Langgam.id - Hujan dengan intensitas tinggi melanda sejumlah daerah di Sumatra Barat (Sumbar) beberapa hari belakangan hingga menyebabkan banjir dan longsor. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan kondisi seperti ini masih akan terjadi beberapa hari ke depan.
Kepala Stasiun BMKG Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padang Pariaman Sakimin mengatakan, hujan dengan intensitas tinggi diperkirakan masih terjadi hingga tanggal 28 September 2018. Hal ini karena di Sumbar memasuki masa peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan.
.
"Jadi sebagian daerah memang sudah ada yang masuk musim penghujan, makanya intensitas hujan semakin meningkat," katanya Sabtu (26/9/2020).
Meski demikian, wilayah Sumbar pada umumnya, terutama pantai barat adalah wilayah non zona musim. Jadi, walau musim kemarau tetap ada hujan, hanya saja intesitasnya berkurang. Sementara, saat musim hujan intensitasnya menjadi meningkat.
BMKG telah mengeluarkan peringatan dini akan adanya potensi hujan dengan intensitas sedang, lebat dan dapat disertai petir atau kilat dan angin kencang pada pagi, siang, sore dan malam hari. Hal itu terjadi di wilayah Mentawai, Pasaman Barat, Pasaman, Lima Puluh Kota, Payakumbuh, Agam, Bukittinggi, Padang Panjang, Tanah Datar, Padang Pariaman, Sawah Lunto, Pariaman, Padang, Kabupaten Solok dan Pesisir Selatan.
"Jadi kita harus siap-siap, terutama daerah yang mungkin dataran rendah, harus bersiaga karena bisa terjadi genangan air dan banjir," katanya.
.
Baca Juga: BMKG: Waspadi Hujan Lebat dan Angin Kencang di Padang hingga Agam
Beberapa waktu lalu terjadi banjir di beberapa wilayah seperti di Padang dan Pesisir Selatan. Daerah tersebut memang sudah jadi langganan genangan air. Beberapa hari ke depan potensi demikian masih bisa terjadi lagi. Apalagi tanah semakin tidak mampu meresap air karena sudah beberapa hari hujan.
Banjir juga bisa terjadi jika karena drainase yang tidak berjalan dengan baik. Namun pihaknya memperkirakan hujan tidak akan sampai ke tingkat ekstrim, karena penumpukan awan hujan sudah terurai sejak beberapa hari lalu. Hujan ekstrim bisa terjadi di masa awal karena adanya penumpukan awan hujan.
"Jadi gangguan cuaca di sebelah pantai barat masih belum habis, jadi sampai tanggal 28 September masih bisa hujan lebat," katanya.
Pihaknya menyebut bahwa Sumbar juga memasuki musim pancaroba. Hal ini terjadi dari September sampai Oktober, kemudian November masuk musim hujan. Ini juga bukan anomali, melainkan siklus peralihan dan meningkatkan intensitas hujan. Penguapan saat ini juga kecil karena sudah terjadi hujan.
Pihaknya mengimbau masyarakat waspasa terutama yang tinggal di daerah rendah yang mengalami hujan dengan intensitas tinggi dalam waktu lama. Kemudian bagi masyarakat yang tinggal di daerah lereng juga waspada akan ada longsor.
"Tetap waspada untuk antisipasi, dan ikuti info dari BMKG karena kita akan selalu update daerah mana saja yang perlu diwaspadai," katanya. (Rahmadi/SS)