Langgam.id - Wali Kota Padang, Mahyeldi Ansharullah, menunjuk Syahrial Kamat sebagai Kepala Dinas Pertanian Kota Padang menggantikan posisi Syaiful Bahri .Sebelumnya, Syahrial menjabat Kepala Dinas Pangan Kota Padang.
Pelantikan Syahrial berlangsung di Balai Kota Padang yang dipimpin langsung Mahyeldi, Selasa (10/12/2019). Turut juga dihadiri seluruh Kepala Dinas dan para Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Pemerintahan Kota Padang.
Namun dalam kegiatan pelantikan dan sumpah jabatan itu, Syaiful yang dipindahtugaskan sementara menjadikan pelaksana Bagian Umum Setda Kota Padang itu tidak ikut hadir. Menurut Syaiful, dirinya tidak hadir karena tak dapat undangan dalam pelantikan.
"Saya tidak dapat undangan, makanya tidak datang. Saya hanya mendapat kabar dari rekan-rekan bahwa akan ada orang dilantik yang ingin menggantikan saya. Itu saja dapat kabar tadi pagi," ujar Syaiful dihubungi langgam.id, Selasa (10/12/2019).
Syaiful mengungkapkan, kabar adanya kegiatan pelantikan seseorang untuk menggantikan dirinya didapat pagi hari. Kemudian, siangnya, diketahui langsung adanya kegiatan pelantikan.
"(Rentang waktu) pengumuman pemindahan saya tidak ada dapat surat, hanya dari rekan-rekan aja tadi pagi. Biar sajalah, saya orangnya lillahi ta'ala, (apabila) ini terbaik untuk Padang, saya kerjakan," katanya.
Sementara itu, Mahyeldi membantah pelantikan dilakukan dikaitkan dengan kisruh pembatalan Kota Padang sebagai tuan rumah penyelenggaraan Pekan Nasional (Penas) Tani Nelayan Andalan (KTNA) ke-16. Menurutnya, mutasi merupakan hal yang biasa.
"Di dalam Pemerintahan itu biasa, ada reward dan lainnya. Apabila kita lihat suatu hal yang bekerja tidak secara maksimal kita berikan punishment," ujar Mahyeldi usai pelantikan.
Menurutnya, rotasi para pejabat di beberapa eselon bukan hal yang baru di pemerintahan. Mahyeldi mengungkapkan, pelantikan baru hari ini dilaksanakan karena ada hambatan dirinya baru enam bulan dilantik sebagai wali kota.
"Enam bulan pelantikan saya tidak boleh dan juga harus melapor ke KASN dan Mendagri sehingga baru sekarang dilaksanakan (mutasi). Seperti saya jelaskan, dalam pemerintahan ada reward dan punishment," jelasnya.
"Apabila sukses kita beri reward dan apabila ada sesuatu yang tidak tercapai diberikan punishment. Penggeseran itu suatu hal biasa, setelah ini juga akan ada lagi penggeseran dan berjalan pemeriksa," sambung Mahyeldi. (Irwanda/RC)