Epidemiolog: Vaksinasi Mandiri, Bentuk Solidaritas Atasi Pandemi Covid-19

Strategi Atasi Covid-19 Sumbar, Sumbar PSBB Lagi | Epidemiolog Universitas Andalas (Unand) Defriman Djafri. (Foto: Istimewa), rapor merah covid-19

Epidemiolog Universitas Andalas (Unand) Defriman Djafri. (Foto: Istimewa)

Langgam.id - Epidemiolog Universitas Andalas (Unand) Defriman Djafri menyatakan, bahwa inisiatif melakukan vaksinasi secara mandiri, baik atas nama perorangan atau badan usaha badan hukum, merupakan bentuk solidaritas mengatasi pandemi.

Menurutnya, pihak yang ingin mendapatkan vaksinasi secara mandiri berkontribusi besar untuk masyarakat dan bangsa agar segera keluar dari pandemi.

"Vaksinasi yang dilakukan secara mandiri telah menolong kita dan bangsa ini. Ini sebenarnya arti solidaritas bersama, bergotong royong dengan kapasitas masing-masing untuk kepentingan orang banyak," katanya, Kamis (11/3/2021).

Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Unand itu menyebutkan bahwa, program vaksinasi diharapkan efektif untuk membentuk herd immunity atau kekebalan kelompok. Hal ini dapat berdampak terhadap produktifitas sosial dan ekonomi ke depan. Namun, untuk melaksanakan vaksinasi ini secara menyeluruh masih menjadi sebuah tantangan.

Baca juga: Khawatir Varian Baru Covid-19, Satgas: Jangan Tunda Vaksinasi

Ia mengungkapkan, merujuk hasil survei persepsi penerimaan vaksin di seluruh provinsi di Indonesia dilihat dari kesediaan responden membayar yang menerima divaksin, hanya 35 persen diantaranya mau membayar. Sekitar 38 persen tidak mau membayar, sedangkan 27 persen sisanya masih ragu.

"Dilihat dari data ini sangat menarik, bahwa proporsi masyarakat untuk membayar dan tidak mau membayar untuk menerima vaksin tidak jauh berbeda," ujarnya.

Menurutnya, keinginan masyarakat untuk menerima vaksin dengan mengeluarkan uang secara mandiri merupakan peluang untuk menjangkau dan meningkatkan cakupan partisipasi masyarakat untuk divaksin kedepan.

Selain itu terangnya, tantangan dalam pelaksanaan vaksinasi ini adalah ketersediaan dan distribusi vaksin. Ia berpendapat tidak ada salahnya pemerintah melibatkan pihak swasta untuk pemenuhan permintaan vaksinasi mandiri.

Sebab menurutnya, keterlibatan pihak swasta dalam distribusi jaringan rantai dingin akan membantu pemerintah dalam menjangkau daerah-daerah yang masih terbatas dalam kapasitas penyimpanan.

"Yang perlu menjadi catatan penting adalah, meskipun melibatkan pihak swasta, kontrol itu tetap berada dibawah pemerintah. Ini sebagai jaminan bahwa vaksin mandiri tidak sepenuhnya lepas dari kontrol pemerintah, untuk antisipasi mafia vaksin dan vaksin palsu yang dikhawatirkan masyarakat ke depan," katanya. (Rahmadi/yki)

Baca Juga

Kementerian Agama RI sudah menetapkan 1 Ramadan 1445 H 2024 jatuh pada Selasa (12/3/2024). Penetapan awal Ramadan 2024 diputuskan secara
12 Tips Sehat Jalankan Puasa Ramadan, Salah Satunya Berolahraga
Ini Tanda Kesehatan Mental Kamu Sedang Terganggu
Ini Tanda Kesehatan Mental Kamu Sedang Terganggu
Sebanyak 2 ribu ekor ikan asal Sumbar dikirim ke Jakarta pada Kamis (15/2/2024) lalu. Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (BKHIT)
Penuhi Persyaratan Kesehatan dan Keamanan, 2 Ribu Ekor Ikan Asal Sumbar Dikirim ke Jakarta
Kenali Minuman Sehat untuk Menurunkan Berat Badan
Kenali Minuman Sehat untuk Menurunkan Berat Badan
Daulat Insitute Sukses Laksanakan Program Kampanye Sekolah Sehat di Kabupaten Kepulauan Mentawai
Daulat Insitute Sukses Laksanakan Program Kampanye Sekolah Sehat di Kabupaten Kepulauan Mentawai
Perlu Diketahui Ini Penyebab Telinga Berdenging
Perlu Diketahui Ini Penyebab Telinga Berdenging