Dosen Ilmu Budaya: Pawang Hujan Biasanya Tak Ingin Jadi Sorotan Publik

Berita Sumbar terbaru dan terkini hari ini: Dosen Ilmu Budaya Unand, konsep pawang hujan itu tidak boleh diketahui dan disoroti publik.

Aksi pawang hujan bernama Rara Istiani Wulandari di pergelaran MotoGP di Sirkuit Mandalika Lombok mendadak viral. [foto: Kanal YouTube MotoGP]

Berita Sumbar terbaru dan terkini hari ini: Dosen Ilmu Budaya Unand M Yunis mengatakan, konsep pawang hujan itu tidak boleh diketahui dan disoroti publik.

Langgam.id - Dosen Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unversitas Andalas (Unand), M Yunis menanggapi viralnya keberadaan pawang hujan di gelaran MotoGP di Sirkuit Mandalika.

Menurutnya, hal itu telah menyalahi konsep pawang hujan sebagai sebuah kebudayaan.

Yunis mengatakan, konsep pawang hujan itu tidak boleh diketahui dan disoroti publik sehingga jadi perbincangan banyak orang. "Biasanya orang yang pandai sebagai pawang hujan tidak mau diketahui," kata dia.

Yunis menyebut, akan janggal apabila pawang hujan diliput media dan menjadi buah bibir masyarakat.

Menurutnya, ketika perhelatan MotoGP di Mandalika kemarin, lebih mengarah pada tindakan yang memalukan.

"Kalau ada yang seperti itu, itu hanya akal-akalan saja supaya terkenal dan sebagainya. Pawang hujan itu harusnya hanya diketahui oleh orang yang memintanya saja," kata Yunis.

Yunis menjelaskan, penggunaan pawang hujan sudah berakar lama dalam kebudayaan Indonesia, termasuk di Minangkabau. Tetapi, kata Yunis, konsep pawang hujan berbeda dengan penangkal hujan.

"Kalau pawang hujan ini memang ada. Awan mendung itu berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Kalau menolak hujan turun, ini yang tidak bisa," kata Yunis kepada langgam.id, Senin (21/3/2022).

Yunis menjelaskan, akar sejarah pawang hujan berasal dari kebudayaan masyarakat animisme. Namun belakangan, setelah Islam berkembang di Indonesia, pawang hujan dapat diidentifikasikan berasal dari tarekat dan ilmu kebatinan.

Sebab, salah satu syarat pawang hujan, jelas Yunis, hanya bisa dilakukan oleh orang tertentu yang punya jiwa yang bersih serta amalan yang banyak.

"Secara batin, orang yang punya energi yang tinggi dari dzikir dan ibadah, dia bisa memproduksi energi positif untuk mengendalikan awan mendung," kata dia.

Menurut Yunis, berhasil atau tidaknya kerja pawang hujan, ditentukan dengan kondisi cuaca di suatu daerah.

"Awan itu memang bisa pindah kalau di tempat lain tidak hujan, tapi kalau merata hujannya, tidak akan bisa," sebutnya.

Kendatipun BMKG sudah punya prakiraan cuaca, Yunis mengatakan, eksistensi pawang hujan tetap diyakini sebagian masyarakat.

"Pawang hujan ini memang ada, dan bisa memindahkan awan mendung, tapi, yang pasti kalau menolak hujan, ini tidak akan bisa," jelas Yunis.

Sejauh amatan Yunis, hingga saat ini masyarakat di daerah yang masih kental kebudayaannya, kerap menggunakan pawang hujan saat perhelatan tertentu, seperti pernikahan, alek nagari dan kegiatan besar lainnya.

Baca juga: Cerita Iria Munengsih, Sang Pawang Hujan di Balik Iven Besar di Sumbar

"Tapi kalau yang kemarin viral itu, saya rasa tidak benar. Akal-akalan saja itu, mana ada orang yang paham bahwa ia pawang hujan mau disorot dan diliput media," pungkas Yunis.

Dapatkan update berita Sumbar terbaru dan terkini hari ini dari Langgam.id. Mari bergabung di Grup Telegram Langgam.id News Update, caranya klik https://t.me/langgamid, kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca Juga

Hindari Jerat Pinjol, PT Pegadaian Ajak Mahasiswa UNAND jadi Agen Tambah Penghasilan
Hindari Jerat Pinjol, PT Pegadaian Ajak Mahasiswa UNAND jadi Agen Tambah Penghasilan
Bahas Potensi Bisnis, UNAND Hadirkan Pemilik The Balcone Suites & Resort
Bahas Potensi Bisnis, UNAND Hadirkan Pemilik The Balcone Suites & Resort
Rektor UNAND Laksanakan Putusan PTUN terkait Jabatan Ketua LPM
Rektor UNAND Laksanakan Putusan PTUN terkait Jabatan Ketua LPM
Bentuk Satgas PPK, UNAND Komit Zero Tolerance Terhadap Kekerasan
Bentuk Satgas PPK, UNAND Komit Zero Tolerance Terhadap Kekerasan
Debat publik pertama calon gubernur dan wakil gubernur Sumatra Barat yang diselenggarakan pada Rabu (13/11/2024), mendapat tanggapan
Akademisi Unand: Debat Calon Gubernur Sumbar Kurang Konkret Bahas Tata Kelola Pemerintahan yang Baik
Rektor UNAND Laksanakan Putusan PTUN, Khairul Fahmi Tolak Duduki Jabatan WR II
Rektor UNAND Laksanakan Putusan PTUN, Khairul Fahmi Tolak Duduki Jabatan WR II