Langgam.id - Pukul 09.55 pagi dua orang nelayan tampak menurunkan sekeranjang ikan dari payang yang baru saja menepi. Sementara di bibir pantai, puluhan nelayan dan wisatawan Pantai Pasia Tiku, Kabupaten Agam menanti dengan keranjang dan kantong masing-masing.
Aktivitas tersebut merupakan rutinitas setiap hari di Pantai Pasia Tiku. Para nelayan melelang tangkapan ikan hasil melaut. Sejumlah "anak galeh" menanti ikan segar yang akan dijajakan ke kampung-kampung.
Iwan salah seorang nelayan menyebut rutinitas tersebut berlangsung dua kali dalam sehari, pagi dan sore. Dikatakan, biasanya nelayan yang baru pulang melaut menawarkan ikan-ikan segar kepada pedagang ikan dan sejumlah wisatawan.
Baca juga: Tradisi Unik "Marapulai Basuntiang" dalam Adat Pernikahan Inderapura Pesisir Selatan
“Hampir setiap hari begini, di waktu pagi dan sore hati, karena pada jam itu bagan nelayan pulang melaut,” katanya.
Aktivitas pelelangan ikan di Pantai Pasia Tiku terbilang unik. Selain memanfaatkan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang telah disediakan, nelayan juga melakukan pelelangan di bibir pantai.
Ragam jenis ikan "dionggok" begitu saja di atas pasir. Nelayan dan pembeli melakukan transaksi, hingga mendapatkan harga yang pas.
“Biasanya yang dionggok di sini bisa ditawar, kalau yang di keranjang yang disisihkan itu biasanya sudah ada yang punya,” kata Iwan.
Soal harga, tukasnya lagi, berlaku prinsip ekonomi, saat hasil tangkapan nelayan tidak terlalu banyak maka otomatis harga naik. Namun, harganya tidak semahal harga ikan yang dijual di pasar.
Baca juga: Sukses Budidaya Cupang, Eks Guru di Padang Raup Penghasilan Rp40 Juta Sebulan
“Saat ini agak mahal, apalagi sudah memasuki musim bagan tidak melaut. Dalam sebulan itu ada masanya bagan berhenti melaut,” ungkapnya.
Basir (54) seorang pedagang ikan mengaku hampir setiap pagi mengambil ikan di Pantai Pasia Tiku. Dirinya mengaku ikan tersebut akan dijual kembali ke kampung-kampung.
“Setelah dapat ikan di sini, saya jual lagi. Saya menjajakan pakai motor, biasanya ke daerah Lubuk Basung,” tuturnya.
Selain dijajakan ke kampung-kampung, pada akhir pekan, sejumlah pedagang ikan juga menjajakan ke wisatawan yang berkunjung ke pantai.
“Kalau yang dijajakan ke wisatawan biasanya jenis ikan karang, karena ikan ini jarang ditemui di pasar. Wisatawan pun lebih tertarik membeli ikan ini,” ulasnya lagi.
Rutinitas sejumlah nelayan tersebut rupanya menjadi tontonan tersendiri bagi wisatawan, seperti yang diungkapkan Suhartini (45) wisatawan asal Batusangkar.
Dikatakan Suhartini, dirinya baru pertama kali melihat aktivitas pelelangan ikan di bibir pantai tersebut. Menurutnya menyaksikan nelayan dan pembeli melakukan transaksi menjadi hal yang menarik baginya.
“Ini baru pertama ke sini, cukup menarik melihat aktivitas nelayan di sini. Sebelumnya sih sudah pernah dengar kalau Tiku memang terkenal dengan produksi ikannya,” ucapnya.
Tidak hanya melihat, Suhartini juga mengaku membeli sejumlah ikan untuk dibawa pulang ke Batusangkar.
“Saya beli ikan karang, rencana akan digulai, suami kebetulan suka gulai ikan karang,” katanya.(*/Ela)