Fenomena Cuaca Panas di Sumbar, Ini Hasil Analisis BMKG

Cuaca di Sumbar

Cuaca terik dan panas di Kota Pariaman. (Foto: Kominfo Kota Pariaman/pariamankota.go.id)

Langgam.id – Hingga akhir Februari, cuaca di Sumatra Barat (Sumbar) terpantau cerah di sebagian besar wilayah, khususnya di bagian barat Sumbar. Berdasarkan data pengamat, suhu udara maksimum di Kota Padang, mulai tanggal 21 sampai 29 Februari 2020 rata-rata mencapai 35 derajat celcius.

Sementara, awal Maret 2020, semakin menurun hingga berkisar antara 32-33 derajat celcius. Selain itu, kondisi cuaca dirasakan relatif lebih panas oleh masyarakat di Sumbar.

Berdasarkan rilis yang diterima Langgam.id, Senin (2/3/2020), hasil analisis BMKG Stasiun Meteorologi Minangkabau menunjukkan terdapat pola arus angin dari timur laut yang bersifat basah, namun setelah melewati Bukit Barisan sifat angin tersebut berubah menjadi panas.

“Angin tersebut bergerak menurun lereng perbukitan, dimana proses pergerakan tersebut mengalami peningkatan suhu udara akibat laju adiabatic udara kering. Hal tersebut yang menyebabkan terjadi peningkatan suhu udara di sebelah barat Bukit Barisan atau di daerah pesisir barat Sumbar,” ujar Kepala Stasiun Meteorologi Minangkabau Padang Pariaman, Sakimin, Senin (2/3/3030).

Faktor lain, katanya, yang mempengaruhi cuaca panas ialah kelembaban udara. “Berdasarkan pengamatan, kondisi kelembaban relatif tinggi pada siang hari berkisar antara 70-75 persen. Kelembaban udara tinggi ini disebabkan adanya lapisan inversi di ketinggian 1000-3000 m dari permukaan laut,” jelasnya.

Secara umum, menurut Sakimin, suhu udara akan berkurang ketika terdapat pertambahan ketinggian sehingga uap air dapat bergerak naik untuk membentuk pertumbuhan awan-awan hujan.

“Namun, dengan adanya lapisan inversi tersebut proses pergerakan uap air tersebut tertahan dan terakumulasi di permukaan bumi. Hal ini yang menyebabkan terjadi peningkatan kelembaban relatif menjadi lebih tinggi dari biasanya,” jelas Sakimin.

Lali, faktor tersebut merupakan hal yang mempengaruhi indeks kenyamanan tubuh manusia. Semakin tinggi suhu udara yang diikuti dengan tingginya kelembaban. “Maka suhu udara yang dirasakan juga akan semakin meningkat,” ungkapnya.

BMKG memprakirakan, intensitas hujan akan kembali meningkat pertengahan Maret 2020 hingga akhir Mei 2020 dimana puncak curah hujan berada pada bulan April hingga awal Mei.

“Kalau untuk awal Maret 2020, kondisi cuaca panas ini diprakirakan mulai berkurang,” katanya.

(*/ZE)

Baca Juga

Gempa dengan magnitudo 4,6 mengguncang Air Haji, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat (Sumbar) pada Senin (22/4/2024) sekitar pukul
Gempa M4,6 Guncang Pessel, BMKG: Akibat Aktivitas Sesar Lokal
BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau Padang Pariaman, memprakirakan kondisi cuaca sepekan ke depan di Sumatra Barat akan diwarnai
BMKG Prakirakan Sumbar Diguyur Hujan Lebat Disertai Petir Sepekan ke Depan
Selama Maret 2024, terdapat 105 kali kejadian gempa bumi terjadi di wilayah Sumatra Barat (Sumbar) dan sekitarnya. Frekuensi gempa terbesar
BMKG: 105 Kali Gempa Terjadi di Sumbar Selama Maret 2024
BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau Padang Pariaman, memprakirakan kondisi cuaca sepekan ke depan di Sumatra Barat akan diwarnai
BMKG Minangkabau: Waspada Hujan Lebat di Pesisir Sumbar Jelang Idulfitri 1445 H
Sebanyak 39 kali gempa terjadi di wilayah Sumatra Barat (Sumbar) dan sekitarnya selama periode 22-28 Maret 2024. Selama periode ini
Gempa Magnitudo 5,3 Guncang Pesisir Selatan Sore Ini
Gempa M 4,4 di Batusangkar Akibat Aktivitas Sesar Sumatra Segmen Sumani
Gempa M 4,4 di Batusangkar Akibat Aktivitas Sesar Sumatra Segmen Sumani