Langgam.id - Ratusan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang kembai menggelar aksi unjuk rasa kedua kalinya di Kampus II, Lubuk Lintah, Kecamatan Kuranji, Kota Padang, Rabu (11/9/2019). Tuntutan massa yang berkumpul di depan rektorat persis sama dengan yang disampaikan kemarin, Selasa (10/9/2019).
Selain itu, mahasiswa juga meminta Rektor UIN IB Padang Eka Putra Wirman melepaskan jabatannya. Teriakan itu diiringi dengan spanduk bertuliskan tuntutan mundur. Kemudian juga mengancungkan kartu merah sebagai simbol agar Rektor mundur.
“Turun, turun, turun, rektor pengecut, rektor pengecut, ayo turun,” teriak ratusan mahasiswa disambut riuh tepuk tangan.
Koordinator aksi Muhammad Jalali mengatakan, mahasiswa menuntut Rektor mundur karena tidak mau menanggapi sejumlah tuntutan mahasiswa. “Seharusnya rektor bertanggungjawab. Kemarin, kami meminta rektor menjelaskan dan transparansi dana kampus, mereka tidak mau menjelaskan dengan data yang kongkrit dan data valid, itu yang buat kami marah,” katanya.
Ia juga meminta agar Senat UIN IB Padang melakukan rapat agar bisa mencopot rektor dari jabatannya. Menurutnya, Senat berwenang untuk memberhentikan rektor dari jabatannya.
Setelah beraksi di depan Rektorat, mahasiswa kembali disambangi Rektor Eka Putra Wirman. Menurutnya, tuntutan mahasiswa tidak ada yang krusial. “Ini demontrasi kedua. Kemarin sudah terjadi pertemuan, lalu kita mediasi. Dari 13 poin yang dituntut itu sangat mungkin dibicarakan dan dicarikan solusinya,” katanya.
Rektor mengajak persoalan ini diselesaikan dengan cara baik-baik dan dimusyawarahkan. Ia meminta agar mahasiswa mengutus perwakilan untuk membicarakan bersama hal tersebut dengan pihak Rektorat.
“Kami siap beraudiensi dan menjelaskan persoalan itu dan mencarikan jalan keluar. Kita bicarakan dengan cara tertib. Kita bahas poin-perpoin, tidak ada yang krusial, semua bisa dijelaskan,” katanya.
Eka juga menanggapi soal tuntutan mahasiswa yang meminta dirinya mundur dari jabatan Rektor UIN IB Padang. Menurutnya, kewenangan memberhentikan Rektor berada di tangan Menteri Agama dan bukan pada senat Universitas. Ia pun menyuruh mahasiswa melapor ke Menteri jika menghendakinya mundur.
“Ini yang anda tunggu-tunggu, soal mundurnya rektor dan wakil rektor. Saya tunjukan jalan yang lurus, kirim surat ke Menteri Agama. Sampaikan bahwa tidak percaya dan minta Menteri Agama melakukan sesuatu sesuai dengan tuntutan anda,” katanya.
Selain itu, Eka juga meminta mahasiswa tertib saat melakukan aksi. Jangan sampai merusak fasilitas kampus. “Jadi ada tiga poin yang saya sampaikan. Silahkan kirim delegasi untuk musyawarah bersama rector. Lalu, silakan kirim surat ke menteri agama soal pengunduran diri dan jangan lakukan anarkisme, tolong dijaga keamanan kita,” tutupnya. (Rahmadi/RC)