Langgam.id - Direktur Utama (Dirut) RSUP M Djamil Padang Yuswirwan Yusuf mengaku kesal dengan orang-orang yang tidak percaya dengan Covid-19 dan menyebar berita bohong seputar Covid-19.
Bahkan dia menantang dan mempersilahkan datang jika ada orang-orang yang ingin melihat penanganan Covid-19 secara langsung di rumah sakit. Dirinya mengaku stres sejak pertumbuhan angka kematian di rumah sakit semakin luar biasa.
"Sebanyak 300 persen peningkatan kematian dalam satu bulan terakhir, bagi bapak-bapak, dai-dai yang belum percaya saya ajak ke M Djamil, saya ajak ke ICU, bagaimana sesaknya orang seperti ikan ditaruh di luar air menunggu ventilator," katanya lewat pertemuan yang disiarkan lewat akun Youtube Senarai TV beberapa waktu lalu.
Dia mengatakan itu saat menjadi pembicaraan dalam diskusi virtual blak-blakan pandemi Covid-19 yang diadakan oleh Yayasan Senarai Sumatera Barat.
Saat dikonfirmasi terkait pernyataan itu, Yuswirwan mengatakan pernyataannya itu sebenarnya imbauan untuk membangun kebersamaan dan aksi untuk menangani Covid-19. Ia juga menginginkan adanya aksi dari organisasi keagamaan dalam menanggulangi pandemi.
"Kita ingin ada aksi dari organisasi keagamaan, karena masyarakat kita itu masih mendengar perkataan dari tokoh masyarakat dan dai dengan catatan dilakukan secara intens," katanya di RSUP dr M Djamil Padang, Senin (26/7/2021).
Dirinya mengaku bersedia membawa orang-orang yang tidak percaya Covid-19 melihat langsung ke rumah sakit.
"Kalau kita melihat orang bagaimana mengganti pakaian APD, sedih kita melihatnya, jadi saya rasa saya undang itu artinya mari kita lihat, ada sekian ratus orang yang terbaring karena Covid-19," katanya.
Dia pun tidak habis pikir masih ada kalangan yang tidak percaya bahaya covid-19 di tengah lonjakan kasus positif dan angka kematian yang meningkat.
"Jadi sebenarnya yang di Senarai itu saya ingin mengadu beginilah kondisinya, jadi apakah kita di daerah tetap jalankan protokol kesehatan Covid-19 atau tidak?" katanya.
Dia melanjutkan, angka kematian Covid-19 di Sumbar memang di bawah lima persen, tetapi itu menyangkut nyawa manusia. Nyawa manusia, kata dia, sangat berharga dan tidak bisa dihargai seperti nyawa binatang. Satu nyawa sekalipun harus diselamatkan.
"Jadi boleh kalau ada yang ingin datang melihat, ini disini ada petugas kita disini kalau mau lihat," katanya. (Rahmadi/ABW)