Langgam.id - Yudha Pratama Putra, remaja 16 tahun itu masih tak sadarkan diri di ruang Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M Djamil Padang. Minggu (17/5/2020) subuh itu menjadi hari yang kelam bagi Yudha, ia dianiaya segerombolan Orang Tak Dikenal (OTK), hingga punggungnya dibacok dengan sebuah celurit.
Hingga saat ini, tiga kantong darah telah habis, bahkan ia juga sudah menjalani operasi satu kali.
Diketahui, Yudha dibacok di kawasan Bypass, persis di kawasan SPBU Pisang, Kecamatan Pauh, Kota Padang, Sumatra Barat (Sumbar). Ketika itu, ia bersama rekannya bernama Fikri berniat untuk menjemput sepeda motor di bengkel.
Fikri telah bermalam di kediaman Yudha, di kawasan Pisang RT 01 RW 01, Kelurahan Pisang, Kecamatan Pauh. Sepeda motor yang akan mereka jemput di bengkel merupakan milik orang tua Yudha, sepeda motor itu akan digunakan untuk bekerja pagi harinya.
Yudha berangkat dengan sepeda motor Fikri, berdua. Namun di tengah perjalanan, bensin sepeda motor mereka habis sehingga terpaksa mendorong menuju SPBU terdekat. SPBU Pisang yang mereka tuju ternyata tutup.
Keterangan Founder Pemuda Padang Berhijrah, Winna Wahyuni, saat itulah datang segerombolan orang yang menggunakan empat unit sepeda motor. Yudha dipegang, handphonenya dirampas, namun berhasil dipertahankan.
"Yudha posisinya duduk di atas motor. Rekannya di tepi jalan. Orang (pelaku) itu meminta handphone Yudha, tapi tidak mau. Rekan Yudha yang dipegang orang-orang itu berhasil kabur dan dibiarkan," ujar Winna saat dihubungi Langgam.id, Kamis (21/5/2020).
Winna dan rekan-rekannya merupakan pendamping Yudha dalam kasus ini, begitupun dalam pengobatan. Mereka menggalang donasi untuk membantu biaya pengobatan Yudha yang mencapai Rp50 juta karena tidak memiliki kartu BPJS.
Sementara Yudha, berasal dari keluarga kurang mampu. Ayah kandungnya juga dalam kondisi sakit. Biasanya, Yudha yang putus sekolah itu bersama ayah kandungnya bekerja sebagai bersih-bersih atau asisten rumah tangga orang.
Sementara itu, Kapolsek Pauh, AKP Anton Luther membenarkan kasus yang dialami Yudha sedang ditangani oleh jajarannya. Pihaknya mencurigai peristiwa pembacokan itu bukan sebuah aksi pembegalan.
Sebab, kata Anton, barang berharga yang dimiliki korban tidak satupun diambil para pelaku. Begitupun dari kronologi kejadian sesuai keterangan saksi-saksi, pelaku langsung mengejar Yudha dengan sebuah celurit.
"Dari saksi yang kami minta keterangan, empat pengendara pada subuh itu tiba-tiba berhenti, kemudian langsung turun mengejar korban," ucapnya.
Menurut Anton, ada beberapa dugaan dari pihaknya di balik kasus ini, namun masih dalam proses penyelidikan. Dugaan itu, apakah korban memiliki permasalahan dengan kelompok para pelaku.
"Sebelum dilakukan upaya hukum penangkapan para pelaku. Penyidik termasuk saya, kapolsek, menyelidiki apakah sebelumnya si korban pernah bersiteru dengan pelaku. Sebab pelaku turun mengeluarkan celurit dan langsung mengejar korban," katanya. (Irwanda/ZE)