Langgam.id - Hampir dua pekan sudah kasus penipuan diduga mengandalkan hipnotis dengan berpura-pura menjadi Tim Satgas Covid-19 berlalu. Selama itu pula, pelaku hipnotis Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Sumatra Barat (Sumbar) tak diketahui jejaknya.
Hingga kini, pelaku di balik kasus ini belum terungkap dan masih menghirup udara bebas. Meskipun demikian, pihak kepolisian memastikan bahwa kasus ini masih dalam tahap penyelidikan.
"(Perkembangan penyelidikan) belum ada, masih lidik. Gambaran pelaku belum ada, kalau ada pasti kami akan tangkap," kata Kapolsek Koto Tangah, Kompol Indra Junaidi dihubungi langgam.id, Jumat (20/11/2020).
Indra membeberkan sulitnya pihaknya mengidentifikasi pelaku. Salah satunya, tidak ada hasil rekaman CCTV di sekitar lokasi kejadian.
"Di tempat kejadian perkara tidak ada CCTV, (ini menjadi salah satu kesulitan) iya. Tapi kami masih terus memburu pelaku," tegasnya.
Baca juga: Cerita Korban Hipnotis Bermodus Satgas Covid-19: Diajak Luluran, Gelang Emas Raib
Kasus penipuan diduga mengandalkan hipnotis dengan berpura-pura menjadi Tim Satgas Covid-19 ini terjadi pada 9 November 2020. Tindak kejahatan pelaku dengan modus seperti ini tentunya sangat meresahkan masyarakat.
Beberapa waktu lalu, Lurah Parupuk Tabing Buderi Himra menyebutkan bahwa kejadian penipuan ini telah dialami dua orang warganya. Masing-masing korban kehilangan perhiasan.
Peristiwa pertama diketahui dialami seorang warga di Jalan Enggang 1 RT 5 RW 11 dan yang kedua warga Komplek Pilano RT 02 RW 18, Kelurahan Parupuk Tabing, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang.
"Dari dua kejadian warga kami yang menjadi korban, dari ciri-ciri pelaku sama dan modus juga sama," katanya kepada langgam.id waktu itu.
Menurut salah seorang korban bernama Erlinda Wismai, pelaku berjumlah dua orang yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Diceritakannya, pelaku yang masuk ke dalam rumah adalah pelaku perempuan, sementara laki-laki menunggu di luar pagar.
"Pelaku bilang ada dokter akan datang sama bidan. Saya percaya mereka dan nyuruh masuk karena mengaku Tim Satgas Covid-19. Awalnya saya ragu karena tidak pakai baju dinas, kan. Saya heran kenapa diwakili dan mendadak. Setelah ngobrol, saya ngikut aja apa yang disuruhnya," kata perempuan 53 tahun itu.
Sesampai di dalam rumah korban disuruh memakai baju kebaya oleh pelaku dan tidak lama kemudian meminta untuk membukanya kembali. Pelaku beralasan ingin membersihkan tubuh korban dengan mengunakan odol.
"Rupanya dipakai odol luluran, tangan saya dikasih odol. Saya antara sadar dan tidak. Tangan kiri lulur pakai odol, gelang dibuka diletakkan di meja. Setelah itu, saya disuruh bersihkan tangan, pergi ke belakang (kamar mandi) setelah balik pelaku enggak ada lagi," ujarnya.
Korban akhirnya sadar, gelang yang dilepas dari tangan kirinya telah hilang. Saat berlarian ke luar rumah, kedua pelaku telah tidak ada. Dari peristiwa ini, korban pun kemudian memberi tahu kepada Ketua RT dan tetangga yang sempat mencari pelaku namun tidak ketemu.
"Pak RT sempat keliling komplek, tapi enggak ketemu lagi (pelaku). Yang dia bawa gelang emas saya dua dan odol tadi. Pas di dalam rumah, si pelaku perempuan ini pakai masker terus, badannya sedikit gemuk dan laki-laki tinggi," tuturnya. (Irwanda/ABW)