Langgam.id - Kualitas udara di Sumatra Barat (Sumbar) kian memburuk dan dinyatakan di atas ambang normal tersebab kabut asap yang berasal dari daerah tetangga seperti Riau dan Jambi. Hal ini dibenarkan Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit kepada awak media, Jumat (13/9/2019).
“Kondisi udara kita semakin memburuk dalam beberapa hari terakhir. Apalagi, cuaca di Sumbar saat ini musim kemarau,” ujar Nasrul Abit.
Menurut informasi yang diterimanya, tercatat 177 titik panas di Riau dan 306 di provinsi Jambi. Hal inilah yang membuat kualitas udara di Sumbar turut memburuk. Apalagi, di Sumbar juga terdapat 12 titik terjadi kebakaran hutan.
“Posisi Sumbar ada di tengah dari kedua provinsi itu. Angin juga bertiup ke arah Sumbar. Sehingga kabut asap berkumpul di sini (Sumbar),” katanya.
Nasrul Abit yang mewakili Pemerintah Provinsi melarang para siswa melakukan aktivitas di luar ruangan. Seperti kegiatan olahraga, upacara dan lainnya.
Imbauan itu juga dilakukan melalui surat edaran nomor 660/01/DLH- 2019. Tentang Himbauan Mengurangi Aktifitas Diluar Ruangan Dan Menggunakan Masker, tertanggal 12 September 2019 ditandatangani oleh Nasrul Abit.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sumbar Siti Aisyah mengatakan, pada 10 September, partikel debu PM 10 tercatat hanya 25 mg/m3. Namun, pada 12 September melonjak drastis menjadi 96 mg/m3.
“Di daerah perbatasan lebih parah lagi. Seperti sejumlah daerah yang berbatasan langsung dengan Riau yaitu Limapuluh Kota, Pasaman. Untuk berbatasan dengan Jambi yaitu Solok, Dharmasraya, Sijunjung dan lainnya,” ujarnya.
“Ini bukan hanya asap saja. Tapi, partikel debu lebih besar dari 96. Masyarakat bisa melihat alat pemantau yang terpasang di kantor gubernur,” sambung Siti. (*/Irwanda/RC)