Gedung Terbakar di Afrika Selatan, Ibu Nekat Lempar Balita dari Lantai 16

Afrika Selatan

Kerusuhan di Afrika Selatan. [ist]

Saat ini, Afrika Selatan tengah mengalami permasalahan yang cukup besar, semenjak kasus penahanan mantan Presidennya, Jacob Zuma beberapa waktu lalu

Langgam.id - Sebuah rekaman yang tengah viral, tersebar diberbagai akun media sosial terkait seorang wanita yang melempar balita dari sebuah gedung yang terbakar di Afrika Selatan pada Selasa, 13 Juli 2021.

Hal itu terjadi saat penjarahan yang terjadi di Afrika Selatan, terkait kasus pemenjaraan mantan presiden Jacob Zuma.

Saat itu, ibu 26 tahun ini tengah berada di sebuah toko bersama seorang putrinya yang berumur 2 tahun, tiba-tiba penjarah datang dan membakar bagian bawah toko tersebut.

Baca juga: Mengemudi dengan Kecepatan 120 Kpj Saat Mabuk 4 Pemuda Ini Tewas

Karena khawatir akan terjadi sesuatu kepada sang putri, ia memutuskan untuk melempar anaknya dari jendela. Beruntungnya, sang anak berhasil disambut oleh orang-orang yang berada di depan toko tersebut.

Melihat seorang yang hendak melempar putrinya tersebut, membuat rombongan depan toko menjadi heboh. Untungnya, sang putri tetap selamat tanpa lecet sedikit pun

Dilansir Metro, menyebutkan sang ibu yang bernama Naledi Manyoni ini memutuskan untuk melempar sang anak karena takut akan terjadi sesuatu kepada putri kesayangannya tersebut.

"Yang penting adalah putri saya bisa keluar dari situasi itu.. saya tidak bisa melarikan diri sendirian dan meninggalkannya", ujarnya.

Hingga saat ini, lebih kurang 45 orang tewas dalam kerusuhan tersebut. Meskipun beberapa tentara sudah dikerahkan untuk mengamankan pemberontakan tersebut.

Bahkan tentara-tentara tersebut sudah tersebar dari provinsi KwaZulu-Natal ke kota-kota besar di negara tersebut, seperti Johannesburg dan sekitarnya, bahkan hingga ke kota di pelabuhan Durban  Samudra Hindia.

Presiden Afrika Selatan saat ini, Cyril Ramaphosa juga mengatakan bahwa ini adalah penjarahan terbesar yang terjadi di Afrika Selatan  pasca Apartheid.

Seperti pembakaran gedung, pertokoan hingga pemblokiran jalan raya oleh massa.

"Negara ini tengah terguncang semenjak terjadinya kekerasan publik, banyaknya kerusakan yang terjadi hingga penjarahan yang tidak pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah demokrasi kita", ujarnya yang dikutip dari Metro.

Ia juga menjelaskan bahwa dampak dari kerusuhan ini juga berpengaruh kepada pandemi yang terjadi saat ini, dimana pendistribusian vaksin menjadi terganggu, bahkan juga dapat menyebabkan masyarakat menjadi kekurangan bahan makanan hingga obat-obatan hingga beberapa minggu mendatang.

Sebelumnya, permasalahan ini hanya terjadi dalam bentuk aksi protes saja, namun setelah selang beberapa waktu, aksi ini berubah menjadi brutal dengan pembakaran dan penjarahan besar dimana-mana.

Hingga saat ini, belum ada tanda-tanda perdamaian di negara tersebut hingga mendapat keputusan yang mutlak.

Sadisnya, saat ini banyak mayat yang tergeletak bahkan terinjak begitu saja di daerah perbelanjaan Soweto. Ribuan penjarah bahkan dapat mengalahkan polisi yang dikirim untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

Baca Juga

Berita terbaru seputar Covid-19: Covid-19 varian Omicron terus mencuat di Indonesia. Pemerintahan Joko Widodo menyiapkan pelbagai jurus menghadapi lonjakan kasus varian Omicron
Epidemiolog Dukung Langkah Pemerintah Antisipasi Masuknya Omicron
Berita terbaru seputar Covid-19: Covid-19 varian Omicron terus mencuat di Indonesia. Pemerintahan Joko Widodo menyiapkan pelbagai jurus menghadapi lonjakan kasus varian Omicron
Pemerintah Ambil Langkah Cepat Hadapi Covid-19 Varian Omicron
Dekorasi sepeda Jepang
Dekochari, Budaya Dekorasi Sepeda di Jepang yang Kini Mulai Langka
Ruangan rahasia
Pasangan Suami Istri di Inggris Temukan Ruangan Rahasia di Balik Lemari Dapur
Restoran seperti rumah rusak
Ini Restoran "Rumah Rusak" di Rusia, Terlihat Kumuh Tapi Mewah
Hotel berhantu di Inggris
Menjelajahi Ruang Bawah Tanah Hotel Tertua dan Paling Berhantu di Inggris