Dampak Covid-19, Penjualan Rumah Mewah di Sumbar Turun Signifikan

Dampak Covid-19, Penjualan Rumah Mewah di Sumbar Turun Signifikan

Perumahan d'royal village di Padang. (Foto: droyalvillage.com)

Langgam.id - Wabah pandemi Covid-19 ikut berdampak terhadap penjualan rumah mewah di Sumatra Barat yang mengalami penurunan signifikan.

Ardinal, Ketua Dewan Pengurus Daerah Real Estate Indonesia (DPD REI) Sumatra Barat mengatakan untuk rumah komersil kategori mewah dengan harga di atas Rp500 juta mengalami penurunan penjualan sangat tajam.

"Kalau rumah mewah (penjualan) turun jauh, lebih dari 50 persen. Karena, orang - orang banyak menahan pengeluaran," katanya kepada langgam.id, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, di tengah pandemi Covid-19, mereka yang berencana membeli rumah kedua (kategori mewah) lebih menahan diri, karena dianggap bukan lah kebutuhan mendesak.

"Jadi, kondisi ekonomi ke depan belum menentu, sehingga orang yang punya uang pun menahan pengeluaran," ujarnya.

Sementara itu, untuk rumah murah, ia menyebutkan permintaan masih sangat tinggi. REI, imbuhnya, menargetkan bisa membangun 3.000 unit rumah subsidi di seluruh Sumbar tahun ini.

"Target kami 3.000 unit insya allah terpenuhi. Karena ini kan program pemerintah dan permintaannya juga sangat tinggi,” katanya.

Ia mengatakan pandemi Covid-19 secara umum tidak berpengaruh terhadap permintaan rumah subsidi di daerah itu. Namun, kesulitan yang dihadapi konsumen adalah proses di perbankan yang mulai diperketat.

“Secara permintaan masih sangat tinggi, karena orang butuh rumah. Tapi sekarang proses di bank agak susah,” ujarnya.

Ia mengatakan sejak pandemi Covid-19, perbankan makin memperketat proses untuk mendapatkan kredit rumah bersubdisi. Sebab, bank juga tidak ingin rugi dengan potensi kredit macet yang begitu tinggi, sehingga harus lebih selektif dalam memberikan pembiayaan.

Selain proses di perbankan yang kian diperketat, pembangunan rumah bersubsidi di daerah itu juga terkendala karena mahalnya harga tanah, sehingga pengembang lebih memilih membangun di pinggir kota.

“Memang karena harga tanah yang mahal, pembangunan rumah subsidi banyak dibangun di pinggir kota. Untuk Kota Padang tengah kota tidak ada lagi, harga tanah sudah tidak memungkinkan untuk bangun rumah subsidi,” katanya.

Meski begitu, ia memastikan pihaknya akan terus mendukung program pemerintah untuk pengadaan rumah murah bagi masyarakat. Selain REI, pembangunan rumah subsidi juga dilakukan pengembangan di bawah Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi).

Adapun, data pemda setempat mencatat kebutuhan rumah di daerah itu mencapai 400.000 unit, sedangkan untuk Kota Padang saja permintaan mencapai 10.000 unit per tahun. (*/HFS)

Baca Juga

Perkuat Bisnis Properti, HK Realtindo Hadirkan New Premium Cluster di H City Sawangan
Perkuat Bisnis Properti, HK Realtindo Hadirkan New Premium Cluster di H City Sawangan
Bank Nagari Tawarkan Pinjaman Pola Syariah untuk Kredit Properti
Bank Nagari Tawarkan Pinjaman Pola Syariah untuk Kredit Properti
Bisnis Inkubasi Non Semen PTSP Sumbang Pendapatan Rp5,42 Miliar
Bisnis Inkubasi Non Semen PTSP Sumbang Pendapatan Rp5,42 Miliar
Pinhome dan BNI Syariah Adakan Virtual Event Properti dan Lelang Terbesar di 2020
Pinhome dan BNI Syariah Adakan Virtual Event Properti dan Lelang Terbesar di 2020
REI Sumbar Optimis Target Bangun 3.000 Unit Rumah Subsidi Tahun Ini Terpenuhi
REI Sumbar Optimis Target Bangun 3.000 Unit Rumah Subsidi Tahun Ini Terpenuhi
BNI Syariah Kembangkan Produk BNI Griya Swakarya iB Hasanah
BNI Syariah Kembangkan Produk BNI Griya Swakarya iB Hasanah