Langgam.id - Prof. Dr. Maidir Harun, mantan rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Imam Bonjol (IB) Padang berpulang ke Rahmatullah pada Minggu (26/2/2023). Almarhum merupakan rektor ke-12 IAIN IB yang sekarang sudah berubah nama menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol.
Akun resmi Instagram UIN Imam Bonjol Padang merilis, rektor dan keluarga besar UIN menyampaikan duka yang mendalam atas wafatnya almarhum.
Mengutip buku autobiografi "70 Tahun Prof. Dr. Maidir Harun" (2020), Maidir lahir di Balah Hilir, Nagari Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman pada 10 Juli 1950.
Ia merupakan anak ke-4 dari 10 bersaudara, anak pasangan Harun Nurdin dari Padusunan, Pariaman dan Rosma, asli Lubuk Alung.
Maidir Harun masuk Sekolah Rakyat Teladan di Kota Medan pada 1957, mengikuti orang tuanya yang merantau ke sana. Pada 1962, keluarga Maidir kembali ke Lubuk Alung, sehingga akhirnya ia menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Rakyat Negeri 2 Lubuk Alung.
Setamat SR, Maidir melanjutkan sekolah ke PGAN 6 Kota Padang mulai 1963 hingga 1968. Setamat PGA, ia melanjutkan pendidikan ke Pendidikan Bahasa Arab, Fakultas Tarbiyah, IAIN Imam Bonjol Padang.
Pada 1972, Maidir Harun lulus sarjana muda dan terus melanjutkan hingga jadi doktorandus pada 1977. Setahun sebelum tamat, Maidir Harun menikah dengan Rosnelly pada 1976.
Pada 1978, Maidir Harun diangkat menjadi pegawai negeri sipil dan bertugas sebagai guru Bahasa Arab di PGAN 6 Padusunan, Pariaman. Pada 1979, Maidir Harun lulus beasiswa pendidikan ke Universitas Al Azhar, Mesir.
Selesai kuliah di Mesir pada 1981, Maidir pindah tugas menjadi dosen di IAIN Imam Bonjol. Pada 1989, ia meraih gelar doktor dari IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Setelah menjadi dosen IAIN, Maidir Harun sempat menjabat ketua jurusan, direktur lembaga bahasa, wakil dekan I Fakultas Adab, dekan, pembantu rektor hingga menjadi rektor pada 2001 sampai 2006.
Setelah itu, Prof Maidir Harun sempat ditarik menjadi kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Lektur dan Khazanah Keagamaan Badan Litbang Kementerian Agama RI di Jakarta hingga 2010. Setelah itu, Maidir kembali ke kampus menjadi guru besar.