Mahasiswa PMM Unand Belajar Membaca Kearifan Lokal di Objek Wisata Malin Kundang

Langgam.id - Keragaman sosial-budaya masyarakat dan sumber daya alam Indonesia memberikan dampak besar bagi pengembangan peradaban di Indonesia. Salah satu yang paling menonjol sebagai dampak keragaman sosial-budaya dan sumber daya alam di Indonesia adalah dari aspek pariwisata.

Sumatra Barat merupakan salah satu daerah yang terkenal dengan keanekaragaman budayanya. Oleh karena itu sebanyak 80 peserta kelompok 1 yang  mengikuti kegiatan program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) jilid 2 dalam rangka Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) di Universitas Andalas mendapat kegiatan modul nusantara pada 10 September 2022.

Seperti yang dirasakan oleh Isti Anjelina Mohamad, yang merupakan mahasiswa asal Gorontalo ini berkesempatan menghadiri talkshow yang bertema “membaca Minangkabau”. Narasumber talkshow ini merupakan budayawan Sumatera Barat yaitu Umi Bati dan Uda Wimo dan kegiatan ini bertempat di Villa Sungrillah, Lubuk Minturun, Padang.

Talkshow dengan Umi Bati ini membahas Minangkabau dari berbagai perspektif yang timbul dari seluruh masyarakat yang ada di Indonesia dan kemudian dibahas lebih detail lagi oleh Uda Wimo. Beliau menceritakan terkait bagaimana warna dari Minangkabau yang sebenarnya dan sudah seharusnya dikenal oleh mahasiswa-mahasiswa senusantara.

Uda Wimo dalam membuka sesinya beliau mengatakan “saya tidak setuju dengan nama generasi milenial karena itu milik Amerika. Sementara, Indonesia lebih cocok menggunakan generasi phi (generasi pembawa perubahan Indonesia)” dimana kalimat ini terinspirasi dari salah satu buku yang sudah beliau baca.

Merurut Boby Febri Krisdianto, salah satu dosen pengampu Modul Nusantara, mengatakan kegiatan ini diadakan dalam upaya menggugah karakter kepedulian mahasiswa pada literasi budaya  disekitar mereka.

Kegiatan ini juga ingin membuktikan bahwa setiap mahasiswa sesungguhnya mampu berperan dan berkontribusi untuk memberikan solusi terhadap permasalahan budaya yang dihadapi oleh masyarakat disekitar lingkungan melalui bertanya dan berpikir kritis.

"Melalui bertanya, mahasiswa akan menghasilkan empati terhadap budaya sendiri dan dimiliki oleh orang lain, hingga akhirnya mampu melaporkan dan mempresentasikan keberhasilannya dalam membantu masyarakat lingkungan sekitarnya untuk mengatasi masalah," ujar Boby.

Kegiatan PMM mencoba menghadirkan keragaman di tiap-tiap kampus. Para peserta kegiatan PMM diharapkan punya cara pikir yang terbuka terhadap perbedaan sehingga mampu menjadi pemimpin Indonesia di masa depan yang nyaman akan perbedaan.

Hasil terhadap seluruh mahasiswa diperoleh bahwa 100 persen mahasiswa memiliki kemampuan mengidentifikasi masalah, mampu memberikan solusi, dan mampu berperan serta secara aktif untuk mengatasi masalah yang ada disekitarnya, dan mampu bersinergi bersama tim untuk saling berkontribusi dan aktif untuk mengatasi masalah yang ditemukan di kehidupan sehari-hari.

Rangkaian kegiatan berikutnya adalah  kunjungan ke penangkaran penyu dan situs bersejarah Malin Kundang yang kedua situs ini berlokasi di Pantai Air Manis.

Pengalaman meyenangkan tersebut disampaikan oleh Isti. Menurutnya, menyenangkan sekali saya bisa melihat penyu dan menyentuh penyu secara langsung membawa kesenangan tersendiri bagi kami kelompok TaTiSa yang sangat menyukai hewan-hewan yang lucu nan menggemaskan itu.

Beralih ke situs bersejarah Malin Kundang yang tidak jauh dari lokasi penangkaran penyu, dimana pada awalnya mahasiswa PMM2 yang berasal dari luar pulau sumatera tentu saja memiliki rasa kegembiraan tersendiri bisa melihat batu Malin Kundang secara langsung bahkan bisa berfoto bersama situs bersejarah tersebut.

Boby juga mengungkapkan perasaannya mengatakan bahwa “ketika saya sampai kesini dan melihat ini (batu Malin Kundang) secara langsung saya takut, takut akan dikutuk menjadi batu juga karena saya dulunya nakal pula.

"Dengan adanya situs bersejarah tersebut membuat kita untuk berfikir dua kali dalam bertindak pada orang tua kita dan jangan sampai berakhir seperti Malin Kundang,” imbuhnya.

Gambaran tentang kisah malin kundang di atas hanyalah sebagian kecil dari banyaknya kearifan lokal yang tersebar di hampir seluruh wilayah dari Sumatera barat. Selain sektor pariwisata, kekayaan budaya Sumatera Barat tentunya dapat berdampak bagi dunia pendidikan secara spesifik pada proses pembelajaran akan kebhinekaan dan kepekaan akan budaya.

--

Ikuti berita Sumatra Barat hari ini, terbaru dan terkini dari Langgam.id.  Anda bisa bergabung di Grup Telegram Langgam.id News Update di tautan https://t.me/langgamid atau mengikuti Langgam.id di Google News pada tautan ini.

 

Baca Juga

Fenomena 'Job-Education Mismatch' pada Lulusan Magister: Pandangan Mendikbud
Fenomena 'Job-Education Mismatch' pada Lulusan Magister: Pandangan Mendikbud
Mahasiswa Unand Rintis Start-Up untuk Bantu UMKM
Mahasiswa Unand Rintis Start-Up untuk Bantu UMKM
Rektor Unand Sayangkan Tindakan Pembina Menyuruh Penghuni Asrama Potong Celana
Rektor Unand Sayangkan Tindakan Pembina Menyuruh Penghuni Asrama Potong Celana
Unand Gelar PPKMB untuk 7.208 Mahasiswa Baru
Unand Gelar PPKMB untuk 7.208 Mahasiswa Baru
Diduga Berbuat Mesum di Toilet Musala, Mahasiswa Baru Unand Digrebek Warga
Diduga Berbuat Mesum di Toilet Musala, Mahasiswa Baru Unand Digrebek Warga
Mahasiswa Unand Asal Madagaskar di Konferensi Internasional Pemimpin Muda di Bali
Mahasiswa Unand Asal Madagaskar di Konferensi Internasional Pemimpin Muda di Bali