Lapek Bugih, Si Lengket yang Enak Disantap Saat Berbuka

Lapek Bugih. (Foto: Istimewa)

Lapek Bugih. (Foto: Istimewa)

Langgam.id - Lapek bugih merupakan makanan tradisional yang menyatu di lidah lintas generasi. Bahkan, sampai hari ini, lapek bugih masih laku dimana-mana. Apalagi, mencarinya tak sesulit memburu kacimuih.

Lapek bugih nyaris selalu dihidangkan di setiap ragam kegiatan. Seperti baralek, berbagai pertemuan pemerintah, mendoa jelang masuknya bulan Ramadan hingga Idul Fitri.

Begitu juga saat Ramadan. Tidak sulit mencari lapek bugih. Sebab, rata-rata penjual pabukoan menyediakan lapek bugih. Rasanya yang enak dan harga murah membuat masyarakat gemar mencicipi lapek ini.

"Cuma seribu rupiah. Tapi kadang ada juga yang jual dua ribu karena ukurannya agak dibesarkan," kata Tini (42), salah seorang ibu rumah tangga di Indarung, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang.

Tini mengaku kerap membuat lapek bugih ketika suami dan anaknya ingin mencicipi lapek buatannya. Jika tidak, dia membelinya di kedai pabukoan.

"Di rumah suka semua. Enak dan harum lapek bugih itu, meski pas makannya tangan pasti lengket-lengket," katanya.

Bahan dasar lapek bugih adalah tepung ketan hitam atau ketan putih, santan, gula pasir, parut kepala dan untuk mengharumkannya dikasih daun pandan. Cara membuatnya juga terbilang mudah.

Mula-mula masak santan yang sudah dicampur garam secukupnya. Setelah matang, dituangkan santan itu ke dalam tepung ketan yang sudah disiapkan, lalu aduk sampai rata.

Untuk isi di dalamnya terbuat dari gula pasir dan parutan kelapa dan daun pandan. Lalu, diaduk adonan itu hingga matang. Setelah itu, adonan tersebut dibungkus dengan daun pisang yang telah disiapkan.

Uniknya, bungkusan lapek bugih ini berbentuk segi tiga alias lancip. Setelah terbungkus, lapek ini kembali dimasukkan ke dalam dandang untuk dikukus hingga matang. Setelah itu, lapek bugih siap untuk dinikmati.

Harus dipahami, lapek bugih adalah jajanan sehari dan tidak bisa tahan berhari-hari. Sebab, proses pembuatannya alami dan dipastikan tanpa sedikit pun memakai pengawet. Ingat juga, setiap yang mencicipi lapek bugih, pasti tangannya sedikit blepotan karena lapek itu lengket. (*/ICA)

 

Baca Juga

Volume pengiriman di PT Pos Indonesia Kantor Cabang Utama Padang meningkat hingga 30 persen memasuki awal Ramadan 1446 Hijriah.
Volume Pengiriman di PT Pos Indonesia Padang Melonjak Saat Ramadan
Pertengahan Ramadan, Harga Cabai Turun Signifikan
Pertengahan Ramadan, Harga Cabai Turun Signifikan
Tim Satgas Pangan Polda Sumatera Barat (Sumbar) melalui Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) melakukan pengecekan
Satgas Pangan Polda Sumbar Cek Pendistribusian MinyaKita, Ini Hasilnya
Disdikbud Kota Padang menerbitkan Surat Edaran Nomor: 400.3/15/Dikbud-Pdg/III/2025.Terbitnya SE ini merupakan sebagai langkah
Cegah Tawuran, Disdikbud Padang Terapkan Absensi via Zoom Bagi Siswa Usai Tarawih
Bank Indonesia (BI) Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) kembali melaksanakan program Semarak Rupiah Ramadan dan Berkah Idul Fitri (Serambi) 2025.
BI Sumbar Siapkan Rp2,47 Triliun untuk Kebutuhan Ramadan dan Idul Fitri 2025
Ramadan merupakan bulan yang suci bagi umat Muslim di seluruh dunia. Selama Ramadan, umat Islam berpuasa dari terbit fajar
Bolehkah Sikat Gigi saat Puasa? Ini Penjelasannya