Mengenal Sosok Syekh Adam BB, Ulama yang Juga Pandeka dari Padang Panjang

Langgam.id - Syekh Haji Adam BB merupakan seorang ulama terkemuka asal Padang Panjang yang tercatat hingga pertengahan abad ke-20.

Syekh Adam BB, ulama dan juga pandeka dari Padang Panjang. (Foto: Dok. Kominfo Padang Panjang)

Langgam.id - Syekh Haji Adam BB atau yang akrab dikenal dengan nama Syekh Adam Balai-balai merupakan seorang ulama terkemuka asal Padang Panjang yang tercatat hingga pertengahan abad ke-20.

Awalnya, Syekh Haji Adam BB merupakan seorang pendekar dan parewa gadang dan juga dikenal sebagai ulama dan guru yang menginginkan lulusan surau yang ideal, yaitu kobinasi ulama, pandeka dan jiwa seni yang mandiri serta terampil.

Adam BB juga merupakan pendiri Surau Pasar Baru (SPB) Padang Panjang yang akhirnya dijadikan Madrasah Irsyadin Naas (MIN).

Berkat jasanya di bidang pendidikan dan kesenian itu, kini Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang menggelar sebuah kegiatan dengan tema Ranah Pas’Art Festival.

Festival dengan berbagai kegiatan yang digelar di Lapangan Kompi Markas Secata B Padang Panjang itu untuk mengenang jasa Syekh Adam BB.

Sekdako Padang Panjang, Sonny Budaya Putra mengucapkan terimakasih kepada ISI Padang Panjang yang telah menggelar kegiatan untuk mengenang jasa Syekh Adam BB.

"Terimakasih kepada para seniman, mahasiswa seni, dan penikmat seni yang terlibat pada kegiatan Ranah Pas’Art ini dengan tema mengenang pejuang pendidikan dan kesenian Kota Padang Panjang Syekh Adam BB," ujar Sonny.

Menurut Sonny, Syekh Adam BB merupakan pahlawan bidang pendidikan dan kesenian di Kota Padang Panjang. Di samping itu, Syekh Adam BB juga merupakan perintis berdirinya Madrasyah Irsyadin Naas (MIN) yang dimulai dengan halaqah sederhana di Surau Pasar Baru, kemudian menjadi cikal bakal Masjid Raya Jihad.

Keluarga Adam BB, lanjut Sonny, juga memiliki peran penting dalam perkembangan seni. Direalisasikan lewat kiprah keempat anaknya, Boestanul Arifin Adam, Irsjad Adam, Akhyar Adam, dan Hoerijah Adam.

Dikutip dari buku Rebbellion to Integration West Sumatra And The Indonesian Polity karangan Audrey Kahin, Syekh Adam BB lahir 31 Agustus 1889, ia merupakan putra dari Sami'un Datuak Bagindo.

Juga dituliskan, Syehk Adam BB meninggal dunia tahun 1853 dalam usia 64 tahun.

Disebutkan, Syekh Adam BB juga memiliki perhatian besar terhadap dunia persilatan, sehingga hingga usia 25 tahum, Syekh Adam BB menimba ilmu silat dari puluhan guru dan bermacam aliran.

Bahkan, dengan ilmu silat yang dimiliki, Syelh Adam BB juga disebut mampu mengalahkan seekor harimau dalam perkelahian di tepi hutan di sebuah bukit di wilayah Kabupaten Agam.

Selain memiliki ilmu beladiri kuat, Syekh Adam BB yang memiliki perawakan tinggi dan kekar itu juga menggemari sepakbola dan musik.

Setelah merasa matang sebagai seorang laki-laki dengan bekal ilmu bela diri yang kuat, Syekh Adam BB mulai mengadu peruntungan dengan merantau ke wilayah Sawahlunto.

Di Sawahlunto, Syekh Adam BB dipercayai sebagai mandor yang mengawasi para pekerja tambang. Setelah beberapa bulan bekerja, ia pulang ke Padang Panjang dengan membawa uang yang cukup banyak.

Uang itu ia serahkan kepada ibunya, namun sang ibu tak menerimanya, lantaran pekerjaan Syehk Adam BB dinilai tak layak, karena telah mempekerjakan pribumi.

Saat itulah, Syekh Adam BB muda merasa sangat terpukul dan merasa bersalah terhadap apa yang telah ia lakukan.

Setelah dimarahi sang ibu, Syekh Adam BB tak tau lagi hendak bekerja kemana. Ia juga sempat melangkahkan kaki untuk kembali ke Sawahlunto. Namun, dalam perjalanan, di tepian Danau Singkarak, ia melihat memperhatikan seorang anak kecil dan ia terpikir bahwa pendidikan itu sangat berguna. Syekh Adam BB kembali ke Padang Panjang.

Kembali ke Padang Panjang, Syekh Adam BB mulai membulatkan tekad untuk berusaha bisa mengaji di Surau Jembatan Besi, sebuah surau yang merupakan basis ulama Minangkabau pada awal zaman ke-20.

Ia diterima di surau tersebut dan dijadikan murid Syekh Abdul Karim Amrullah. Setelah itu, ia berguru lagi pada Syekh Daud Rasjidi yang dekat dipanggil Inyiak Daud di Balingka, Agam, yang baru saja pulang dari Mekkah dan membuka surau di kampungnya.

Karena musibah galodo (banjir bandang) surau Inyiak Daud di Balingka porak-poranda, sehingga semua muridnya pulang ke kampung halaman masing-masing, namun Adam tetap setia menemani gurunya.

Pada tahun 1914, Adam diantar Inyiak Daud kembali ke Padang Panjang, diusahakan untuk bisa mengaji di Surau Muhammad Jamil Jaho yang dekat dipanggil Inyiak Jaho.

Baca juga: Syekh Muhammad Saad: Ulama Besar Mungka, Mendebat Syekh Ahmad Khatib Lewat Buku

Setahun mengaji di Surau Inyiak Jaho, Syekh Adam BB merasa ilmu agamanya cukup matang, saat itulah ia membulatkan tekad untuk membuka surau sendiri.

1916, Syekh Adam BB mulai merintis sebuah halaqah sederhana di Kampung Pasar Baru, Padang Panjang.

Baca Juga

Jalur Padang Panjang-Bukittinggi tidak bisa dilewati kendaraan akibat banjir lahar dingin yang terjadi di Aia Angek, Kecamatan X Koto,
Banjir Lahar Dingin Tutup Badan Jalan, Jalur Padang Panjang-Bukittinggi Tak Bisa Dilewati
Harga sayur-sayuran di Kota Padang Panjang mengalami kenaikan akibat erupsi Gunung Marapi yang menyebabkan paparan abu vulkanik selama
Harga Sayuran di Padang Panjang Naik Akibat Dampak Abu Vulkanik Gunung Marapi
Padang Panjang Siapkan Beras SPHP di Lima Lokasi untuk Antisipasi Kenaikan Harga Beras
Padang Panjang Siapkan Beras SPHP di Lima Lokasi untuk Antisipasi Kenaikan Harga Beras
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa inflasi Sumatra Barat (Sumbar) tercatat 0,57 persen secara bulanan pada November 2023.
Padang Panjang Pertahankan Warung Sembako untuk Kendalikan Inflasi 2024
Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Padang Panjang diimbau untuk mengurus sertifikasi halal. Saat ini diterbitkan Badan
UMKM di Padang Panjang Diimbau Urus Sertifikasi Halal
Padang Panjang Gerakkan Tanam Cabai di Pekarangan
Padang Panjang Gerakkan Tanam Cabai di Pekarangan