Langgam.id - Pemko dan DPRD Padang sepakat menyetujui dan menetapkan APBD 2022 sebesar Rp2,823 triliun.
Wali Kota Padang Hendri Septa mengatakan, bahwa prioritas pembangunan Kota Padang di 2022 akan tetap menjalankan program pembangunan sesuai visi dan misi Kota Padang.
Terutama terang Hendri yaitu di sektor pendidikan, perdagangan dan pariwisata.
Ketiga sektor ini ungkap Hendri, harus digiatkan nanti di samping sektor penting lainnya. Salah satunya UMKM yang terganggu sejauh ini akibat pandemi.
Ia berharap, pemko dan DPRD serta seluruh komponen masyarakat senantiasa saling bahu-membahu ke depan.
"Insya Allah kita optimis tahun 2022 nanti adalah tahun gemilang buat kita,” ujarnya saat rapat paripurna terkait Penyampaian Pendapat Akhir Fraksi-Fraksi DPRD Kota Padang tentang APBD Kota Padang 2021, Senin (29/11/2021).
Hendri meminta kepada seluruh kepala OPD Pemko Padang agar dapat memperhatikan dan menindaklanjuti saran-saran dan masukan yang telah diberikan seluruh anggota fraksi DPRD.
Menurutnya, masukan dan saran yang diberikan masing-masing fraksi tentu menjadi catatan penting bagi pemko. Yaitu, untuk membangun Kota Padang di 2022 nanti.
"Meski belum bisa dipastikan pandemi covid-19 ini kapan berakhirnya, semoga kita tetap bekerja dengan maksimal dan mampu lebih majukan pembangunan Kota Padang ke depan,” harapnya.
Hendri mengucapkan terima kasih kepada DPRD Kota Padang yang telah mendukung dalam penetapan APBD 2022. Sehingga penetapan APBD sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Ia mengungkapkan, paling lambat tiga hari setelah APBD Kota Padang 2022 disetujui, pihaknya akan menyampaikan ke Gubernur Sumbar untuk dievaluasi.
Baca juga: Capaian Vaksinasi Padang Pekan I Desember Ditarget 70 Persen
"Insya Allah sesuai jadwal yang telah ditentukan Perda Kota Padang tentang APBD Kota Padang 2022 ini dapat ditetapkan. Kemudian, awal Januari 2022 telah dapat dilaksanakan," ucap Hendri.
Sementara itu, APBD Padang 2022 sebesar Rp2,823 triliun tersebut, rinciannya terdiri dari pendapatan daerah Rp2,642 triliun. Berikutnya, belanja daerah Rp2,786 triliun dan terjadi defisit sebesar Rp143,97 miliar.