Dalam konteks kepemimpinan daerah, terutama di kota yang menjadi tempat tinggal bagi lebih dari 900 ribu jiwa seperti Padang, Sumatera Barat, pemimpin yang baik bukan hanya seorang administrator yang mampu mengatur pemerintahan sehari-hari. Kepemimpinan yang dibutuhkan lebih dari sekadar keterampilan teknis, tetapi juga membutuhkan visi besar dan paradigma yang menjunjung tinggi keadilan sosial, reformasi birokrasi, dan pelayanan publik yang tulus.
Di tengah tantangan demografi yang heterogen, kompleksitas masalah yang dihadapi menuntut seorang pemimpin dengan kemampuan komunikasi, koordinasi, resolusi konflik, problem solving, serta kemampuan untuk mengkonsolidasikan jajaran pemerintahan.
Tidak dapat dipungkiri, saat ini banyak birokrasi pemerintah yang bekerja hanya untuk menyenangkan atasan, dalam istilah kasarnya “asal bapak senang.” Jajaran pemerintahan yang bergerak sendiri-sendiri dan tidak sejalan dengan visi besar kepala daerah hanya akan menghambat pembangunan, baik fisik maupun sosial.
Oleh karena itu, dibutuhkan seorang pemimpin yang tidak hanya piawai dalam teknis pemerintahan, tetapi juga memiliki integritas moral yang kuat, dengan komitmen tulus mengabdi kepada masyarakat. Fadly Amran, dengan segala rekam jejaknya, adalah contoh sosok pemimpin yang tepat untuk mewujudkan perubahan berkeadilan di Padang.
Salah satu contoh nyata yang sering kali menjadi sorotan adalah masalah kemiskinan dan distribusi bantuan sosial. Tidak jarang kita mendengar keluhan mengenai penerima bantuan yang tidak tepat sasaran. Program pemerintah itu lebih cenderung menguntungkan mereka yang dekat dengan pejabat setempat atau yang mampu melobi petugas.
Fenomena ini memperlihatkan betapa birokrasi di tingkat bawah seringkali berjalan tidak seiring dengan komitmen kepala daerah dalam pemberantasan kemiskinan. Korupsi kecil-kecilan dan praktik kolusi serta nepotisme inilah yang menjadi penghambat utama bagi pembangunan yang berkeadilan di Padang.
Pemimpin yang dibutuhkan Padang adalah sosok yang mampu menegakkan reformasi birokrasi secara tegas, dimulai dari dirinya sendiri. Reformasi birokrasi bukanlah sekadar kata-kata manis dalam kampanye, tetapi harus diwujudkan dalam tindakan nyata.
Pemimpin harus mampu menjadi teladan bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) di bawahnya, menunjukkan integritas yang kokoh, dan berkomitmen untuk memerangi segala bentuk penyalahgunaan wewenang. Pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang tidak hanya berpikir untuk masa depan politiknya—tidak terpaku pada kalkulasi untung-rugi demi menjaga elektabilitas di periode selanjutnya.
Kepemimpinan tidak hanya sekedar membangun infrastruktur fisik tanpa mengubah fundamental pemerintahan. Pembangunan fisik tentu penting. Yang lebih penting adalah bagaimana seorang pemimpin mampu menggerakkan roda pemerintahan yang berintegritas, bersih dari korupsi, kolusi, nepotisme, dan tidak terjebak pada kepentingan pribadi atau golongan sempit.
Untuk menggerakkan perubahan ini, diperlukan seorang pemimpin yang tidak hanya berpengalaman tetapi juga tangguh, berani mengambil keputusan sulit, dan siap menanggung segala risiko dari keputusan tersebut. Di sinilah Fadly Amran, dengan latar belakang dan pengalamannya, menawarkan solusi yang nyata.
Fadly Amran hadir sebagai sosok pemimpin yang memahami pentingnya komunikasi dengan berbagai pihak. Dengan pendekatan yang inklusif, ia mampu menyerap aspirasi dari berbagai kalangan masyarakat dan menggunakannya sebagai dasar dalam merumuskan kebijakan yang bermartabat.
Fadly bukanlah tipe pemimpin yang menyerahkan keputusan penting kepada segelintir orang yang memiliki kuasa atas dirinya. Sebaliknya, ia percaya bahwa kebijakan yang baik lahir dari partisipasi publik yang luas dan pengambilan keputusan yang mandiri, berlandaskan pada kepentingan rakyat, bukan kepentingan elite politik tertentu.
Pada akhirnya, Padang membutuhkan seorang pemimpin yang tidak hanya mampu memimpin dengan baik, tetapi juga memiliki visi yang jauh ke depan. Kota ini tidak hanya membutuhkan pembangunan fisik, tetapi juga reformasi struktural yang dapat menjamin keadilan sosial bagi seluruh lapisan masyarakat. Fadly Amran, dengan integritas dan komitmennya, adalah kunci menuju perubahan yang berkeadilan di Padang.
Ikhsan Fausta Alinia adalah Pengurus KNPI Sumatera Barat