Nasehat Syekh Sidi Jamadi Koto Tangah Kepada Kaum Muda yang Menyebut Golongan Kaum Tua Ulama Ulakan Sebagai Kaum Kuno

Oleh : Habibur Rahman

Syekh Sidi Jamadi merupakan seorang Ulama Tarekat Syattariyah di Koto Tangah, Padang, beliau adalah ulama yang vokal dalam menghadang kaum muda, dan di samping itu beliau juga dapat dikatakan salah seorang Ulama penyumbang karya intelektual di abad XX. Meski karya beliau hanya diperuntukkan untuk para penganut Tarekat Syattariyah, namun perihal isi dari karya-karya beliau cukup menarik untuk diperbincangkan.

Tokoh yang dikenal rajin bersya'ir inipun juga dikenal sebagai Qadhi di Batang Kabung, Kec.Koto Tangah. Kisah yang amat dramatis pun pernah ia lalui, diantaranya tentang perlakuan kurang menyenangkan oleh kolonial Belanda terhadap beliau.

Konon dari berita yang beredar beliau pernah ditangkap oleh kolonial Belanda dan kemudian di penjara, dan yang anehnya para penjaga melihat beliau sedang melaksanakan shalat di sebuah masjid, ketika diperiksa ke penjara beliau tetap duduk tenang informasi tersebut tertuang pada sebuah karya sya’ir yang ditulis dalam bentuk manuskrip, dan di perbanyak melalui salinan tangan dan tersebar dikalangan murid-murid beliau di Koto Tangah.

Berbicara perihal nasehat yang pernah ia berikan kepada kaum muda, yang dalam hal ini kurang menyukai eksistensi ulama Ulakan, pernah suatu waktu Syekh Sidi Jamadi memberikan nasehat kepada kaum muda, dengan sya'ir yang berbunyi sebagai berikut :

Sebelum ada syara' baharu
Adat dan Syara' ada setuju
Labuah tetapian memakai malu
Mamak dan nenek ada sekutu

Allah Allah wahai saudara
Maka negeri serupo iko a
Karena dek syara' baru, nyata
Hendak merubah sryara' yang lama

Rupa dahulu rupanya bayan
Undang (Adat) dan Syara' sama sejalan
Adat memegang dengan pedoman
Dusun negeri berupa aman

Pada pikiran hamba yang hina
Kalau dibuang agama lama
Jo pangkal adat sama sekata
Jo undang kompeni demikian juga

Kawan baru saja merubah
Jo pangkal adat tidak muthabaqah
Inilah sebab negeri susah
Mamak dan nenek menjadi bancah

(Sya'ir Ihwal Jalan, Karya Syekh Sidi Jumadi)

Untuk informasi lebih lanjut, perihal Syekh Sidi Jamadi Koto Tangah, pembaca dapat mengakses melalui aplikasi Ipusnas dan membacanya secara gratis, dan disitu terdapat sebuah karya dari Pramono salah seorang akademisi Universitas Andalas yang karya tersebut berjudul "Syair Pelarian dari kejaran Opas Karya Syekh Sidi Jamadi." Semoga dapat menambah pengetahuan pembaca terkait biografi ketokohan dari Syekh Sidi Jamadi ini.

Penulis: Habibur Rahman (Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Sjech M.Djamil Djambek Bukittinggi. Aktif menulis sejarah ketokohan ulama-ulama Tarekat di Sumatra Barat serta dinamika dan problematika Surau Tradisional Minangkabau)

Tag:

Baca Juga

Pemprov Sumbar Sebar Ratusan Ribu Bibit Ikan Garing untuk Kelompok Masyarakat
Pemprov Sumbar Sebar Ratusan Ribu Bibit Ikan Garing untuk Kelompok Masyarakat
Mengapa Budaya Politik Partisipatif Penting untuk Masa Depan Demokrasi Indonesia
Mengapa Budaya Politik Partisipatif Penting untuk Masa Depan Demokrasi Indonesia
Payakumbuh mendapat predikat istimewa dari KPK RI dalam penilaian Program Percontohan Kabupaten/Kota Antikorupsi 2024, Selasa (12/11/2024).
Dapat Predikat Istimewa dari KPK, Payakumbuh Jadi Kota Percontohan Anti Korupsi
Scoot Airlines yang merupakan maskapai berbiaya rendah dari Singapore Airlines, akan membuka tiga rute penerbangan baru. Salah satunya rute Singapura-Padang, Sumatra Barat (Sumbar).
Maskapai Scoot Buka Rute Penerbangan Singapura-Padang
Dua pelaku peredaran narkotika jenis ganja kering dan sabu diringkus Satresnarkoba Polres dan Polsek Talamau Polres Pasaman Barat,
Polres Pasaman Barat Amankan Ganja 30 Kg, 2 Pelaku Diringkus
Sebanyak 954 pedagang bakal menempati Pasar Raya Fase VII yang saat ini pengelolaannya diserahkan oleh BPPW Sumbar ke Pemko Padang.
130 Kunci Ruko Sudah Diserahkan, Pemko Harap Pedagang Segera Berjualan di Pasar Raya Fase VII