Sukses Budidaya Cupang, Eks Guru di Padang Raup Penghasilan Rp40 Juta Sebulan

ikan cupang

Ilustrasi ikan cupan (pixabay.com)

Langgam.id - Di Kota Padang, Sumatra Barat (Sumbar), ada salah satu tempat budidaya ikan cupang alam dan ikan cupang hias, yang mampu cuan, hingga masuk ke pasar internasional.

Pengusaha ikan cupang di Padang, Mulyadi, mengatakan saat ini ada sekitar ribuan ikan cupang alam dan ikan cupang hias yang dibudidayakannya di kawasan Kota Tua yakni Pasar Gadang.

"Kini ada ribuan ekor ikan cupang yang saya budidayakan dengan berbagai jenis ikan cupang, baik itu ikan cupang alam maupun ikan cupang hias," katanya di Padang, Selasa, 9 Februari 2021.

Dengan adanya usahanya itu, Mulyadi telah menguasai pasar ekspor ke sejumlah negara, yakni Jepang, Singapura, Malaysia, dan Cina. Namun yang paling dominan ekspor ikan cupang dari Sumatera Barat yaitu Jepang.

"Untuk satu kali pengiriman ikan cupang ke Jepang itu per bulannya di sekitar 400 ekor ikan cupang. Dengan harga ikan nya Rp 200 ribu per ekor. Kadang-kadang per bulannya itu ada mengirim ke Jepang satu kali hingga dua kali. Jadi sesuai permintaan saja," katanya.

Dengan adanya kondisi yang demikian, penghasilan Mulyadi per bulan dari usaha budidaya ikan cupang nya itu, Rp 20 juta hingga Rp 40 juta. Khusus di masa pandemi Covid-19, selain ekspor ke Jepang tetap jalan, pesanan untuk pasar domestik pun meningkat.

Selain melayani pesanan dalam bentuk partai besar, dia melayani pembeli yang hanya beli satu atau dua ekor ikan cupang saja. Baik itu untuk ikan cupang alam maupun ikan cupang hias.

Hanya saja, harga ikan yang dijual satu atau dua ekor itu berbeda dengan penjualan partai besar. Seperti halnya untuk penjualan ikan cupang ekspor maksimal harga per ekornya itu Rp 200 ribu. Sementara yang beli satu atau dua ekor ikan cupang mencapai Rp 500 ribu per ekor.

"Perbedaan harga ikan cupang itu, dibedakan dengan kondisi ideal atau tidaknya ikan cupang tersebut. Untuk ikan cupang yang ideal itu banyak hal yang perlu diperhatikan. Jadi semakin bagus dan ideal, harganya bisa lebih tinggi," ujar dia.

Mulyadi memaparkan patokan ikan cupang yang ideal itu yang jelas kondisinya sehat, sirip ikan sempurna yakni mampu mengembangkan sirip dengan baik, tidak cacat, dan warna jelas dengan corak yang sesuai dengan kategori ikan cupang.

Selain itu, hal yang terpenting bagi ikan cupang itu, harus punya mental yang baik. Sebab kalau ikan cupang tidak punya mental yang baik, akan membuat nilai jual ikan bakal anjlok, bakal tidak bernilai lagi.

"Nah seperti ikan-ikan cupang yang dijual tepi jalan itu. Kebanyakan ikan hasil sortir atau kita menyebutnya reject, hanya itu Rp 10 ribu per ekor. Untuk anak-anak yang senang dengan ikan, cocok itu," ungkapnya.

Menurut Mulyadi, melihat dari kondisi pandemi Covid-19 ini, memang telah terjadi penjualan hingga lebih dari 50 persen dibandingkan sebelum adanya pandemi.
Hal ini dikarenakan, minat orang untuk memelihara hewan termasuk itu ikan cupang ini meningkat. Ada kemungkinan banyak orang melakukan memelihara ikan cupang masa pandemi, sebagai cara untuk menghilang kejenuhan.

Selain itu terkait sumber mendapatkan ikan cupang, Mulyadi menyatakan di Sumatera Barat ada ikan cupang yang bisa ditangkap langsung dari alam. Seperti di kawasan Lembah Harau Kabupaten Limapuluh Kota dan di Kabupaten Dharmasraya.

"Di sana ada 5 spesies ikan cupang di dua daerah itu, dan memang bukan endemiknya Sumbar. Tapi bicara apakah sungai di Sumbar punya ikan cupang, ya ada," katanya.

Merintis Usaha Ikan Cupang
Di satu sisi, Mulyadi juga menceritakan bahwa cukup panjang cerita hidupnya ketika memulai usaha ikan cupang tersebut.

Dia menyebutkan usaha itu, sudah dijalankan sejak 1999. Modal awalnya hanya membeli sepasang ikan cupang ke Kota Medan, Sumatera Utara, dengan harga ketika itu Rp 750 ribu.

Dia tertarik untuk menjalani usaha ikan cupang itu, setelah mendapat gambaran ekonomi yang menjanjikan menjalani usaha ikan cupang. Padahal ketika itu, dia adalah seorang guru honorer yang bertugas di laboratorium di salah satu SMK di Padang.

Namun dengan alasan ekonomi, Mulyadi pun berhenti menjadi guru honorer, dan fokus untuk menjalani usaha ikan cupang. Hingga akhirnya dari sepasang ikan cupang yang dibelinya dari Medan itu, diikutsertakan dalam sebuah kontes ikan secara nasional.

Beruntungnya, ketika itu dia mampu menang dengan hadiah yang mencapai puluhan hutan. Semenjak dari itu, Mulyadi pun mengembangkan usaha ikan cupang. Berawal dari percaya diri serta memiliki teman yang berpengalaman soal ikan cupang, Mulyadi pun mencari peluang agar ikan cupang semakin diminati.

Pada 2001 dia menggelar event kontes ikan cupang di Padang, hingga akhirnya usaha ikan cupang itu sukses. Bahkan dapat tamu dari luar negeri, serta dari sanalah mula asal ikan cupangnya mendapat pintu untuk ekspor ke sejumlah negara.

Kini untuk mengelola usaha budidaya ikan cupang itu, Mulyadi memiliki delapan karyawan. Dari hasil penjualannya itu, dia telah mampu membayarkan upah untuk para karyawannya tersebut.

"Mengingat budidaya ikan cupang ini butuh perawatan setiap hari, dan sementara saya cukup sibuk beberapa kegiatan seperti jadi juri kontes ikan cupang. Jadi saya butuh orang untuk dipekerjakan," katanya.

Saat ini kesulitan yang dihadapi adalah soal pakan yakni kutu air. Cukup sulit untuk mendapatkan pakan untuk ikan cupang tersebut. Sumber untuk mendapatkan kutu air itu sebenarnya berada di sawah-sawah. Kutu air itu akan ditemukan di saat padi sawah yang baru dipanen.

"Inilah kendala kita soal pakan. Kadang-kadang ada juga dikasih jentik nyamuk, namun tidak bisa terus menerus jentik nyamuk, karena ada batas usia ikan yang tidak bisa memakan jentik nyamuk tersebut," jelas Mulyadi.

Lalu Lintas Komoditi Ikan Cupang
Sementara itu Stasiun Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (SKIPM) Padang mencatat sepanjang 2020, ekspor ikan cupang dari Sumatera Barat dengan tujuan negara Jepang berjumlah 738 ekor dengan nilai Rp 68,5 juta.

"Ekspor ikan cupang adalah komoditi yang cukup besar dan masih jalan melakukan ekspor sepanjang tahun 2020 yang merupakan masa pandemi Covid-19," kata Kepala SKIPM Padang, Rudi Barmara.

Sedangkan untuk pengiriman ikan cupang dalam pasar domestik jumlahnya 6.712 ekor dan nilai Rp 171,7 juta lebih.(Tempo/Ela)

Baca Juga

Yogi Nofrizal
Sosok Yogi Nofrizal, Alumni UIN Imam Bonjol yang Sukses Jadi Pengusaha Tekstil di Tanah Abang
Langgam.id - BPD HIPMI Sumbar terus berupaya optimalkan pentahelix agar program yang bersentuhan dengan para pelaku usaha bisa berjalan baik.
Ini Upaya HIMPI Sumbar Membangun Dunia Usaha yang Semakin Berkelas
Kisah Haji Yasman, Orang Sungayang Agen Sepatu Papan Atas di Sumatra
Kisah Haji Yasman, Orang Sungayang Agen Sepatu Papan Atas di Sumatra
Relawan Audy
Relawan Audy Bantu UMKM dan Nelayan Salingka Danau Maninjau
Pengusaha Minang Yendra Fahmi Pastikan Tetap Bagi THR dan Tak Ada PHK Karyawan
Pengusaha Minang Yendra Fahmi Pastikan Tetap Bagi THR dan Tak Ada PHK Karyawan
Wardah Foundation
Cerita Nurhayati Subakat Pertahankan 12 Ribu Karyawan Wardah Saat Pandemi Corona