Langgam.id - Pemprov Sumbar berupaya mencarikan solusi bagi siswa SMK yang kesulitan melaksanakan pembelajaran praktik secara daring di masa pandemi covid-19.
Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy mengatakan, bahwa di SMK, selain teori, juga harus diiringi praktik untuk meningkatkan skill atau keahlian. Hal ini karena orientasinya adalah dunia kerja.
"Di masa pandemi, praktik menjadi kendala dan sangat tidak efektif bila dilakukan secara daring. Ini yang akan kita carikan solusi," ujar Audy saat meninjau sejumlah SMK di Padang, Selasa (24/8/2021).
Audy mengungkapkan, jika penyebaran covid-19 di daerah itu bisa dikendalikan, maka pembelajaran tatap muka bisa dilaksanakan.
Saat ini terangnya, secara umum penyebaran covid-19 di Sumbar sudah mulai melandai. Penanganan bisa lebih tepat dan cepat dengan peningkatan testing dan tracing yang terus dilakukan.
Audy menjelaskan, bahwa untuk testing, Sumbar di peringkat empat di Indonesia. Sementara untuk tracing, Sumbar hanya kalah dari DKI Jakarta.
"Hasilnya penanganan bisa lebih maksimal hingga kasus aktif mulai melandai. Namun belum semua yang bisa melakukan pembelajaran tatap muka terutama untuk Padang yang masih PPKM level 4," bebernya.
Audy mengatakan, penerapan PPKM level 4 di Padang dikarenakan tingkat keterisian tempat tidur bagi pasien covid-19 di rumah sakit (BOR) masih tinggi.
Meski hal tersebut disebabkan karena rumah sakit di Kota Padang menampung pasien dari seluruh daerah di Sumbar bahkan provinsi tetangga.
"Masalah BOR ini juga menjadi salah satu fokus kita. Mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa teratasi," harap Audy.
Baca juga: Butuh Pembelajaran Praktik, SMK di Padang Harap Belajar Tatap Muka Dimulai
Ia mengharapkan Dinas Pendidikan Sumbar untuk mencarikan solusi untuk pembelajaran tatap muka di Padang, diantaranya dengan pembagian jam sekolah atau sistem shift. Kemudian dengan memaksimalkan vaksinasi bagi siswa.
Vaksinasi Siswa Belum Merata
Audy mengungkapkan, bahwa vaksinasi untuk siswa sudah dimulai, namun belum merata. Hal ini disebabkan karena kekurangan stok vaksin.
"Terakhir kita mendapatkan tambahan sekitar 100 ribu dosis vaksin namun prioritasnya adalah suntikan kedua. Kalau tidak diberikan sekarang, jarak antara vaksin pertama dan kedua terlalu jauh," tutur Audy.
Audy menyebutkan, siswa sebenarnya antusias untu vaksin agar bisa secepatnya sekolah tatap muka. Namun stok vaksin di Sumbar tidak ada.
Kita akan terus ajukan ke pusat agar bisa secepatnya melakukan vaksinasi bagi siswa," ucap Audy.
Sebelumnya, Kepala SMKN 6 Padang Sriwirdani mengaku, bahwa saat ini sekolahnya mengalami kesulitan pembelajaran daring oleh guru dan siswa, terutama untuk pembelajaran praktek.
Ia mengatakan, bahwa siswa SMK sangat membutuhkan proses belajar secara tatap muka. Sebab, pembelajaran secara pratikum juga sangat dibutuhkan.
"Kami berharap ada solusi agar lulusan SMK tetap memiliki kualitas dan kapasitas skill yang bisa diterima di dunia kerja," ujar Sriwirdani.