Langgam.id - Psikolog Anak Seto Mulyadi berkunjung ke Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat, Selasa (15/10/2019) lalu. Selain sempat mendongeng untuk anak-anak, tokoh pendidik anak yang akrab dipanggil Kak Seto ini juga jadi pembicara dalam seminar.
Kak Seto di Tanah Datar menghadiri Indonesia Teacher Millenial Festival (ITMF) 2019 yang diikuti lebih 3 ribu murid TK/PAUD se-Kabupaten Tanah Datar yang digelar di halaman Istano Basa Pagaruyung, Batusangkar.
Menggunakan boneka dan perlengkapan sulap sebagai media bantu saat mendongeng, Kak Seto seperti biasa berhasil memancing keceriaan dan antusiasme anak-anak.
Saat tampil dalam sesi seminar yang diikuti para guru dan kepala sekolah, Kak Seto mengatakan, dalam pembelajaran, tenaga pendidik, diharapkan dapat menciptakan suasana mengajar semenarik mungkin, agar prosesnya menjadi lebih menyenangkan.
Menurutnya, dalam dunia pendidikan seharusnya kurikulum untuk anak, bukan anak untuk kurikulum. Begitu juga sekolah untuk anak, bukan anak untuk sekolah.
Kak Seto menilai kurikulum pendidikan di Indonesia terlalu padat. "Kurikulum jangan sampai merampas hak-hak guru sebagai pengajar dengan cara-cara yang menyenangkan, menarik dan kreatif," tuturnya, sebagaimana dilansir Humas di situs resmi Tanah Datar.
Sebagai Anggota Badan Nasional Standar Pendidikan (BNSP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kak Seto berharap hal itu selalu digaungkan. 'Suara dari para guru, kepala sekolah, dinas pendidikan di berbagai kabupaten dan kota serta provinsi supaya terdengar sampai ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan," ujarnya.
Sekolah yang menyenangkan, menurutnya, adalah sekolah yang ramah anak, membuat anak-anak kreatif, sehingga akan menghasilkan pribadi yang unggul di masa depan.
"Anak Indonesia harus maju terus: matang, jujur, terlindungi, unggul, dan sejahtera. Sehingga, anak-anak yang terlindungi akan jujur akan terus mengembangkan potensi dirinya menjadi anak-anak hebat yang unggul di masa depan," katanya.
Kak Seto ini juga menyampaikan kekhawatiran akan pengaruh gadget (telepon pintar). "Ini sangat menarik, namun bisa berujung pada perundungan bullying. Sehingga. membuat anak gelisah dan cemas, semula pede, jadi rendah diri, semula rajin, jadi malas bahkan panik. Dan akan memicu berbagai prilaku agresif, kenakalan remaja, tawuran, merokok, hingga narkoba."
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tanah Datar Riswandi berharap para tenaga pendidik dapat mengambil manfaat pada acara tersebut.
“Acara itu dimaksudkan untuk memberikan pengalaman kepada tenaga pendidik sebagai fasilitator. Bagaimana memanfaatkan alat bantu dalam memberikan pembelajaran, tanpa menghilangkan esensi, maksud dan tujuannya,” ujarnya.
Bunda Paud Tanah Datar Ny. Emi Irdinansyah berharap orang tua mendidik anaknya dengan cinta dan kasih sayang, untuk mewujudkan generasi yang berkarakter, “Melalui acara ini, materi yang disampaikan Kak Seto dapat diterapkan secara maksimal. Mudah-mudahan di tahun selanjutnya acara ini, berlangsung lebih baik lagi,” katanya.
Sebelumnya, Bupati Tanah Datar Irdinansyah Tarmizi mengapresiasi panitia IMTF yang telah menggelar seminar bagi guru di Tanah Datar.
Menurutnya, di Tanah Datar pendidikan adalah prioritas utama, karena minimnya Sumber Daya Alam yang bisa dikembangkan. "Kami yakin dengan Sumber Daya Manusia yang unggul, Tanah Datar akan lebih maju dan berkembang," katanya.
Menurut Riswandi, IMTF digelar dalam rangka peningkatan SDM pelaku pendidikan serta dalam upaya menyongsong era revolusi industri 4.0 (four point zero).
Riswandi menyebutkan kegiatan satu hari penuh tersebut dibagi ke dalam dua sesi. Yaitu, seminar yang diikuti 4.030 guru dan kepala sekolah. Kemudian, sesi kedua mendongeng yang diikuti 3.013 murid PAUD. (*/SS)