Langgam.id – Sampah yang ada di tengah-tengah masyarakat jika dikelola dengan baik, tidak hanya akan mengurangi tumpukan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Namun, juga bernilai atau menjadi salah satu asset ekonomi bagi masyarakat.
Begitulah cara berpikir Asosiasi Bank Sampah Indonesia (Asobsi) yang diketua Mina Dewi Sukmawati.
Menurut Dewi, banyak hal yang bisa digali dari sampah, selaian dijadikan untuk kerajinan, juga akan memberi penghasilan tambahan bagi ibu-ibu rumah tangga.
“Banyak hal yang bisa dibuat, sampah itu bisa kita kelola, hasilnya beragam, mulai dari tas, dompet, gantungan kunci, bros, vas bunga dan suvenir lainnya,” ujar Dewi melalui rilis yang diterima Langgam.id, Senin (9/9/2019).
Sampah tersebut, kata Dewi, dapat dikelola dan dijadikan hal-hal yang bermanfaat sekira 80 persen. “Jadi, yang akan dibuang ke TPA, itu hanya sekira 20 persen saja. Tumpukan sampah di TPA akan berkurang,” jelasnya.
Hingga saat ini, menurut Dewi, Asobsi Kota Padang sudah banyak memberikan edukasi kepada anggota, mulai dari pelatihan membuat kerajinan, bahkan Asobsi Kota Padang juga sudah bekerjasama dengan Pegadaian.
Kerajinan yang dibuat, kata Dewi, itu juga menyesuaikan dengan kebutuhan pasar. Seperti suvenir untuk pernikahan, hiasan ruang tamu dan lain sebagainya.
Dikatakan Dewi, kita bisa mengolah sampah itu dengan menjadikannya bernilai tinggi, bahkan banyak model yang bisa dibuat, sehingga tidak terlihat bahwa itu berasal dari sampah.
“Sampah rumah tangga jika dikelola dengan baik, itu akan mampu meningkatkan ekonomi, dan akan terus menggaet masyarakat meminati kerajin ini,” ucapnya.
Data dari Asobsi Kota Padang, jumlah bank sampah yang aktif hingga saat ini, sebanyak 12 unit. “Kita ingin terus membimbing masyarakat untuk mengelola bank sampah kedepannya,” ungkap Dewi.
Dewi juga berharap, setiap RT atau RW di Kota Padang dapat membangun dan mendorong berdirinya bank sampah. Sehingga, akan mengurangi sampah yang berserakan di daerah kita.
“Adanya hal ini, juga diharapkan seluruh masyarakat terinspirasi, karena tidak hanya mengurangi jumlah sampah, namun juga meningkatkan ekonomi, jika sampah tersebut dikelola dengan baik,” katanya.
Dewi bertekad, akan terus memberikan motivasi kepada masyarakat yang belum memiliki bank sampah. Sehingga sampah rumah tangga bisa menajdi aset bagi masyarakat nantinya.
“Ini adalah upaya mengurangi tumpukan sampah di TPA,” ujarnya. (*/ZE)