Dialog Budaya di UIN Imam Bonjol Angkat Spiritualitas dan Konservasi Harimau Sumatra

Langgam.id – Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang menggelar Dialog Budaya dan Kemerdekaan dengan tema “Spiritualitas dan Konservasi Harimau Sumatra”, Kamis (28/8/2025) di Gedung J Kampus III Sungai Bangek.

Kegiatan ini menghadirkan akademisi, peneliti, tokoh adat, serta pemerhati lingkungan untuk membahas keterkaitan nilai budaya, spiritualitas, dan pelestarian satwa langka Harimau Sumatra.

Kepala BKSDA Sumbar, Rusdiyan P Ritonga mengungkapkan bahwa konflik manusia dengan satwa liar, khususnya harimau, masih sering terjadi di Sumatra Barat.

Hingga kini, pihaknya mencatat 10 individu harimau telah ditranslokasi ke habitat baru, sementara enam lainnya masih berada di sekitar lokasi konflik.

Ia menekankan pentingnya konsep Nagari Ramah Harimau sebagai langkah membangun harmonisasi masyarakat dengan satwa.

“Penyelesaian konflik harus mengutamakan keselamatan manusia sekaligus menjaga kelestarian satwa,” ujarnya.

Pemerhati sejarah dan adat Minangkabau, Yulizar Yunus menyoroti kedudukan harimau dalam tradisi Minangkabau. Menurutnya, harimau bukan sekadar predator, melainkan bagian dari kosmologi masyarakat, simbol kekuatan, penjaga nilai, dan pengingat etika sosial.

“Dalam budaya Minang, harimau hadir sebagai simbol keseimbangan dan identitas adat,” jelasnya.

Dari perspektif penelitian, Mohammad Fathi Royyani dari Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi BRIN menekankan ancaman serius deforestasi dan perburuan.

Ia menyebut konservasi tidak cukup hanya dengan pendekatan teknis ekologi, melainkan harus dipadukan dengan budaya, kebijakan, nilai agama, dan keterlibatan masyarakat. “Konservasi juga soal spiritualitas dan etika,” tegasnya.

Sementara itu, ahli biologi Universitas Andalas, Fernando Dharma, mengingatkan bahwa Indonesia pernah kehilangan Harimau Bali dan Harimau Jawa. Kini, Harimau Sumatra menjadi satu-satunya spesies tersisa yang harus dilindungi.

“Melestarikan harimau berarti menjaga hutan, air, dan kehidupan. Tanpa harimau, ekosistem kehilangan penyeimbangnya,” katanya.

Dosen Fakultas Biologi dan Pertanian Universitas Nasional, Fachruddin Mangunjaya menambahkan pentingnya peta jalan konservasi yang mengintegrasikan nilai agama dan spiritualitas. Ia menilai ajaran agama berperan strategis dalam menumbuhkan kesadaran ekologis di masyarakat.

“Dialog ini menegaskan bahwa konservasi Harimau Sumatra bukan sekadar isu ekologi, tetapi juga berkaitan erat dengan budaya, spiritualitas, dan identitas masyarakat,” tuturnya. (*)

Baca Juga

UIN Imam Bonjol Padang menerima penghargaan dari Menteri Agama Republik Indonesia sebagai Badan Publik dengan Kualifikasi Informatif.
UIN IB Padang Raih Penghargaan Badan Publik dengan Kualifikasi Informatif dari Menag
UIN Imam Bonjol Padang bekerjasama dengan Hayati Sumatra Barat sedang mengadakan pelayanan pascabencana bagi civitas akademika UIN IB Padang.
UIN IB Padang Gelar Pelayanan Pascabencana, Gratis Servis Motor
PPID UIN Imam Bonjol Padang berhasil meraih piagam penghargaan sebagai “PPID Unit PKTN Berkinerja Terbaik” dalam kegiatan Evaluasi
PPID UIN Imam Bonjol Padang Raih Penghargaan PPID Unit PKTN Berkinerja Terbaik dari Kemenag
Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang melaksanakan pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan bagi pejabat
Rektor UIN IB Padang Lantik Pejabat Baru Kepala Lembaga, SPI, dan Sekretaris Prodi Periode 2025-2029
BTN Syariah menyerahkan bantuan sembako kepada UIN Imam Bonjol Padang sebagai bentuk kepedulian terhadap mahasiswa dan warga kampus yang
Pascabencana Alam, UIN Imam Bonjol Padang Terima Bantuan dari BTN Syariah
LPM UIN Imam Bonjol Padang menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) Pemetaan Dokumen Mutu Kemahasiswaan di Gedung Rektorat,
Penguatan Sistem Penjaminan Mutu Kemahasiswaan, LPM UIN IB Padang Gelar FGD