Langgam.id - Dinas Kebudayaan Sumatra Barat (Sumbar) mengadakan lomba menulis esai tentang Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) tingkat nasional. Lomba ini mengangkat tema tokoh-tokoh PDRI.
Pengiriman naskah tulisan yang bisa diikuti seluruh warga Indonesia ini paling lambat 5 Desember 2022. Panjang naskah minimal 1000 kata.
Menurut Kurator, Buya Zuari Abdullah, lomba menulis ini diadakan untuk mengangkat kembali catatan tentang PDRI yang mungkin belum diketahui. Sehingga mendapatkan nilai-nilai dominan dari sejarah PDRI tersebut.
"Walaupun sejarah PDRI berlangsung hanya sekian bulan, tapi banyak catatan sejarah yang perlu diangkat, dan selama ini belum tercatat," ujar Zuari dihubungi langgam.id, Sabtu (26/11/2022).
Peserta lomba, kata Zuari, dapat menggali informasi tentang seluk-beluk PDRI di berbagai sisi. Terutama terkait dengan tema perlombaan yakni tokoh-tokoh PDRI.
"Tema itu kami angkat sebab kita secara umum telah merasakan tentang krisis ketokohan. Sementara apa yang dicontohkan oleh tokoh-tokoh PDRI itu merupakan bagian bentuk ketokohan Minangkabau yang telah dirindukan saat ini karena kelangkaan ketokohan," jelasnya.
Menurut Zuari banyak hal yang diharapkan dengan diadakannya lomba ini. Salah satunya tentang catatan dan informasi ketokohan hingga perjalanan sejarah yang mengikuti tokoh-tokoh itu.
"Dan termasuk mendorong minat bakat generasi muda tentang sejarah, dan untuk mengasah kemampuan mereka menulis," tuturnya.
Peserta lomba dapat mengirimkan lebih dari satu naskah ke email: lombapdri@gmail.com dan tentunya keputusan dewan juri tidak dapat diganggu gugat.
Para juri pada lomba ini di antaranya dosen sejarah Fikrul Hanif Sufyan, Hendra Makmur yang merupakan jurnalis sejarah dan terkahir sastrawan Heru Joni Putra.
Pemenang lomba akan diumumkan pada 14 Desember 2022 di malam penutupan festival PDRI di Payakumbuh. Peserta lima terbaik akan mendapatkan uang tunai Rp4 juta.
Tentang Tema
Peristiwa PDRI melibatkan banyak tokoh, baik secara langsung ataupun tidak. Meskipun ada nama tokoh PDRI yang lebih terdengar dan ada yang jarang dibicarakan. Mereka mempunyai peran yang berbeda-beda, namun tetap sama pentingnya.
Lomba ini mengajak masyarakat untuk menuliskan esai refleksi tentang peran yang jarang diketahui masyarakat umum salah satu tokoh dalam peristiwa PDRI. Peserta bebas memilih tokoh yang akan dituliskan, baik tokoh yang sudah dikenal umum ataupun yang tidak perlu dikenal, dari kalangan apa pun, dan tetap menunjukkan dampak penting peran tersebut dalam peristiwa PDRI.