Langgam.id - "Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, perkenalkan saya Alya Sarah Lawindo, lahir dan besar di Virginia of Washington DC, Amerika Serikat, dan saya salah satu mahasiswa di American University Majoring International Studies, kedua orang tua saya berasal dari Sumatra Barat yang merantau ke Amerika Serikat."
Begitulah sapaan pertama kali Uni Alya yang sering dipanggil teman-temannya sesama kuliah di Amerika, terutama asal Indonesia, menyapa puluhan mahasiswa Universitas Bung Hatta di ruang sidang Fakultas Teknologi Industri Universitas Bung Hatta, Jumat (14/7/2023) lalu.
Kehadiran Alya yang juga menjadi guru mengaji dan aktif mengenalkan Budaya Minangkabau di negeri Paman Sam tersebut adalah dalam rangka Bung Hatta Memorial Lecture Series, meningkatkan wawasan dan jejaring mahasiswa Universitas Bung Hatta dengan menghadirkan Alya untuk berbagi cerita bagi civitas akademika Universitas Bung Hatta dengan tema Yang Muda Yang Berkarakter "Ndak Lakang Dek Paneh, Ndak Lapuak Dek Hujan".
Alya Sarah Lawindo merupakan salah satu anak muda Indonesia yang memiliki prestasi di Amerika Serikat baik dari segi akademik, seni dan agama berbagi cerita dengan puluhan mahasiswa dan beberapa pimpinan dan dosen Universitas Bung Hatta yang berkesempatan hadir.
Acara dibuka oleh Wakil Rektor III Universitas Bung Hatta, Dr. Hidayat, S.T., M.T. IPM dan dimoderatori oleh Ir. Iman Satria, S,T., M.T., IPM, Asean, Eng.
Dalam hantaran katanya, Hidayat menyampaikan ucapan terima kasih kepada Alya yang sudah berkenan hadir di kampus Universiatas Bung Hatta. Kegiatan ini diharapkan dapat menambah wawasan dan jejaring mahasiswa Universitas Bung Hatta, sehingga tumbuh motivasi dan percaya diri mahasiswa dengan adanya jejaring dengan mahasiswa asing.
Tema acara "Yang Muda Yang Berkarakter, Ndak Lakang Dek Paneh dan Ndak Lapuak Dek Hujan" sudah ditunjukan oleh Alya dalam kesehariannya yang lahir dan tumbuh di Amerika. Pengalaman Alya diharapkan bisa menjadi pedoman mahasiswa Universitas Bung Hatta, imbuh Hidayat.
Alya menceritakan bahwa Bapak dan Ibu nya merupakan orang asli Minangkabau. Lahir dan besar di Washington DC, America Serikat. Sejak usianya masih enam tahun bersama kedua orang tuanya yang mendirikan kelompok Rumah Gadang USA, bagi orang tuanya mengajari anak-anak bahasa daerah dan seni merupakan sesuatu yang sangat penting agar adat-istiadat tidak luntur meski jauh dirantau.
Di Amerika Alya aktif dalam organisasi IMAAM (Indonesian Moslem Assosation In Amerika) untuk kegiatan agama, untuk kegiatan masyarakat Minang dia aktif di organisasi Minang In Amerika yang menggaet generasi Minang yang lahir dan besar di Amerika. Selain itu untuk melestarikan seni dan budaya Alya aktif pada organisasi Rumah Gadang Group USA.
Kerja keras, percaya diri dan kemandirian yang dilandaskan pada falsafah budaya Minangkabau "adat basandi syara, syara bersandi kitabullah" menjadi modal dasar bagi Alya tumbuh dan berkembang di Amerika. Peran Ayah dan Ibu dalam membimbing dan membina sangat menentukan perkembangan Alya.
Dimoderatori oleh Iman Satria salah satu dosen dosen milenial FTI Universitas Bung Hatta ini membuat acara semakin antusias, dan mahasiswa dalam menanggapi dan bertanya pada Alya sangat tinggi.
Dalam acara yang berlangsung tersebut, terlihat hadir juga Dosen-dosen FTI Universitas Bung Hatta diantaranya Zulfadli, S.Kom., M.Sc, Yusrizal Bakar, S.T., M.T, M. Iqbal, S.T., M.T ,Kabag Kemahasiswan Loly, S.H, serta Sekretariat Rektor/Kehumasan Indrawadi,S.Pi .(*/Fs)