.id)

Langgam.id - Sumatra Barat (Sumbar) kembali berduka. Nasrul Abit, wakil gubernur periode 2016-2021, salah satu putra terbaik Sumbar berpulang ke Rahmatullah pada Sabtu (28/8/2021) di Rumah Sakit Dr. M. Djamil Padang.

Nasrul merupakan salah satu birokrat yang sukses menjadi kepala daerah. Setelah 23 tahun menjadi pegawai negeri di Departemen Kesehatan, Lampung, selama 20 tahun berikutnya, Nasrul menjadi wakil bupati dan bupati di Pesisir Selatan kemudian wakil gubernur di Sumbar.

Selama kepemimpinan di Sumbar, Nasrul menorehkan banyak capaian. Salah satu yang paling berkesan adalah tangan dinginnya mengeluarkan Kabupaten Pesisir Selatan dari status daerah tertinggal. Saat menjadi wagub, giliran Kabupaten Pasaman Barat dan Solok Selatan yang lepas dari status daerah tertinggal.

Saat melepas jabatan wakil gubernur, ia berpesan agar Kabupaten Kepulauan Mentawai yang masih berstatus daerah tertinggal menjadi prioritas pemerintah provinsi.

Dalam podcast bersama pembawa acara Abdullah Khusairi di langgam.id, Nasrul sempat menceritakan pengalaman hidupnya. Nasrul Abit lahir di Air Haji, Kabupaten Pesisir Selatan pada 24 Desember 1954. Menghabiskan masa kecil di kampung halaman, Nasrul menempuh sekolah dasar dan sekolah teknik (ST) di kampung halaman. "Saya berjalan kaki 18 kilometer untuk sekolah di ST," katanya.

Setamat ST, Nasrul melanjutkan sekolah ke STM di Padang. Ia tamat pada 1975, dan kemudian merantau ke Lampung pada Januari 1976. Selama 10 bulan, Nasrul sempat menjadi tukang, kenek dan belajar menjahit. Setelah itu, Nasrul lulus menjadi pegawai negeri sipil di Kanwil Departemen Kesehatan Lampung mulai 1977 dengan ijazah STM jurusan bangunan.

Nasrul memulai karir birokrat dari bawah sebagai staf subag umum Kanwil. Saat bertugas di sini, Nasrul menyelesaikan pendidikan D3 dan S1 Sosial Politik di Universitas Lampung, masing-masing pada 1986 dan 1989. Setelah itu, karirnya terus naik hingga menjadi Kabag Tata Usaha Kanwil Depkes Provinsi Lampung pada 1999-2000.

Jadi Wabup dan Bupati

Pada 2000, kampung halaman memanggilnya pulang. Darizal Basir yang maju untuk kedua kali sebagai bupati di Pesisir Selatan menggandeng Nasrul menjadi wakil bupati. Pasangan ini dipilih oleh DPRD Pesisir Selatan untuk memimpin pada 2000-2005.

Pada 2005, Nasrul Abit maju dalam pilkada langsung pertama di Pesisir Selatan. Berpasangan dengan Syafrizal, Nasrul terpilih jadi bupati untuk periode pertama 2005-2010. Pada 2010, Nasrul kembali terpilih untuk periode kedua, kali ini berpasangan denngan Editiawarman.

Selama memimpin Pesisir Selatan, Nasrul membangun hingga ke pelosok. Ia banyak memekarkan nagari, untuk mendekatkan pelayanan pada masyarakat. Nagari-nagari di Pesisir Selatan yang sangat luas, ia mekarkan jadi beberapa nagari. Hasilnya, pelayanan lebih dekat. Ketika kebijakan dana desa turun, Pesisir Selatan dapat lebih banyak.

Tak hanya memperbaiki efektifitas pemerintahan, Nasrul juga membangun jalan, jembatan dan irigasi untuk produksi pertanian. Pada masa kepemimpinan Nasrul ini, Kabupaten Pesisir Selatan lepas dari status sebagai daerah tertinggal.

Jadi Wagub Sumbar

Berbagai capaian itu, membuat Irwan Prayitno yang maju untuk kedua kalinya sebagai gubernur Sumbar tertarik menggandeng Nasrul sebagai pasangan. Pasangan Irwan Prayitno-Nasrul Abit (IP-NA) terpilih menjadi gubernur dan wagub dalam pilkada 2015.

Baca Juga: 5 Tahun Irwan Prayitno – Nasrul Abit, Membangun Sumbar Tanpa Riak Gelombang

Pasangan yang menjabat mulai Februari 2016 ini dikenal harmonis. Sebagai wakil kepala daerah, Nasrul tak melangkahi kewenangan gubernur. Sebaliknya, Irwan juga memberi banyak kepercayaan pada Nasrul.

Salah satunya, Nasrul Abit dipercaya memimpin upaya melepas daerah tertinggal dari ketertinggalan. Pada 2016, di awal kepemimpinan IP-NA masih tiga daerah yang masuk kategori tertinggal di Sumbar, yakni Kabupaten Pasaman Barat, Solok Selatan dan Kepulauan Mentawai.

Wagub keluar masuk hutan dan menantang ombak dengan speed boat untuk mencapai sejumlah wilayah di ketiga kabupaten tersebut. Hasilnya, dua daerah keluar dari daerah tertinggal sekitar dua tahun silam.

Baca Juga: Kabupaten Pasaman Barat dan Solok Selatan Lepas Status Daerah Tertinggal

Pada Kamis (1/8/2019), Nasril Abit menggelar konferensi pers, mengumumkan lepasnya dua kabupaten dari status daerah tertinggal bersama beberapa pejabat Solok Selatan dan Pasaman Barat. “Alhamdulillah setelah perjuangan panjang, dua dari tiga daerah tertinggal di Sumbar akhirnya melepaskan status tertinggalnya,” ujarnya saat itu.

Daerah Tertinggal

Ia mengatakan kedua daerah resmi lepas dari daerah tertinggal per tanggal 31 Juli 2019. Dari SK yang dikeluarkan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 79 tahun 2019 tentang Penetapan Keluar dari Daerah Tertinggal, Pasaman Barat berada di ranking 3 sedangkan Solok Selatan mendapat ranking 4 dari keseluruhan daerah di Indonesia yang dinyatakan keluar dari ketertinggalan.

“Memang berat untuk keluar. Pessel dulu juga tertinggal dan berhasil keluar. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Pemkab, kita sudah sama-sama berjuang dan saya pribadi merasakan perjuangan dari daerah hingga sekarang,” ujar Nasrul.

Pada 2020, masih di tengah pandemi, Nasrul Abit sukses membawa Sumbar sebagai tuan rumah sekaligus juara juara umum Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional Ke-28, dalam kapasitasnya sebagai ketua Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Provinsi.

Nasrul merasa masih banyak yang kurang dalam pengabdian itu. Ia ingin menuntaskan. Sehingga, ia maju dalam Pilkada 2020 lalu berpasangan dengan Indra Catri, mantan bupati Agam.

Baca Juga: Catatan Akhir yang Hendak Ditulis Seorang Nasrul Abit

“Saya manusia biasa. Tentu tak dapat sempurna termasuk dalam bekerja. Tapi, apa yang sudah berhasil dilakukan hingga hari ini. Seperti mengentaskan banyak daerah tertinggal, memacu pembangunan, menaikkan taraf perekonomian, dan membuka lapangan pendapatan baru bagi warga Sunbar, itu semua juga tak dilakukan seorang diri. Bukan one man show. Kita selalu kuat saat bersama,” ujarnya dalam keterangan tertulis pada Sabtu (5/12/2020).

Namun, Nasrul hanya berada di tempat kedua dalam pilkada itu. Suara terbanyak diraih pasangan Mahyeldi-Audy Joinaldy. Nasrul berbesar hati. "Saya mau tutup buku lagi, fokus kerja lagi sebagai wakil gubernur di akhir periode bersama bapak Irwan (Prayitno),” katanya.

Hari ini, Nasrul Abit benar-benar menutup buku. Kerja kerasnya sebagai birokrat hingga jadi kepala daerah akan tetap dikenang oleh masyarakat Sumbar. Selamat jalan Pak Nasrul, teruslah ke surga. (Tim Langgam/HM)

Baca Juga

Komisi III DPR RI akan mendatangi Polda Sumatera Barat (Sumbar) dan Polres Solok Selatan untuk meninjau langsung kasus penembakan yang
Komisi III DPR RI Akan ke Sumbar, Tinjau Kasus Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan
Kapolda Sumatra Barat (Sumbar), Irjen Pol Suharyono menegaskan akan mengambil langkah tegas dalam menangani kasus penembakan yang menewaskan
Kasus Penembakan di Polres Solsel, Kapolda Upayakan Pemberhentian Tidak Hormat Kepada Pelaku
Kapolda Sumatera Barat (Sumbar), Irjen Pol Suharyono, mengonfirmasi kasus penembakan yang melibatkan dua perwira polisi di Solok Selatan.
Kapolda Sumbar: Kasus Penembakan di Solok Selatan, Tersangka Sudah Diamankan
Diduga Persoalan Tambang Ilegal, Kasat Reskrim Polres Solok Selatan Tewas Ditembak Rekannya
Diduga Persoalan Tambang Ilegal, Kasat Reskrim Polres Solok Selatan Tewas Ditembak Rekannya
Semen Padang vs PSM Berakhir Imbang
Semen Padang vs PSM Berakhir Imbang
Jabatan Gusti Chandra sebagai Direktur Kredit dan Syariah merangkap tugas Pjs Direktur Utama (Dirut) dan seluruh Direksi Bank Nagari,
Bank Nagari Siapkan Rp500 Miliar Ikut Danai Proyek Flyover Sitinjau Lauik