Langgam.id - Nurani Perempuan Women's Crisis Center meminta pihak kepolisian serius menindaklanjuti laporan hilangnya mahasiswi Universitas Negeri Padang (UNP) yang diduga dibawa dukun. Dilaporkan, korban berinisial VR (22) ini dinyatakan hilang saat hendak pergi kuliah kerja nyata (KKN) di Pesisir Selatan.
VR telah hilang sejak lima hari belakangan. Pihak keluarga telah membuat laporan ke Polsek Lengayang yang membawahi wilayah hukum lokasi tempat korban KKN yaitu di Tampunik, Kecamatan Lengayang, Kabupaten Pesisir Selatan.
Direktur Women Crisis Center Nurani Perempuan Rahmi Merry Yenti mengungkapkan, tindakan yang dilakukan oleh terduga pelaku merupakan sebuah kejahatan. Maka itu pihak kepolisian harus bergerak cepat.
"Ini sebuah tindak kejahatan, karena kita tidak tau apa yang terjadi sekarang. Apakah dia (korban) diimingi, atau memang itu memang dipengaruhi alam bawah sadar dia (dukun) karena itu keahliannya," kata Merry dihubungi langgam.id, Minggu (18/7/2021) malam.
Baca juga: Polisi Lacak Keberadaan Mahasiswi KKN UNP yang Diduga Dibawa Dukun
"Apalagi mahasiswi ini baru pertama bertemu dengan dukun ini. Bisa saja dipaksa untuk menikah, akhirnya menikah. Bisa prilaku dukun ini ingin menguasai korban. Menurut saya ini sebuah kejahatan karena memanfaatkan situasi," sambungnya.
Merry mengungkapkan, dalam kasus ini penegak hukum bisa bekerja secara koordinasi antar sektor kepolisian. Karena dengan cara itu, maka akan lebih mudah untuk melacak mahasiswi UNP yang diduga dibawa dukun atau menangkap terduga pelaku.
"Karena kerja-kerja koordinasi itu yang harus dilakukan polisi. Kalau memang terdeteksi di Kerinci tinggal sebar foto pelaku. Jangan memandang kemudian karena korban tidak anak, lalu proses lambat," tegasnya.
Ia meminta pihak kepolisian dapat memprioritaskan kasus ini dan serius menangani. "Polisi Harus serius tangani kasus. Kerja koordinasi antar polres hingga polda bisa dilakukan untuk menemukan pelaku," ujarnya.
Sebelumnya, Kapolsek Lengayang, Iptu Beny Hari Muryanto mengatakan, kasus ini telah ditindaklanjuti dan masih dalam penyelidikan. Pihaknya masih melacak keberadaan terduga pelaku dan korban.
"Kami masih berusaha mencari. Kemana kaburnya belum tau. Sementara, sudah hilang empat hari lalu. Sudah kami lacak melalui nomor telepon, tapi tidak aktif. Nomor handphone keduanya tidak aktif. Kami masih berupaya mencari," kata Beny.
Menurutnya, terduga pelaku merupakan pendatang di wilayah Kabupaten Pesisir Selatan. Sebelumnya, yang bersangkutan asal Palembang, Sumatra Selatan (Sumsel).
"Laki-laki ini ngontrak di sini (Pesisir Selatan), dia asli orang Palembang. Istrinya dan anaknya masih di sini. Kami masih lidik dan mendalami," ujarnya.
Kakak VR berinisial F menyebutkan, adiknya diduga telah dipengaruhi atau dihipnotis oleh terduga pelaku. Sebab, dukun tersebut tidak pernah menjalin komunikasi dengan adiknya.
Bahkan, kata dia, pertemuan sekali dilakukan ketika adiknya menemani orang tuanya untuk berobat ke dukun tersebut. "Belum berapa lama ini ayah pergi ber-urut, ditemani adik saya ini," ujarnya. (Irwanda/ABW)