Langgam.id - Universitas Negeri Padang (UNP) menyebut hilangnya mahasiswi diduga dibawa kabur dukun kampung di Kabupaten Pesisir Selatan tidak ada sangkut paut dengan urusan kuliah kerja nyata (KKN). Pihak kampus menganggap kejadian ini sebagai urusan pribadi.
"Tidak ada urusannya dengan KKN, itu urusan pribadi. Saya dapat informasi dari mahasiswa di sana, pribadi urusannya, tidak ada sangkut pautnya dengan urusan KKN," kata Kepala Pusat KKN UNP, Elfi Tasfrif dihubungi langgam.id, Senin (19/7/2021).
Baca juga: Polisi Lacak Keberadaan Mahasiswi KKN UNP yang Diduga Dibawa Dukun
Tasfrif bersikukuh kasus ini tidak disangkutkan dengan KKN. Meskipun informasi dari pihak keluarga, mahasiswi ini hilang saat hendak pergi KKN.
"(Kan hendak pergi KKN hilang) ya kan sekarang KKN domisili, KKN tentu di kampungnya. Kalau di kampungnya, apapun yang terjadi di kampungnya bagaimana pula kami menebak. Ini tidak ada urusannya dengan KKN," tegasnya.
Ia menyebutkan, walaupun terdapat dosen pembimbing di lokasi KKN tentunya tidak dapat mengawasi mahasiswa terus. Sebab, KKN saat ini dilaksanakan mahasiswa di kampung halamannya masing-masing.
"Dosen pembimbing tentu tidak menemaninya. KKN di kampung, sudah itu ada kejadian sesuatu, terus apa masalahnya dengan kampus. (Kejadian) ini tidak ada sangkut pautnya dengan KKN," ujarnya.
Wakil Rektor I Bidang Akademik UNP, Refnaldi mengungkapkan, pihak kampus sampai saat ini belum bisa menanggapi peristiwa ini dan sedang menelusuri kebenaran dugaan mahasiswi hilang dibawa dukun tersebut.
"Tentu kita sedang menelusuri kebenaran. Kita belum berani menyatakan statement sebelum ada kebenaran beritanya. Kami perlu konfirmasi dulu apakah betul dilarikan," ujarnya.
Baca juga: Mahasiswi KKN UNP Hilang di Pesisir Selatan, Keluarga: Saya Yakin Dihipnotis
Sebelumnya, pihak keluarga menyatakan mahasiswi berinisial VR (22) ini hilang saat hendak pergi KKN di Tampunik, Kecamatan Lengayang, Kabupaten Pesisir Selatan, Selasa (13/7/2021) sekitar pukul 10.00 WIB. Mahasiswi ini mengendarai sepeda motor Suzuki Spin.
Namun pada pukul 18.20 WIB, pihak keluarga mendapat pesan singkat WhatsApp dari pria yang disebut sebagai dukun bahwa dirinya membawa VR. Pesan singkat ini diterima ayah kandung VR.
"Pas pergi KKN pukul 10.00 WIB, pukul 18.20 WIB, dia (si dukun) WhatsApp ayah. Maaf pak, ini Chandra, V saya bawa. Itu aja WhatsApp-nya," kata F.
Setelah pesan singkat WhatsApp diterima, nomor handphone sang dukun tidak aktif lagi. Begitupun nomor handphone VR juga tidak aktif ketika dicoba dihubungi pihak keluarga.
F menyebutkan, adiknya diduga telah dipengaruhi atau dihipnotis oleh dukun. Sebab, dukun tersebut tidak pernah berkomunikasi dengan adiknya.
Pertemuan, kata dia, hanya satu kali dilakukan ketika adiknya menemani orang tuanya untuk berobat ke dukun itu. "Belum berapa lama ini ayah pergi urut ke dia (dukun) ditemani adik saya ini," ujarnya. (Irwanda/ABW)