Jawab Megawati, Spektrum Politika Rilis Survei 7 Persepsi Masyarakat Sumbar terhadap PDIP

Megawati

Megawati Soekarnoputri. (instagram)

Langgam.id - Lembaga Survei dan Konsultan "Spektrum Politika" merilis survei persepsi masyarakat Sumatra Barat (Sumbar) terhadap Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pasca-Pemilu 2019. Temuan lembaga ini, ada tujuh persepsi masyarakat Sumbar terhadap PDIP.

Direktur Data dan Survei Spektrum Politika Andri Rusta dalam pengantar rilisnya pada Minggu (11/10/2020) menyebut keluhan yang sempat terlontar dari Ketua umum PDI-Perjuangan Megawati Soekarnoputri beberapa saat lalu. “Kalau saya melihat, seperti Sumatera Barat, itu saya pikir 'kenapa, ya, rakyat di Sumatera Barat itu sepertinya belum menyukai PDIP meskipun sudah ada beberapa daerah yang mau, yang meminta, katakan sudah ada DPC-nya, DPD-nya. Tapi kalau untuk mencari pemimpin di daerah tersebut mengapa, kok, masih agak sulit."

Spektrum Politika merilis, keluhan Mega ini karena rendahnya perolehan suara PDI-Perjuangan dalam Pemilu 2019 di Sumbar. Sehingga tidak bisa mengantarkan wakilnya duduk di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) periode 2019-2024. Begitu juga perolehan kader utama mereka, Joko Widodo (Jokowi) yang memenangi Pemilu 2019, namun memperoleh suara paling sedikit di Sumbar.

Sehubungan dengan fenomena menurut, Spektrum Politika Institut menggelar survei untuk memberi informasi politik yang sesuai dengan realita yang ada kepada publik. "Dengan demikian diharapkan masyarakat bisa memahami bagaimana dinamika politik yang berlangsung di sekitar mereka," sebut rilis itu.

Survei dilakukan pada 10-15 September 2020 mengumpulkan data di 19 Kabupaten/Kota yang ada. Riset ini mewawancarai sebanyak 1220 orang responden yang menjadi sampel yang diambil secara bertingkat (multistage random sampling) di seluruh kabupaten/kota yang ada. Sampel diacak secara proporsional dengan memperhatikan jumlah penduduk dan karakteristik penduduk yang ada di kabupaten/kota.

Adapun margin of error dari sampel yang diambil tersebut adalah sebesar 2,9 persen. Untuk menjaga kualitas survei ini, maka quality control juga dilakukan dengan cara menelpon ulang responden untuk mengkonfirmasi jawaban mereka sebelumnya. Quality control survei ini dilakukan terhadap 60 persen dari total sampel yang diwawancarai oleh enumerator sebelumnya.

Survei ini menanyakan secara acak kepada masyarakat sebagai pemilih yang terdaftar namanya dalam DPT Pemilu 2019. Pertanyaan dikaitkan dengan mengapa mereka sebagai pemilih tidak memilih PDI-Perjuangan? Apakah ada alasan khusus sehingga PDI-Perjuangan tidak mendapat dukungan maksimal di Sumatera Barat.

Spektrum Politika merilis tujuh alasan yang dikemukakan masyarakat Sumbar. Mulai dari lemahnya komunikasi politik eliter PDIP, lemahnya figur dan aktivitas politik PDI-P tidak sesuai dengan keyakinan politik masyarakat Sumbar. Temuan survei ini juga menyebut, masyarakat Sumbar menilai arogansi dan masalah sikap Elite PDI-P di tingkat pusat. PDIP juga dinilai menghargai pluralisme, namun mengabaikan Islam. Berikut temuan survei tersebut:

Ada berbagai alasan yang dikemukakan masyarakat yang sudah kami urut dari alasan yang paling banyak mendapat respons ke alasan yang paling sedikit mendapat respons sebagai berikut.

1. Lemahnya Komunikasi Politik Elite PDI-Perjuangan
Masalah komunikasi politik antara elite dan massa menjadi penting dalam membangun kepercayaan politik masyarakat. Buktinya alasan terbanyak mengapa masyarakat Sumatera Barat tidak mempercayai PDI-Perjuangan sebagai partai politik yang bisa mewakili kepentingannya di lembaga perwakilan politik. Sebanyak 62,3 persen masyarakat merasakan tidak adanya tokoh PDI-P yang mau mendekatkan diri atau mendatangi mereka walaupun hanya sekedar untuk bertegur sapa atau berdiskusi.

2. Lemahnya Figur di PDI-Perjuangan
Masalah lain di partai politik ini adalah tidak adanya tokoh lokal atau daerah setempat yang dikenal oleh masyarakat sehingga berdampak pada kepercayaan politik mereka kepada PDI-Perjuangan. Ini terbukti sebanyak 62 persen masyarakat Sumatera Barat mengatakan mereka tidak pernah tahu dan tidak mengenal tokoh-tokoh PDI-P di daerah mereka. Jelas ini menjadi persoalan penting ke depan bagi PDI-Perjuangan dalam menempatkan kader-kader meraka dalam mewakili kepentingan politik masyarakat di daerah tertentu agar mendapatkan dukungan publik.

3. Aktivitas Politik PDI-P Tidak sesuai dengan Keyakinan Politik Masyarakat
Menariknya sebanyak 60,3 persen masyarakat Sumatera Barat menilai apa yang dilakukan PDI-Perjuangan terkait dengan aktivitas politik partai ini dianggap tidak sesuai dengan keyakinan politik mereka. Jelas ini ada hubungannya dengan manifesto partai banteng moncong putih ini di tengah masyarakat Sumatera Barat.

4. Arogansi Elite PDI-P di tingkat pusat
Masyarakat Sumatera Barat juga memberi penilaian terkait dengan sikap arogansi dan sikap overacting yang sring ditunjukan oleh elite PDI-Perjuangan di tingkat pusat dalam berpolitik. Hal ini juga mempengaruhi persepsi mereka terhadap partai ini. Dari hasil survei ini ternyata ada sebanyak 58,1 persen masyarakat Sumatera Barat yang adanya sikap arogansi dan overacting elite ini sehingga mempengaruhi cara pandang mereka terhadap PDI-Perjuangan.

5. Dominasi Elite PDI-P di pemerintahan
Sebanyak 55,9 persen masyarakat Sumatera Barat menyatakan bahwa pengaruh PDI-Perjuangan terlalu dominan dalam penyelenggaraan pemerintahan Jokowi yang menyebabkan sebagian mereka tidak begitu simpati. Memang terlihat ada korelasi yang positif jawaban masyarakat ini dengan kekalahan telak Presiden Jokowi dalam Pemilu 2019 yang lalu karena adanya dominasi PDI-Perjuangan tersebut.

6. Gagasan/Sikap/Perilaku Elite PDI-P di tingkat pusat yang bermasalah
Alasan berikutnya adalah gagasan, sikap dan perilaku politik elite PDI-P di tingkat pusat yang ada dalam pemberitaan di media cetak dan media online yang tidak sesuai dengan harapan dan keinginan masyarakat Sumatera Barat. Ini terbukti sebanyak 48 persen masyarakat tidak menyukai gagasan, sikap dan perilaku politik elite PDI-Perjuangan yang ditunjukan ke publik Sumatera Barat.

7. Menghargai Pluralisme, Namun Mengabaikan Islam
Memang PDI-P dikenal sebagai partai yang mengusung jargon nasionalisme dalam keberagaman (pluralisme). Namun jargon ini memunculkan persepsi dari masyarakat Sumatera Barat bahwa akibat memberi ruang pada pluralisme ini, PDI-Perjuangan justru mengabaikan Islam sebagai keyakinan masyarakat Sumatera Barat yang mayoritas beragama Islam. Sebanyak 44,1 persen masyarakat mempunyai persepsi seperti ini.

(*/SS)

Baca Juga

Profil Prof Martin Kustati yang Jabat Rektor UIN Imam Bonjol 2025-2029
Profil Prof Martin Kustati yang Jabat Rektor UIN Imam Bonjol 2025-2029
Prof Martin Kustati Kembali Jadi Rektor UIN Imam Bonjol
Prof Martin Kustati Kembali Jadi Rektor UIN Imam Bonjol
Menteri Agama Nasaruddin Umar menyatakan keprihatinannya atas insiden pembubaran kegiatan ibadah di rumah doa milik umat Kristen di Padang
Menteri Agama Utus Tim untuk Mendalami Insiden Perusakan Rumah Doa
Bukik Batabuah
Antisipasi Galodo, Kelompok Siaga Bencana Susuri Aliran Sungai
Karhutla di Kabupaten Solok
Karhutla Sumbar, BMKG Gelar Operasi Hujan Buatan Hari Ini
Semen Padang FC kalah 3-0 atas Negeri Sembilan
Laga Uji Coba, Semen Padang Takluk Lawan Negeri Sembilan