Langgam.id - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nadiem Makarim menyampaikan, sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) memberikan nampak negatif jika dilaksanakan terus menerus. Hal tersebut ia sampaikan setelah mengevaluasi pemberlakuan sistem PJJ dalam beberapa bulan terakhir.
"Setelah kita evaluasi, dampak negatif pada anak itu suatu hal yg nyata. Kalau terus menerus dilaksanakan, bisa menjadi suatu resiko yang permanen," ujar Nadiem pada konferensi pers secara daring melalui akun YouTube resmi Kemendikbud RI, Jumat (20/11/2020).
Ada empat dampak negatif akibat pemberlakukan PJJ menurut Nadiem, yaitu:
1. Ancaman Putus Sekolah
Kesenjangan akses pendidikan kian terasa ketika PJJ diberlakukan. Menurut Nadiem, hal ini berdampak pada banyaknya anak-anak yang putus sekolah, lantaran tidak mendapatkan akses pendidikan yang baik.
2. Kendala Tumbuh Kembang Anak
Sekolah menjadi salah satu wahana tumbuh dan berkembang sang anak. Jika sekolah diberlakukan daring, kesempatan tumbuh kembang anak akan berkurang.
Nadiem menjelaskan, hal ini tampak pada menurunnya angka keikutsertaan pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
"Di daerah yang sulit melaksanakan PJJ, kesenjangan pencapaian pembelajaran semakin melebar. Pertumbuhan anak-anak kita menjadi resiko yang sangat besar," kata Nadiem.
3.Resiko Learning Loss
PJJ di masa pandemi dikhawatirkan akan menghasilkan learning loss atau kehilangan pembelajaran. "Ada satu generasi, anak-anak kita, yang hilang pembelajarannya dan harus mengejarnya. Mungkin sebagian akan ketinggalan dan tidak bisa mengejarnya," tutur Nadiem.
4.Dampak Psiko-Sosial
PJJ memangkas interaksi antara guru dan siswa. Hal ini berdampak pada tingkat stres anak-anak dan orang tua yang semakin meningkat di tengah pandemi.
"Minimnya interaksi anak-anak kita dengan guru dan teman-temannya menyebabkan tingkat stress dalam rumah tangga, baik orang tua maupun anak-anak meningkat secara drastis," kata Nadiem.(Fath/Ela)