DPRD Klaim Larangan Tenda Pernikahan di Jalan Padang Aspirasi Masyarakat

Pelantikan Anggota DPRD Padang Diagendakan 14 Agustus 2019

Plang nama Kantor DPRD Padang. (Foto: Rahmadi)

Langgam.id - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Padang, Sumatra Barat (Sumbar) mengklaim rencana peraturan larangan pendirian tenda baralek atau pernikahan itu muncul dari aspirasi masyarakat.

Termasuk dukungan sejumlah tokoh masyarakat yang mengaku resah dengan aktivitas tersebut.

Hal itu dibenarkan Anggota DPRD Kota Padang Budi Syahrial. Menurutnya, dalam melahirkan perda yang menyangkut persoalan banyak orang, tentunya berdasarkan serapan aspirasi masyarakat.

"Memang aspirasi masyarakat, banyak orang yang marah karena kebiasaan mendirikan tenda menghabiskan jalan," kata Budi yang juga Ketua Panitia Khusus (Pansus) II Perubahan Peraturan Daerah (Perda) nomor 11 tahun 2005 tentang Ketertiban Umum itu, Minggu (23/2/2020).

Menurut Budi, aturan larangan pendirian tenda ini berlaku untuk yang memakan seluruh badan jalan utama. Sementara yang memakan setengah badan jalan masih dibolehkan.

"Sebenarnya bukan dilarang, tetapi tidak boleh menghabiskan seluruh jalan, perda itu untuk yang mengadakan acara di jalan utama yang menghabiskan jalan," katanya.

Aturan yang akan tertuang dalam Perda tentang ketentraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat itu, segera dibahas dalam rapat paripurna dan akan ditetapkan tahun ini juga.

Banyak contoh kejadian pendirian tenda baralek yang mengganggu ketertiban lalu lintas. Misalnya di jalur dua  menuju Universitas Andalas dan jalan dari Simpang Lubuk Begalung menuju Indarung. Kadang ada masyarakat yang menutup satu jalur karena mengadakan pesta.

Akibatnya, pengendara terpaksa pindah ke jalur yang ada disampingnya. Penutupan biasanya ditandai dengan membentangkan kayu, drum, atau memarkir kendaraan di dekat lokasi.

"Jadi yang ada di dua jalan utama itu yang mainstream dilihat, sehingga satu jalur menjadi dua arus kendaraan, seharusnya satu arus malah menjadi dua itu yang tidak boleh," katanya.

Sementara untuk solusinya direncanakan pembangunan gedung secara bertahap. Dia mencontohkan gedung seperti itu ada di daerah dekat kantor camat Lubuk Begalung yang digunakan sebagai gedung pertemuan dan untuk pertemuan.

"Itu sudah dipakai masyarakat sekarang untuk pesta perkawinan, itu bisa disewa dengan harga murah," katanya.

Ke depan, Kota Padang harus punya gedung di setiap kelurahan. Gedung dapat dilaksanakan untuk pertemuan, kenduri, menikah lainnya sehingga tidak lagi menggunakan badan jalan di setiap acara.

"Minimal ada di setiap kelurahan di tahap awal, itu rencana jangka panjang," katanya. (Rahmadi/ICA)

Baca Juga

Pemko Padang Gelar Pelatihan Public Speaking, Perkuat Tenaga Pendamping UKM
Pemko Padang Gelar Pelatihan Public Speaking, Perkuat Tenaga Pendamping UKM
Padang Kembali Gelar Pasar Siti Nurbaya
Padang Kembali Gelar Pasar Siti Nurbaya
Abrasi Kian Mendesak Pasir Jambak, Rumah dan Pondok Wisata Semakin Terancam
Abrasi Kian Mendesak Pasir Jambak, Rumah dan Pondok Wisata Semakin Terancam
Komandan Korem (Danrem) 032 Wirabraja, Brigjen TNI Rayen Obersyl
Prajurit Yonif 133/YS Padang Gugur Diserang KKB di Papua, Jenazah Tiba di Bandara Minangkabau Malam Ini
Balaikota Padang Kini Punya KPN Mart
Balaikota Padang Kini Punya KPN Mart
Pemko Padang menerima dana insentif fiskal kinerja tahun 2023 kategori penghapusan kemiskinan ekstrem dari pemerintah pusat Rp5,3 miliar
Padang Terima Insentif Fiskal Kinerja Penghapusan Kemiskinan Ekstrem Rp5,3 M