Langgam.id - Sejumlah dosen yang tergabung dalam Majelis Dosen Muda Universitas Andalas (Unand) aksi solidaritas menuntut kejelasan dan transparasi Remunerasi di kampus tersebut, Selasa (09/04/2019).
Mereka menilai, sejak diterapkan Remunerasi 2018 lalu, hingga saat ini pengelolaan dan pembayarannya tidak ada kejelasan.
M. Yunis, seorang peserta aksi menyebutkan, sudah seharusnya sistim Remunerasi itu diperbaiki. "Pengelolaan dan pembayaran Remunerasi itu menurut saya belum sempurna. Kita usulkan kepada pimpinan untuk memperbaiki," ujarnya saat diwawancarai awak media, Selasa (09/04/2019).
Majelis Dosen Muda Unand, kata Yunis, sudah memberikan masukan kepada pimpinan terkait Remunerasi dalam diskusi yang dilakasanakan usai aksi.
"Kami mengusulkan itu demi kemajuan kampus. Mana tahu masukan kita berguna dan menjadi pertimbangan bagi pimpinan," jelasnya.
Menurut Yunis, diskusi bersama pimpinan sudah memberikan beberapa saran dan akan segera dibahas. "Sistim yang belum sempurna itu, mari sama-sama kita perbaiki. Pimpinan juga sudah komitmen untuk memperbaiki itu," ungkap Yunis.
Menanggapi hal itu, Rektor Unand, Tafdil Husni menyebutkan, persoalan Remunerasi itu hanya mis komunikasi saja. Seharusnya, pimpinan setiap fakultas menjelaskan itu terhadap semua dosen.
"Kita baru pertama kali berlakukan Remunerasi, tentu ada gonjang ganjing. Memang ada permasalahan yang muncul akibat Remunerasi ini, sehingga mereka datang untuk bertanya. Jadi, tidak ada demo-demo, ini diskusi," ujarnya.
Terkait masukan dari Majelis Dosen Muda Unand, Tafdil mengatakan, ada beberapa hal yang perlu dikoordinasikan dengan lembaga yang lebih tinggi, Kemenristekdikti, Kemenkeu dan BPK.
"Mereka mempermasalahkan keadilan dalam Remunerasi, cuma itu saja tadi. Kawan-kawan yang junior ini, belum banyak mengetahui, jadi itu saja," ungkapnya. (Rahmadi/FZ)