BMKG: Bibit Siklon Tropis Picu Pertumbuhan Awan dan Timbulkan Hujan di Sumbar

BMKG: Bibit Siklon Tropis Picu Pertumbuhan Awan dan Timbulkan Hujan di Sumbar

Bibit siklon tropis 94s hasil pantauan BMKG. (Gambar: BMKG Minangkabau Padang Pariaman)

Langgam.id - Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) memantau adanya pertumbuhan bibit siklon tropis yang diberi kode 94s di wilayah barat daya perairan Indonesia, Rabu (16/11/2022). Tepatnya di perairan Bengkulu, dan terus bergerak arah tenggara.

Diperkirakan bibit siklon tropis ini berpotensi menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan dengan kemungkinan sedang.

"Posisi bibit siklon tropis itu di Barat Daya Bengkulu, bergerak menjauh terus ke arah barat daya wilayah perairan Indonesia," kata Kepala Stasiun Meteorologi Kelas II BMKG Minangkabau, Padang Pariaman, Sakimin saat dihubungi Langgam.id, Kamis (18/11/2022).

Pertumbuhan siklon tropis ini kata Sakimin, paling berdampak ke wilayah Sumatra dan sebagian Jawa. Di Sumbar sendiri, adanya bibit tersebut cukup berdampak lumayan banyak.

"Memang dari kemarin, bibit siklon itu sudah ada pengaruhnya secara langsung. Ekor siklon itu membuat angin tersedot ke sana dan mengalami perlambatan di Sumatra Barat," ujarnya.

Dengan adanya perlambatan angin tersebut, hal ini menyebabkan pertumbuhan awan-awan hujan yang cukup masif. Khususnya bagi wilayah di Sumatra Barat dan perairan Samudera Hindia.

Baca Juga: 10 Hari Terakhir, Intensitas Hujan di 3 Daerah Ini Tertinggi di Sumbar

Sedangkan lanjut Sakimin, pembentukan awan hujan yang sekarang mengguyur Sumbar dan disekitarnya, adalah hasil penguapan yang sebelumnya ada di Samudra. Hal tersebut juga berpengaruh terhadap proses terjadinya hujan.

"Suhu muka laut sendiri sekarang posisinya positif. Jadi relatif menghangat. Jadi kelembaban di samudra cukup tinggi, sehingga membentuk awan-awan hujan," paparnya.

Biasanya kata Prakirawan BMKG itu, bibit siklon tropis ini akan menghilang dalam dua atau tiga hari. Hanya saja, masih ada potensi lain yang bisa mengakibatkan cuaca buruk di daratan Sumatra.

"Saat ini ada juga konvergen (daerah pertemuan antar angin tropis -red) antara Kalimantan dan Sumatra. Kalau nanti siklon tropisnya sudah pudar. Angin masuk akan lebih banyak dari Samudra Hindia ke daratan Sumatra," ucap Sakimin.

Ia menyebutkan, sampai pada akhir tahun ini hujan dengan intensitas lebat sampai ekstrem masih bisa terjadi. (Dharma Harisa/SS)

Ikuti berita Sumatra Barat hari ini, terbaru dan terkini dari Langgam.id.  Anda bisa bergabung di Grup Telegram Langgam.id News Update di tautan https://t.me/langgamid atau mengikuti Langgam.id di Google News pada tautan ini.

Baca Juga

Gempa dengan magnitudo 4,6 mengguncang Air Haji, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat (Sumbar) pada Senin (22/4/2024) sekitar pukul
Gempa M4,6 Guncang Pessel, BMKG: Akibat Aktivitas Sesar Lokal
BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau Padang Pariaman, memprakirakan kondisi cuaca sepekan ke depan di Sumatra Barat akan diwarnai
BMKG Prakirakan Sumbar Diguyur Hujan Lebat Disertai Petir Sepekan ke Depan
Selama Maret 2024, terdapat 105 kali kejadian gempa bumi terjadi di wilayah Sumatra Barat (Sumbar) dan sekitarnya. Frekuensi gempa terbesar
BMKG: 105 Kali Gempa Terjadi di Sumbar Selama Maret 2024
BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau Padang Pariaman, memprakirakan kondisi cuaca sepekan ke depan di Sumatra Barat akan diwarnai
BMKG Minangkabau: Waspada Hujan Lebat di Pesisir Sumbar Jelang Idulfitri 1445 H
Sebanyak 39 kali gempa terjadi di wilayah Sumatra Barat (Sumbar) dan sekitarnya selama periode 22-28 Maret 2024. Selama periode ini
Gempa Magnitudo 5,3 Guncang Pesisir Selatan Sore Ini
Gempa M 4,4 di Batusangkar Akibat Aktivitas Sesar Sumatra Segmen Sumani
Gempa M 4,4 di Batusangkar Akibat Aktivitas Sesar Sumatra Segmen Sumani