Lebih 9 Ribu Hektare Wilayah Sumbar Masuk Kategori Kawasan Kumuh

Lebih 9 Ribu Hektare Wilayah Sumbar Masuk Kategori Kawasan Kumuh

Ilustrasi - Petugas PU bersihkan Sungai Batang Arau dari sampah bersama masyarakat. (Foto: sda.pu.go.id)

Langgam.id– Lebih dari 9 ribu hektare atau tepatnya 9.331,75 hektare wilayah Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) masuk kategori kawasan kumuh. Wilayah itu, tersebar di 19 kabupaten dan kota.

Demikian disampaikan Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit usai pertemuan dengan tim Penataan Kawasan Kumuh Sumbar di Kantor Gubernur Sumbar, Padang, Jumat, (6/9/2019).

Ia mengatakan hingga saat ini baru sekitar 36 persen yang dilakukan penataan. Angka tersebut masih kecil dari luas yang masih tersisa.

“Kita akan tuntaskan penataan yang (hampir) 70 persen lagi, kita pilih mana yang didahulukan, kalau bisa satu persatu kota kita tuntaskan,” katanya.

Dia mengatakan untuk penataan kawasan kumuh akan diprioritaskan di tujuh kota yang ada di Sumbar. Terutama kota Padang, Bukittinggi, dan Padang Panjang.

“Rata-rata semua ada tetapi tidak terlalu besar, Padang mungkin yang agak luas karena sampahnya juga besar,” katanya.

Ia mengatakan yang menjadi indikator kawasan kumuh adalah kesehatan lingkungan, perumahan, air bersih, pengelolaan sampah dan lainnya.

Balai Cipta Karya menciptakan program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku). Program ini bertugas untuk menata kawasan kumuh menjadi pemukiman layak huni.

Leader Program Kotaku Sumbar, Bajang Ahmadi mengatakan untuk Kota Padang memiliki 117 hektar. Salah satu contoh kawasan kumuh berada di sekitar sungai Batang Arau. Luasnya lebih dari 15 hektar.

“Jumlah itu berdasarkan SK kumuh 2014, itu akan dilakukan review jika dimungkinkan akan bertambah kawasan kumuhnya,” katanya.

Ia mengatakan untuk penanganan kawasan kumuh terbagi tiga grade: sedang, ringan, dan berat. Luas 5-10 hektare merupakan wewenang kabupaten kota, 10-15 hektare wewenang provinsi, sedangkan lebih dari 15 hektar wewenang pemerintah pusat.

“Kawasan Batang Arau ini termasuk kewenangan pusat karena lebih dari 15 hektare,” katanya.

Ia mengatakan, ada tujuh indikator kawasan kumuh, yaitu keteraturan bangunan, sanitasi air, pengelolaan sampah, kumuh, air minum, kebakaran, dan ruang terbuka hijau. (Rahmadi/HM)

Baca Juga

Wagub Vasko Dampingi Menteri PU Tinjau Kerusakan Infrastruktur Pascabencana di Sumbar
Wagub Vasko Dampingi Menteri PU Tinjau Kerusakan Infrastruktur Pascabencana di Sumbar
Pemprov Sumbar Perpanjang Status Tanggap Darurat Bencana Hingga 22 Desember 2025
Pemprov Sumbar Perpanjang Status Tanggap Darurat Bencana Hingga 22 Desember 2025
Ilustrasi Samsat Padang. (FOTO: ISTIMEWA)
3 Cara Samsat Padang Maksimalkan Pajak Kendaraan Bermotor, Buruan Jelang Pemutihan 2025 Berakhir
Bencana banjir dan banjir bandang yang melanda Padang beberapa waktu lalu mengakibatkan kerugian infrastruktur ditaksir mencapai Rp264 miliar.
Dampak Bencana Sumbar, Pemprov Catat Kerugian Material Rp1,76 Triliun
Pemprov Rilis Data Bencana Sumbar, 247.402 Warga Terdampak
Pemprov Rilis Data Bencana Sumbar, 247.402 Warga Terdampak
Update Bencana Sumbar: Korban Meninggal 228 Orang, Hilang 98, dan Luka 112 Orang
Update Bencana Sumbar: Korban Meninggal 228 Orang, Hilang 98, dan Luka 112 Orang