Jalur Sumbar-Riau Terancam Putus Akibat Pergerakan Tanah, 4 KK Mengungsi

Jalur Sumbar-Riau Terancam Putus Akibat Pergerakan Tanah, 4 KK Mengungsi

Pergerakan tanah mengakibatkan jalur Sumbar-Riau terancam putus. (Foto: Dok. Ist)

Langgam.id - Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota telah mengevakuasi warga yang terdampak akibat pergerakan tanah yang terjadi di Jorong Simpang Tiga, Kenagarian Koto Alam. Pergerakan tanah tersebut mengakibatkan rumah warga amblas dan rusaknya jalan lintas nasional penghubung Sumatra Barat (Sumbar) dengan Provinsi Riau.

Wakil Bupati Limapuluh Kota, Ferizal Ridwan, mengatakan terdapat 10 rumah yang mengalami rusak akibat pergerakan tanah. Empat rumah di antaranya rusak berat hingga tidak layak untuk dihuni kembali, sedangkan enam rumah rusak ringan.

"Warga yang terdampak telah diungsikan ke tempat lain, karena rumah tidak bisa dihuni. Ada empat kepala keluarga berjumlah 13 jiwa yang diungsikan sebab posisi rumah mereka semakin turun, atap rumah sudah sampai ke aspal," ujar Ferizal dihubungi langgam.id, Minggu (22/12/2019).

Untuk enam kepala keluarga yang mengalami rumahnya rusak ringan masih bertahan di kediaman masing-masing. Kondisi rumah mereka saat ini retak dan juga terancam amblas. Bahkan, retakan tanah ini mengancam dua jorong dengan 150 kepala keluarga.

Selain pergerakan tanah berdampak ke pemungkiman warga, peristiwa ini juga berdampak terhadap jalan lintas nasional. Bahan kendaraan yang datang dari Sumbar ke Provinsi Riau maupun sebaliknya terpaksa harus antri. Hal ini karena sistem buka tutup.

"Kondisi arus kendaraan di jalan buka tutup, sebab itu retakan sudah sampai ke seberang jalan. Hanya menunggu waktu terban aja lagi," katanya.

Ferizal mengatakan, jalan lintas nasional tersebut merupakan kewenangan pihak provinsi dalam hal ini Balai Jalan Nasional. Pemerintah Kabupaten telah berupaya koordinasi untuk segera dilakukan perbaikan.

"Kami berharap ada pembenahan segera karena ini dikhawatirkan cuaca yang terus hujan dan kendaraan yang terus melintas mengakibatkan jalan dapat terban. Makanya kami sudah mengimbau kendaraan di atas 10 ton dilarang melintas," katanya.

Kendaraan yang berkapasitas di atas 10 ton dapat memutar arah melewati jalan via Sitangkai dan Kabupaten Sijunjung serta Teluk Kuantan. Jalan pintas ini cukup jauh memutar hingga mencapai 200 kilometer.

"Retakan tanah sudah sampai di jalan. Bahakn lebar retakan mencapai empat centimeter," tuturnya. (Irwanda/HM)

Baca Juga

Asysyfa Maisarah, Anak Buruh Tani Asal Limapuluh Kota Merajut Mimpi di UGM
Asysyfa Maisarah, Anak Buruh Tani Asal Limapuluh Kota Merajut Mimpi di UGM
Ramly Syarif Dt. Gindak Simano, warga Koto Alam, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatra Barat (Sumbar) kecewa dan
Truk Dirampas Debt Collector Tanpa Prosedur, Warga Limapuluh Kota Lapor Polisi
Aku berjalan kaki sepanjang jalan Koto Gadang, Nagari Maek, suatu pagi ketika udara terasa sejuk di kulit dan wajah Bukik Posuak masih
Rumah Gadang Terakhir di Maek: Sepasang Tingkap Menanti Anak-anak Pulang
Bupati Limapuluh Kota Salurkan Bantuan Rp100 Juta untuk Korban Galodo Tanah Datar
Bupati Limapuluh Kota Salurkan Bantuan Rp100 Juta untuk Korban Galodo Tanah Datar
Pemilik Travel Agency Buatkan Rumah Untuk Nenek Nurbaina, Donasi yang Digalang Pemuda dan Nagari Tetap Disalurkan
Pemilik Travel Agency Buatkan Rumah Untuk Nenek Nurbaina, Donasi yang Digalang Pemuda dan Nagari Tetap Disalurkan
Percikan Kisah Nenek Berusia 83 Tahun di Situjuah yang Tinggal di Rumah Mirip Kandang Ternak, Bantuan Berdatangan
Percikan Kisah Nenek Berusia 83 Tahun di Situjuah yang Tinggal di Rumah Mirip Kandang Ternak, Bantuan Berdatangan