Langgam.id - Nabila Permata Sari harus memutar otak untuk melanjutkan pendidikannya ke Universitas Al-Azhar Mesir. Wanita asal Nagari Surian, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Solok, sudah lulus seleksi namun terbentur biaya untuk berangkat.
Ibunda Nabila, Hendra Nova, menuturkan butuh biaya hingga puluhan juta agar anaknya bisa melanjutkan pendidikan ke Mesir. Sementara Hendra yang biasa disapa Era hanya bekerja sebagai guru hononer di Sekolah Dasar, dan menjadi tulang punggung bagi keluarganya.
"Saya sendiri mengurus anak-anak, empat orang dan baru satu orang yang sulung berkeluarga, tiga lagi masih dalam masa pendidikan," katanya beberapa hari lalu kepada wartawan.
Era bercerita, Nabila lulus ujian masuk Universitas Al-Azhar Mesir melalui seleksi yang dilakukan Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar Cabang Indonesia dan Pusat Studi Islam dan Bahasa Arab (Pusiba) tahun 2020. Selain berprestasi di sekolah, Nabila juga seorang hafizah atau penghafal alquran. Paling tidak, hafalannya sudah 10 juz.
"Dia kini terus menghafal. Baik di sekolah, sebelum tamat maupun di rumah. Mudah-mudahan kelak bisa 30 juz," katanya.
Selain soal biaya, Era dan Nabila juga dibuat pusing dengan waktu keberangkatan yang dipercepat dari jadwal semula. Awalnya Nabila dijadwalkan berangkat pada Desember 2020, namun dimajukan menjadi pertengahan November 2020.
"Kata guru pembimbingnya, Nabila berangkat ke Mesir pada November 2020 ini, tinggal menunggu visa," katanya.
Dipercepatnya keberangkatan ini tentu membuat Era semakin risau karena belum ada bayangan untuk berangkat. Dia mengaku sudah mengajukan proposal permohonan bantuan pendidikan ke Baznas Provinsi Sumatra Barat, namun belum mendapatkan respon.
Termasuk ke berbagai lembaga bantuan dana pendidikan lainnya. Saat ini, Era hanya berharap uluran tangan dermawan untuk membantu keberangkatan anaknya menuju Mesir.
Saat ini, Nabila masih menyelesaikan proses pembelajaran bahasa secara daring melalui Pusiba. Ujian tingkat awal hingga tingkat 7 sudah dilalui Nabila dengan baik. Sebelum kuliah, dia harus menyelesaikan bahasa arab dan tahfiz. Setiap ujian tingkatan atau level bahasa, calon mahasiswa juga harus membayar Rp 1.650.000.
"Alhamdulillah, kemarin itu terkumpul donasi yang masuk ke rekening sekitar 4 jutaan, dan itu mau ibu bayarkan untuk ujian bahasa level 6 dan 7, terimakasih atas kepedulian semuanya pada Nabila," katanya. (Rahmadi/ABW)